6 Keunggulan Penerapan Metode Agile bagi Start Up

Penerapan metode agile memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan metode waterfall. Meskipun, biasanya metode yang diterapkan dalam pengerjaan proyek bergantung dengan kebutuhan. Namun, untuk model start up, metode agile lebih baik untuk digunakan. Apalagi jika start up tersebut memiliki budget yang tidak terlalu besar di awal.

Mengenal Metode Agile

Mengikuti arti harfiahnya yang berarti lincah, metode agile menekankan pada kelincahan dan kecepatan dalam pembuatan sistem start up. Fokus utamanya adalah bagaimana memberikan pengalaman pengguna yang cepat dan responsif. Karena, dalam dunia start up, kecepatan menjadi salah satu faktor kunci yang menentukan publikasi.

Dengan publikasi yang baik, perusahaan dapat terlebih dahulu menjaring minat, bahkan sebelum aplikasinya diluncurkan. Dari situ, diperkirakan akan banyak peminat sehingga start up tersebut cepat melejit. Semakin cepat start up melejit, semakin mudah untuk menarik angel investor guna membiayai pengembangannya. Maka, penerapan metode agile sangat cocok memfasilitasi ini.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HR Suites hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Keunggulan Metode Agile

Dari gambaran sekilas di atas, poin besar metode agile sudah bisa ditangkap. Namun, untuk rincinya, paling tidak ada 7 keunggulan metode agile dibandingkan lainnya.

1.      Proyek Dapat Dirilis Lebih Cepat

Ini merupakan keunggulan yang utama dari penerapan metode agile. Dengan berfokus kepada hal-hal yang menjadi poin utama, proyek start up dapat dirilis dengan lebih cepat. Dan, dalam dunia start up, keunggulan kecepatan dapat memberikan keunggulan lainnya. Baik dari segi publisitas, maupun aliran dana.

Dengan kecepatan itu pula, perusahaan dapat melakukan branding sebagai ahli, yang terbaik dalam bidang tersebut. Ini akan memberikan peluang untuk menguasai ceruk pasar yang dituju. Dengan menguasai ceruk pasar sejak awal, dominasi start up di bidang tersebut akan cukup sulit untuk digoyang.

penerapan metode agile2.      Proyek Lebih Responsif Terhadap Kebutuhan User

Penerapan metode agile memberikan keleluasaan bagi developer untuk menambah atau mengganti fitur sesuai requirements. Requirements ini dapat berasal dari masukan user atau hasil analisa backlog dengan tim pengembangan. Keduanya merupakan unsur penting dalam mendapatkan feedback untuk pengembangan sistem.

Fitur yang dikembangkan dari masukan user, tentu akan memberikan kepuasan bagi user tersebut. User yang mendapati bahwa perusahaan cukup responsif terhadap masukan, tentu akan merasa puas dan bertambah loyal. Sedangkan hasil analisa backlog dapat digunakan untuk menyempurnakan kecepatan dan keandalan sistem start up tersebut.

Keteribatan user secara aktif ini sangat penting dalam menjalankan sebuah start up. Karena komoditas utama dari start up adalah Big Data. Dan, big data tersebut tidak dikumpulkan sendiri oleh developer, melainkan di-input oleh user. Sistem ini akan me-maintain data untuk tetap bertambah dan semakin besar, yang mana kemudian dapat diolah dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan.

penerapan metode agile3.      Interaksi Client dan Deveoper Lebih Intens

Proyek yang berasal dari klien tentu membutuhkan penjelasan dan interaksi agar benar-benar sesuai keinginan klien. Tantangannya, keinginan klien terkadang kurang dapat digali di awal. Bisa dari penjelasan klien yang kurang atau memang karena sejak awal klien tersebut belum memikirkannya. Bisa jadi, ketika di tengah perjalanan proyek, baru klien tersebut mendapat ide.

Oops! We could not locate your form.

Dengan penerapan metode agile, hal seperti ini tidak akan menjadi masalah. Karena metode ini  bersifat incremental dan iterative, alias mengakomodasi penambahan yang berulang-ulang. Dengan demikian, ide yang klien dapatkan ketika pengerjaan proyek sedang berlangsung dapat langsung diterapkan.

