Arti Resesi: Penyebab, Dampak, Faktor dan Indikatornya

tujuan ekonomi syariah

Pandemi COVID-19 telah berdampak luas dibanyak negara khususnya pada sektor ekonomi. Bahkan hampir semua negara melaporkan penurunan ekonomi akibat virus yang bermula menyebar di Kota Wuhan, Hubei, China itu. Dan kini Indonesia pun telah memasuki resesi, sehingga banyak yang bertanya-tanya apa arti resesi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 terkontraksi minus 3,49 persen. Artinya, Indonesia mengalami resesi setelah dua kuartal berturut-turut mengalami pertumbuhan negatif. Di mana pada kuartal II-2020 sudah tercatat minus 5,32 persen.

“Kementerian Keuangan awalnya memperkirakan -1,1% hingga 0,2%. Terbaru, (proyeksi) September memperkirakan -1,7% sampai -0,6%, negative teritory pada kuartal III. Mungkin akan berlanjut pada kuartal IV, tetapi kita usahakan mendekati 0%,” ungkap Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan.

Lalu Apa itu Resesi?

Dilansir dari The Economic Times, resesi adalah perlambatan atau kontraksi besar-besaran dalam kegiatan ekonomi. Penurunan pengeluaran yang signifikan umumnya mengarah pada resesi.

Ada beberapa indikator yang menunjukkan tanda-tanda resesi, misalnya banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan, perusahaan menghasilkan lebih sedikit penjualan, terakhir pengeluaran (output) ekonomi negara secara keseluruhan turun. 

Penyebab Fenomena Resesi

Resesi disebabkan oleh banyak hal mulai dari guncangan ekonomi secara tiba-tiba hingga inflasi yang tidak terkendali. Berikut adalah yang menyebabkan resesi:

1. Guncangan Ekonomi Secara Tiba-Tiba

Maksudnya, masalah kejutan yang menimbulkan kerusakan finansial yang serius. Salah satu contohnya wabah virus Covid-19 yang mematikan ekonomi di seluruh dunia.

2. Hutang yang Berlebihan

Ketika individu atau bisnis memiliki terlalu banyak hutang, biaya untuk membayar hutang dapat meningkat ke titik dimana mereka tidak dapat membayar tagihan mereka. Meningkatnya hutang dan kebangkrutan kemudian dapat membalikkan perekonomian. 

3. Gelembung Aset

Ketika keputusan investasi di dorong oleh emosi, hasil ekonomi yang buruk akan segera terjadi. Investor bisa menjadi terlalu optimis jika perekonomian kuat. 

Mantan ketua The Fed Alan Greenspan terkenal menyebut kecenderungan ini sebagai “kegembiraan irasional” dalam menggambarkan keuntungan besar di pasar saham pada akhir 1990-an. Kegembiraan irasional menggembungkan pasar saham atau gelembung real estat. Ketika gelembung itu meletus, panic selling dapat menghancurkan pasar sehingga menyebabkan resesi. 

4. Inflasi Terlalu Tinggi 

Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik dari waktu ke waktu, dan ini bukanlah hal yang buruk, tetapi inflasi yang berlebihan adalah fenomena yang berbahaya. Bank Central AS bisa mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih tinggi menekan aktivitas ekonomi.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

5. Deflasi Berlebihan 

Meskipun inflasi yang tak terkendali dapat menyebabkan resesi, deflasi bisa menjadi lebih buruk. Deflasi adalah saat harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah menyusut, yang selanjutnya menekan harga. Ketika lingkaran umpan balik deflasi lepas kendali, orang dan bisnis berhenti mengeluarkan uang sehingga merusak ekonomi. 

Sayangnya, Bank Central AS dan ekonom hanya memiliki sedikit alat untuk memperbaiki masalah mendasar yang menyebabkan deflasi. Perjuangan Jepang dengan deflasi hampir sepanjang tahun 1990-an menyebabkan resesi yang parah di negara tersebut.  

6. Perubahan Teknologi

Penemuan baru dapat meningkatkan produktivitas dan membantu perekonomian dalam jangka panjang. Namun, kemungkinan ada periode penyesuaian jangka pendek untuk terobosan teknologi. 

Dampak Resesi

Dampak ekonomi saat terjadi resesi sangat terasa dan efeknya bersifat domino pada kegiatan ekonomi. Semisal ketika investasi anjlok saat resesi, maka secara otomatis akan menghilangkan sejumlah lapangan pekerjaan yang membuat angka pemutusan hubungan kerja (PHK) naik signifikan.

