Back Pay Vs Retro Pay Bagi Karyawan Didalam Perusahaan 

Back Pay Vs Retro Pay

Hubungan back pay vs retro pay sangat terhubung. Kedua hal ini sama-sama penggantian dari pihak perusahaan hanya saja metode klaimnya yang berbeda-beda. Sistem back pay dan retro pay ini ada karena pembayaran payroll yang belum maksimal oleh pihak perusahaan. 

Jika membicarakan payroll secara manual sebenarnya hal seperti ini sangatlah wajar. Pekerja yang bertugas untuk mengkalkulasikan payroll pasti akan kerepotan jika ternyata karyawan didalam perusahaan tersebut berjumlah sangat banyak. Faktor seperti pajak dan juga potongan lainnya seringkali menjadi hambatan utama pengerjaan payroll ini.  

Perusahaan pasti memiliki peraturan sendiri tentang back pay vs retro pay ketika karyawan ingin mengklaimnya. Saat ini klaim kurangnya gaji karyawan masih sering terjadi pada beberapa  perusahaan di Indonesia. Jika kedua istilah ini masih asing ditelinga anda maka kami akan sedikit menjelaskannya. 

Back Pay Vs Retro PayBack Pay Kompensasi Dengan Syarat  

Perbedaan mendasar dari back pay vs retro pay sangat mendasar. Metode back pay adalah pembayaran gaji yang tertunda oleh perusahaan kepada karyawan. Dengan adanya metode seperti ini tentu saja karyawan akan sangat terbantu. Karena pembayaran payroll memang bisa terjadi kesalahan ketika dkerjakan oleh pihak HR. 

Untuk menanggulangi kesalahan ini perusahaan menetapkan sebuah pembayaran back payDimana pihak manajemen akan membayarkan gaji karyawan yang dirasa kurang. Tapi pembayaran ini harus berdasarkan dari pengajuan serta bukti yang konkrit. 

Untuk itu karyawan yang akan mengajukan back pay vs retro pay harus mengetahui setiap rincian dari payrollnya sendiri. Jangan sampai anda hendak mengajukan tapi tidak mengetahui rincian dari payroll. Sadari juga jika ternyata anda memiliki tunggakan didalam koperasi perusahaan. 

Biasanya perusahaan besar untuk mempermudah keuangan karyawannya membuat koperasi. Besaran pinjaman yang bisa diambil oleh karyawan tergantung dari masa pengabdiannya dan juga pangkatnya. Jika ternyata gaji anda urang disebabkan oleh pemotongan dari tunggakan koperasi perusahaan ini wajar. 

Aplikasi HR Suites No 1 di Indonesia

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Tapi jika sudah anda perhitungan berserta potongan-potongan lainnya ternyata bayaran payroll yang didapat kurang. Maka anda bisa mengajukan pembayaran back pay vs retro pay. Pada manajemen ataupun HR untuk diproses agar mendapatkan penggantian bayaran yang kurang tersebut. 

Perusahaanpun pasti memiliki persyaratan yang harus dipatuhi oleh karyawan ketika hendak mengajukan back pay vs retro pay. Karena jika tidak ditetapkan sebuah peraturan maka akan menjadi masalah sendiri untuk pihak manajemen ataupun HR ketika menerima terlalu banyak karyawan yang mengajukan pembayaran ini. 

Back pay ini juga biasanya tertera didalam perjanjian kontrak sebelum berkerja. Contohnya seperti karyawan yang telah dijanjikan untuk berkerja selama 3 tahun. Tapi ternyata dia diberhentikan ketika baru berkerja selama 2 tahun maka perusahaan sesuai kontrak harus membayar gaji selama satu tahun itu sebagai kompensasi back pay kepada karyawan. 

Maka sebelum menandatangani sebuah kontrak anda harus memahaminya dengan benar. Agar jika terjadi kejadian seperti diatas anda bisa dengan mudah mengajukan back pay vs retro pay. Kekurangan dari masyarakat Indonesia dalam hal membaca memang sangat besar. 

Apalagi ketika disuguhkan sebuah kontrak kerja mereka pasti tidak membaca secara rinci. Sehingga tidak menyadari haknya dalam back pay vs retro pay. Uang yang harusnya bisa dinikmati malah bisa hilang begitu saja karena karyawan malas untuk memahami isi kontrak secara menyeluruh. 