Selain itu, kemudahan ini juga membuka kemungkinan bagi proyek tersebut untuk terus berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Ini tentu kabar yang menggembirakan karena berarti akan terus ada proyek untuk dikerjakan. Apalagi, semakin lama tingkat kepercayaan antara pelanggan dan developer akan semakin tinggi.

4.      Tim Bekerja dengan Kecepatan yang Stabil

Penerapan prinsip incremental dan iterative memberikan keleluasaan bagi tim untuk bekerja dalam kecepatan yang terukur. Berbeda halnya dengan metode waterfall yang biasanya bekerja dengan kecepatan penuh dan semakin menurun seiring selesainya proyek. Penerapan metode agile akan mendorong tim bekerja dengan kecepatan yang stabil dan terukur.

Kecepatan yang stabil ini perlu sehingga proyek dapat berjalan dengan lancar. Karena, kecepatan pengembangan yang terukur juga memberikan keleluasaan dalam mengatur anggaran. Dengan demikian, anggaran dapat dihemat dan dikeluarkan hanya saat dibutuhkan. Ini tentu berbeda dengan metode waterfall yang menuntut banyak sumber daya harus tersedia sejak awal.

penerapan metode agile5.      Tim Bisa Mengevaluasi dan Mereview Tingkat Keberhasilan

Membuat proyek seperti halnya berlatih tanding, ada kalanya menang, ada kalanya kalah. Faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut sangatlah banyak, baik dari  eksternal maupun internal. Meski, seringkali semua hal yang mungkin  mengancam sudah diantisipasi, namun terkadang tetap tak berjalan sesuai harapan.

Oleh karena itu, meski telah melakukan analisa SWOT sejak awal, mungkin saja hasilnya berbeda. Ketika itu terjadi, tentu merupakan kerugian yang sangat besar. Kita sering mendengar perusahaan-perusahaan besar menghentikan pengembangan sistem. Padahal, investasi yang mereka keluarkan telah mencapai jutaan hingga milyaran dollar.

Dengan penerapan metode agile, hal ini dapat dihindari. Karena metode agile memberikan kemungkinan tim untuk dapat melakukan review sejak awal dan secara berkala. Dari hasil review tersebut, arah pengembangan sistem dapat sewaktu-waktu berubah. Penyempurnaan pun tak harus menunggu waktu lama sehingga dapat disalip oleh kompetitor.

6.      Pengerjaan Proyek Dapat Dipecah Sesuai Tim

Penerapan metode agile memungkinkan setiap proyek dipecah menjadi proyek-proyek kecil dan digarap secara simultan. Kemungkinan ini didapat karena sejak awal, sistem hanya berfokus pada pokoknya saja, dengan desain dan implementasi sesederhana mungkin. Tentunya, ini akan memberikan ruang independensi yang lebih luas bagi setiap tim.

Dengan membagi proyek ke dalam tim-tim yang lebih kecil, pengorgansasian juga dapat dipersempit. Sehingga koordinasi dapat dilakukan secara internal tim dan antar tim. Ini tentu dapat mempercepat selesainya masing-masing proyek sesuai tenggat waktu  yang disepakati.

Memonitor Tim Metode Agile Dengan Mudah

Tantangan dari perusahaan atau manajer proyek adalah untuk memonitor tim tersebut agar tetap bekerja sesuai dengan timeline yang telah disepakati. Proses monitoring ini dapat mengganggu kecepatan pengerjaan proyek jika tidak dilakukan dengan cermat. Laporan pencapaian proyek dan kinerja dapat menjadi kewajiban administratif yang menghambat.

Untuk itu, perusahaan perlu menerapkan sistem monitoring yang cerdas dan akurat. Digitalisasi jelas menjadi sebuah opsi dalam hal ini. Tentu, fitur-fitur canggih harus disematkan agar administrasi tidak menjadi sebuah beban tambahan dalam proyek tersebut.

JojoTimes untuk mengelola karyawanSalah satu sistemnya adalah dengan menggunaan JojoTimes. Aplikasi ini merupakan alat untuk mengelola SDM perusahaan dengan mudah dan bermutu. Dilengkapi fitur biometrik dan geolokasi yang akurat, JojoTimes mempermudah pengelolaan tim. Penerapan metode agile dalam proyek pun dapat berjalan dengan lancar. Coba demo gratisnya di sini.