Produksi atas barang dan jasa juga merosot sehingga menurunkan PDB nasional. Jika tak segera diatasi, efek domino resesi akan menyebar ke berbagai sektor. Efek tersebut bisa berupa macetnya kredit perbankan hingga inflasi yang sulit dikendalikan atau sebaliknya terjadi deflasi. Juga, neraca perdagangan yang minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa.

Dalam skala riil, banyak orang kehilangan rumah karena tak sanggup membayar cicilan, daya beli melemah. Lalu, banyak bisnis terpaksa harus gulung tikar.

Tight Money policy

Indikator Resesi Ekonomi

Terdapat lima hal yang bisa menjadi indikator terjadinya resesi:

Ketidakseimbangan antara Produksi dan Konsumsi

Indikator pertama dari terjadinya resesi ekonomi adalah tingkat produksi dan konsumsi tidak seimbang. Tentu saja produksi dan konsumsi berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi.

Jika tingginya konsumsi tidak diimbangi dengan produksi yang tinggi, maka akan terjadi kelangkaan. Negara harus melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal inilah yang membuat turunnya keuntungan perusahaan dalam negeri.

Sebaliknya, jika produksi yang tinggi tidak diimbangi dengan konsumsi yang tinggi, maka akan ada penumpukan stok.

Pertumbuhan Ekonomi Lambat atau Merosot

Indikator yang kedua adalah pertumbuhan ekonomi yang lambat atau bahkan merosot. Pertumbuhan ekonomi merupakan tolok ukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan ini mengacu pada pendapatan nasional atau disebut dengan GDP/PDB.

Jika pertumbuhan nai, maka kondisi perekonomian di suatu negara baik. Namun, jika pertumbuhan melambat atau merosot, bisa dikatakan perekonomian negara tersebut sedang tidak baik. Jika laju pertumbuhan ekonomi melambat atau merosot selama dua kuartal berturut-turut atau lebih, negara tersebut sedang berada dalam jurang resesi ekonomi.

Nilai Impor Jauh Lebih Besar daripada NIlai Ekspor

Aktivitas ekspor dan impor adalah hal yang wajar dalam sebuah negara. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, ekspor dan impor adalah wadah untuk menjalin kerja sama dengan negara lain

Negara yang kekurangan suatu komoditas bisa mengimpor dari negara lain. Sebaliknya, jika kelebihan, kegiatan ekspor bisa sangat menguntungkan untuk sebuah negara. Karena itulah, kedua hal ini harus selalu dijaga. Jika nilai impor lebih tinggi daripada ekspor dapat memicu adanya resesi karena anggaran belanja negara mengalami defisit.

Tingkat Pengangguran Tinggi

Salah satu faktor produksi adalah adanya tenaga kerja. Jika tidak ada lapangan pekerjaan yang cukup, maka akan semakin banyak orang yang menganggur. Banyaknya pengangguran membuat daya beli masyarakat menurun.

Hal ini bisa menyebabkan resesi. Selain itu, tingkat kriminalitas bisa tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Terjadi Inflasi atau Deflasi

Indikator resesi ekonomi yang terakhir adalah terjadi inflasi atau deflasi. Inflasi yang tinggi dapat mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Ini karena harga barang tidak bisa dijangkau oleh masyarakat.

Sebaliknya, deflasi juga perlu diwaspadai. Dengan menurunnya harga barang, laba yang diperoleh perusahaan akan menurun. Ini memengaruhi GDP negara.

Bertahan dengan Situasi Resesi

Pertahankan sumber penghasilan seberapapun sulitnya. Jika Anda adalah karyawan, maka tunda dulu rencanaresign atau pensiun dini. Sebab, dalam kondisi pandemi dan resesi, cashflow akan menyelamatkan kita di kondisi darurat.

Jika Anda adalah seorang pengusaha, pengawasan keuangan perusahaan adalah suatu hal yang penting,

Salah satunya dengan jalan menggunakan JojoExpense. Melalui produk ini maka tentunya sistem reimburse dan penyediaan dana dapat berjalan lebih efektif. Selain itu mampu menghindarkan resiko terjadinya penipuan dalam keuangan perusahaan. Hal ini berkat beberapa fitur pada JojoExpense, meliputi sebagai berikut:

  • Monitor disbursement uang panjar kerja di manapun kapan pun
  • Proses pelaporan dan pengarsipan reimbursement otomatis dan dapat disesuaikan
  • Peraturan budget yang disesuaikan untuk reimbursement dan Cash Advance

Jadi , tunggu apalagi lagi, yuk segera dapatkan coba gratis JojoExpense! Dapatkan sistem keuangan perusahaan yang jauh lebih baik dan lebih efektif!