Retro Pay Kenali Hak Anda Setelah Menerima Kenaikan 

Didalam back pay vs retro pay memang saling memiliki hubungan dan perbedaan. Retro pay sendiri adalah pembayaran payroll yang kurang disebabkan terlambatnya analisa dari pihak manajemen dan HR. Contoh kasus dari pembayaran retro ini adalah ketika seorang karyawan telah naik pangkat tapi bayaran payrollnya masih tetap sama. 

Jika karyawan itu menyadari maka ia akan langsung mengajukan pembayaran retro karena payrollnya tidak sesuai. Keterlambatan ini bisa dibilang masih wajar karena perusahaan biasanya akan sedikit kerepotan ketika harus langsung menerapkan perubahan kepada payroll setiap karyawannya. Belum lagi harus membayarkan payroll normal setiap karyawan lainnya. 

Perhitungan pembayaran back pay vs retro pay harus mengacu kepada surat perjanjian kerja yang telah disepakati. Ketika karyawan mengajukan pembayaran retro maka HR harus memperhitungkan kapan pegawai tersebut telah efektif menggunakan payroll di jabatan barunya. 

Jika ternyata payroll dari jabatan barunya berlaku setelah pembayaran payroll bulan ini. Maka karyawan terkait tidak akan bisa mendapatkan retro pay. Tapi jika ternyata didalam perjanjian kerja payroll barunya berlaku setelah ditanda tangani maka HR harus memperhitungkan besaran gaji perjamnya yang baru lalu di kalikan dengan jumlah hari kerjanya. 

Setelah mendapatkan besaran back pay vs retro pay. HR bisa langsung mengurangi dengan jumlah gaji yang telah diterima oleh karyawan. Maka diakhir manajemen atau HR bisa mendapatkan besaran retro pay yang harus dibayarkan kepada karyawan bersangkutan. 

Walaupun prosesnya yang berbelit-belit pembayaran retro pay haruslah dibayarkan. Karena ini merupakan hak dari karyawan. Ada solusi lain yang lebih efisien yaitu membayarkan sisa gaji yang terlambat pada bulan berikutnya. Tapi ini memberikan dampak negatif tersendiri. 

Sebab fokus kerja dari karyawan akan berkurang karena akan terus memikirkan pembayaran gajinya yang kurang. Maka memang lebih baik untuk manajemen dan HR agar segera membayarkan back pay vs retro pay ketika telah mendapatkan kepastian dari data yang dibutuhkan. 

Proses pencairan dari retro pay tidak bisa begitu saja dibayarkan. Mengingat dengan perhitungan standar tidak menggunakan alat bantu seperti perangkat lunak akan memakan waktu. Untuk mendapatkan keefisienan dalam pemberian back pay vs retro pay maka perusahaan harus menggunakan sebuah software keuangan. 

Dengan software keuangan multifungsi seperti jojopayroll tentu saja akan sangat memudahkan perusahaan untuk melakukan pembayaran retro pay ini. Terlebih lagi bila ternyata jumlah dari karyawan didalam perusahaan itu sudah sangat banyak. 

Tidak ada kerugian dalam penggunaan perangkat lunak untuk memproses pembayaran karyawan. Sebaliknya segudang manfaat akan diperoleh perusahaan jika menggunakan perangkat lunak untuk membantu perhitungan payroll perusahaan. 

Jojopayroll Solusi Perhitungan Payroll 

Dengan JojoPayroll perusahaan bisa langsung membayarkan back pay vs retro pay. Karena perhitungan otomatis dari perangkat lunak ini sangat membantu HR. Setiap point yang dibutuhkan dalam payroll akan diperhitungkan secara otomatis oleh perangkat lunak ini. 

Perbedaan gaji karyawan di satu divisi yang sama mungkin terdengar aneh, tapi kenyataannya memang terjadi. Bahkan, sering ada kejadian gaji karyawan baru lebih besar dari karyawan senior yang sudah belasan tahun bekerja di situ. Meski di mata karyawan ini terdengar sangat absur dan tidak adil, namun tentu ada penjelasan di baliknya. Perusahaan sebenarnya juga akan berusaha untuk memperlakukan karyawannya se-fair mungkin. Karena, setiap orang menyadari bahwa ketidakadilan akan memberikan efek yang tidak baik bagi perusahaan. Baik dalam jangka pendek, ataupun waktu yang panjang, ini jeas menciptakan ketidakkondusifan. Inilah yang perusahaan upayakan untuk dihindari. Untuk memahami fenomena ini lebih lanjut, perlu dipahami alasan perbedaan gaji karyawan di satu divisi. Paling tidak, ada 7 alasan, yaitu sebagai berikut. 1. Tingkat Pendidikan Dalam sebuah perusahaan atau instansi, biasanya akan ada keistimewaan yang diberikan kepada karyawan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Selain untuk apresiasi, jelas pendidikan yang lebih tinggi menyimpan potensi pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Upaya mereka untuk mendapatkan wawasan tersebut tentu patut dihargai. Oleh karena itu, meski berada dalam divisi yang sama, ada kemungkinan perusahaan memberikan gaji yang lebih tinggi. Bahkan, mungkin tak perlu menunggu waktu lama agar orang-orang tersebut mendapat kenaikan pangkat dan jabatan. Oleh karena itu, sering kita dapati karyawn mengambil kelas perkuliahan akhir pekan untuk menaikkan tingkat pendidikannya. 2. Tugas dan Tanggung Jawab Perbedaan gaji karyawan di satu divisi juga dapat ditentukan dari perbedaan tugas dan tanggung jawab. Meskipun, kita memahami bahwa orang dengan divisi yang sama memilliki deskripsi pekerjaan yang serupa. Namun, terkadang ada tugas tambahan yang hanya dapat dilakukan oleh orang dengan keterampilan tertentu. Tanggung jawab juga menjadi alasan penting di sini. Karena, divisi yang sama mungkin memiliki lapis manajemen yang berbeda. Level supervisor tentu akan bekerja dengan pekerja utama. Bahkan, level yang sama bisa saja menerima gaji yang berbeda karena membawahi jumlah karyawan yang berbeda. Dari kedua hal tersebut, perusahaan dapat saja mempertimbangkan untuk memberikan gaji yang berbeda. Karena, tugas dan tanggung jawab atas jumlah karyawan yang berbeda tentu memiliki nilai berbeda di mata perusahaan. 3. Keterampilan Khusus Karyawan Perbedaan gaji karyawan di satu divisi dapat timbul karena adanya keterampilan khusus yang dimiliki karyawan tersebut. Misalnya di divisi pemrograman. Jika hanya ada 1 orang yang bisa menggunakan bahasa program tertentu, tentu wajar jika mendapatkan gaji berbeda. Karena tanggung jawabnya akan lebih banyak dan lebih besar pada proyek-proyek yang terkait. Oleh karena itu, akan sangat baik jika setiap karyawan menguasai banyak hal yang berkaitan di divisi tersebut. Dengan demikian, perusahaan dapat melakukan substitusi tugas dengan mudah tanpa harus bergantung kepada beberapa figur. 4. Sumbangsih Bagi Perusahaan Perbedaan gaji karyawan di satu divisi paling jelas biasanya ada di divisi marketing. Bisa juga ada di divisi-divisi lain yang memiliki kesamaan, dimana kinerja diukur berbasis hasil. Untuk divisi pemasaran, biasanya besar upah atau komisi ditentukan berdasarkan omset. Semakin besar omset, semakin besar juga gaji yang didapat. Bahkan, tak jarang terdapat bonus-bonus tambahan khusus ketika omset menembus nominal tertentu. Bonus ini bisa dalam bentuk tunai berdasarkan prosentase terhadap omset, ataupun barang dan jasa. Oleh karena itu, divisi pemasaran merupakan divisi yang sangat penting dalam perusahaan. Model pembayaran gaji berbasis hasil ini sebenarnya merupakan metode yang paling baik. Karena ukuran dan perbandingannya akan jelas antara biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan hasil yang didapat. Namun, untuk beberapa jabatan dan divisi, model ini tentu tak dapat diterapkan secara serta-merta. 5. Lama Pengabdian Akumulasi waktu yang dihabiskan karyawan untuk bekerja dalam satu perusahaan dapat menjadi dasar perbedaan gaji karyawan di satu divisi. Karyawan yang telah lama bekerja ini sering disebut sebagai karyawan senior. Karena pengabdiannya yang cukup lama, mencapai belasan atau puluhan tahun, wajar jika gaji yang diterima berbeda. Pemberian tambahan gaji bagi karyawan tersebut memang dapat memberikan dampak positif bagi suasana kerja yang kondusif. Karyawan yang telah bekerja cukup lama merasa dihargai dan diperhatikan sehingga bertambah kinerja dan loyalitas. Namun, terkadang ada masalah yang dapat terjadi, terutama jika ada rekrutan baru. Rekrutan baru, apalagi tenaga muda, yang mampu memberikan sumbangsih besar bagi perusahaan bisa mendapatkan gaji yang lebih besar. Sekilas ini fair dan adil, namun bagi karyawan lama, bisa menjadi sesuatu yang menyakitkan. Sebabnya tentu karena mengira bahwa perusahaan mendiskriminasikan mereka, padahal semata karena sumbangsihya. Oleh karena itu, perusahaan perlu menjelaskan dengan lengkap kebijakan penggajiannya. Hal tersebut juga sebaiknya tercantum secara jelas pada struk gaji karyawan. Sehingga karyawan dapat memahami bagaimana nominal gaji yang ada di struk tersebut muncul. 6. Hasil Pembajakan Pembajakan karyawan bukan sesuatu yang aneh lagi di lingkungan bisnis. Istilah pembajakan karyawan ini digunakan untuk menggambarkan tawaran yang perusahaan berikan agar karyawan itu mau pindah ke perusahaan tersebut. Dengan membajak, perusaaan tak perlu melatih lagi dari karyawan baru yang tentu butuh waktu dan biaya cukup besar. Divisi yang sering dibajak karyawannya, biasanya divisi riset dan pengembangan, serta divisi pemasaran. Kedua divisi ini merupakan divisi yang paling mempengaruhi keuntungan perusahaan. Karyawan riset dan pengembangan berperan dalam menyuplai produk terbaik, sedangkan pemasaran berperan menjual produk tersebut sebanyak mungkin. Oleh karena itu, karyawan baru hasil pembajakan ini seringkali menerima gaji dan bonus yang lebih tinggi dari yang lain. Perbedaan gaji karyawan di satu divisi ini harus dilakukan sesuai kontrak yang ditawarkan perusahaan ke karyawan tersebut. Meski dapat mengundang ketidakpuasan bagi karyawan lain, jika sumbangsihnya setara, hal tersebut tak akan menjadi masalah. 7. Diskriminasi Ini merupakan alasan yang sangat negatif, tapi masih ada. Diakui ataupun tidak, terkadang ada perusahaan yang memang sengaja menerapkan diskriminasi dalam sistem kerjanya. Diskriminasi terjadi atas berbagai macam alasan, mulai dari gender, agama, ras, hingga golongan. Contoh yang pernah terjadi, adalah diskriminasi pekerja laki-laki dengan perempuan. Di beberapa perusahaan, sampai sekarang masih terjadi karyawan peremuan dibayar lebih rendah dari laki-laki. Meski untuk beban dan durasi kerja yang sama. Ada juga diskriminasi berbasis ras, dimana suku atau bangsa tertentu menerima gaji yang lebih besar daripada lainnya. Kasus yang pernah ramai tentang ras tionghoa, atau karyawan bule dan india bahkan diberitakan secara nasional. Hal seperti ini tentu memberikan dampak yang buruk terhadap perusahaan. Diskriminasi lain yang sering muncul biasanya terkait koneksi keluarga alias nepotisme. Dimana karyawan yang masih memiliki hubungan keluarga dengan pejabat tinggi perusahaan tersebut menerima keistimewaan. Semua diskriminasi tersebut pada akhirnya membawa kerusakan dan kehancuran bagi perusahaan. Menghitung Gaji Karyawan dengan Mudah Jika untuk tujuan baik, perbedaan gaji karyawan di satu divisi tak masalah. Tinggal penghitungannya harus fair, adil, dan transparan. Untuk itu, otomatisasi sistem penggajian sangat penting. Dengan menggunakan JojoPayroll, semua itu dapat dilakukan dengan mudah. JojoPayroll dilengkapi fitur lengkap dan canggih untuk mengatur penggajian sesuai yang perusahaan inginkan. Perusahaan tak lagi perlu dirumitkan dengan administrasi dan penghitungan yang njelimet meski ada perbedaan gaji karyawan di satu divisi. Sehingga, biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat efektif dan efisien. Coba demo gratisnya di sini.Transfer payroll menggunakan JojoPayroll akan lebih mudah serta efisien. Anda bisa melakukan transfer secara real time dengan aplikasi ini. Transfer menggunakan JojoPayroll bisa digunakan kepada 100 lebih akun bank yang anda di Indonesia, luar biasa bukan?. 

Penyimpanan yang besar dari sistem cloud didalam JojoPayroll akan memudahkan anda. Ketika menyimpan file payroll karyawan. Rubah sistem merepotkan untuk pembayaran payroll dengan perangkat lunak ini sekarang juga. Dapatkan sistem payroll yang lebih baik. 

Dengan mencoba versi demo dari JojoPayroll langsung pada situs resminya Jojonomic. Demo ini tidak dikenakan biaya untuk konsumen. Jadi software demo JojoPayroll adalah gratis.