Big Five Personality: Definisi, Jenis-jenis dan Peran Pentingnya di Dunia Kerja

Big Five Personality

Sebagai praktisi HR di dunia kerja, Anda pasti akan dihadapkan oleh banyak kepribadian dan karakter dari masing-masing karyawan. Ada yang pemalu, mudah bergaul, tertutup, frontal, mudah tersinggung dan masih banyak lagi lainnya.

Masing-masing karakter dan sifat dari karyawan tersebut merupakan keunikan tersendiri bagi mereka. Sehingga tentu saja tidak ada yang salah dan tak ada yang benar. Justru keberagaman sifat di dalam operasional perusahaan akan membuat suasana kerja akan jauh lebih berwarna. 

Sesekali sebagai manajemen Human Resource, Anda mungkin akan menemukan banyak masalah dan konflik di antara karyawan tersebut. Namun hal tersebut cukup wajar terjadi mengingat setiap kepala memiliki pendapatnya tersendiri.

Sudah ada cukup banyak penelitian yang mengulas tentang kepribadian dan karakter dari manusia. Salah satunya yang populer adalah teori Big Five Personality atau teori Kepribadian Lima Besar.

Nah, pada artikel kali ini, Jojonomic akan mengajak Anda untuk membahas lebih lanjut mengenai teori kepribadian lima besar tersebut. Penasaran, kan? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.

Apa Itu Big Five Personality?

Definisi Big Five Personality

Pada dasarnya, setiap manusia terlahir dengan kepribadian dan karakter yang berbeda-beda. Hal inilah yang membedakan antara satu manusia dengan yang lain selain dari bentuk fisiknya. Umumnya, kepribadian atau personality ini terbentuk sejak lahir namun ada juga yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. Mulai dari norma keluarga yang merawatnya hingga lingkaran pertemanan atau pergaulan orang tersebut.

Nah, Big Five Personality sendiri adalah teori yang digagas oleh seorang psikolog ternama, Lewis Goldberg. Dalam teori tersebut, Lewis beranggapan bahwa terdapat lima besar faktor kepribadian utama manusia. Teorinya kemudian dikembangkan oleh McCrae dan Costa yang memberikan konfirmasi terhadap validitas model yang diutarakan Lewis serta memberikan sedikit gambaran model yang kemudian digunakan hingga saat ini yakni meliputi: Openness to Experience, Extraversion, Neuroticism, Agreeableness dan Conscientiousness. 

Kira-kira apa yang dimaksud dari kelima model kepribadian tersebut? Di bawah ini kami akan memberikan ulasan ringkasnya untuk Anda.

Jenis-jenis Big Five Personality

Jenis-jenis Big Five personality

1. Openness to experience (keterbukaan terhadap pengalaman)

Poin yang pertama adalah keterbukaan terhadap pengalaman. Individu yang memiliki kepribadian ini cenderung senang mempelajari hal-hal baru di luar kemampuannya. Sehingga mereka akan terus berkembang mengikuti inovasi terbaru di eranya.

Mereka yang terbuka terhadap pengalaman baru juga cenderung lebih mudah beradaptasi. Baik dalam lingkungan maupun terhadap inovasi teknologi yang ada. 

Beberapa karakter positif yang dimiliki oleh individu dengan kepribadian ini biasanya berupa sifat kreatif, imajinatif, memiliki tingkat keingintahuan yang tinggi, cenderung berpikir terbuka dan luas serta intelektual.

Dalam dunia kerja, karyawan yang seperti ini tentu menjadi idaman setiap perusahaan. Karena mereka akan selalu siap beradaptasi terhadap setiap perubahan. 

Namun, ada juga orang yang memiliki sifat berkebalikan dengan openness to experience ini. Mereka biasanya adalah orang-orang yang berpikir secara konservatif, cenderung dangkal dan sulit untuk menerima masukan maupun inovasi perkembangan zaman. 

2. Extraversion (Ekstraversi)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ekstraversi berarti sebuah kepribadian seseorang yang lebih menyukai hal-hal yang terjadi di alam luar hingga fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya. Mereka lebih tertarik dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan dirinya maupun pengalaman pribadinya.

Secara umum, orang yang dengan kepribadian ekstraversi ini akan lebih nyaman berada di sekeliling orang lain. Mereka juga mudah bergaul, senang berinteraksi dan cenderung hidup sebagai individu yang berkelompok.

Orang-orang dengan kepribadian ekstraversi ini biasanya juga dibekali sikap yang tegas, kemampuan komunikasi yang baik dan aktif berbicara. Sehingga orang-orang yang ada di sekitarnya pun akan merasa nyaman untuk berinteraksi dengannya.

Dalam perusahaan, mereka yang berkepribadian ekstraversi ini cocok untuk ditempatkan pada posisi yang berhubungan langsung dengan klien atau pelanggan. Seperti public relation, sales dan lain-lain. Karena tidak semua orang memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni untuk berhadapan dengan orang-orang baru.

Kebalikan dari orang dengan kepribadian ekstraversi ini adalah mereka yang tertutup, sulit bergaul, sulit berkomunikasi dengan orang-orang baru, cepat gugup dan tidak nyaman berada di keramaian.

3. Agreeableness (Mudah akur dan bersepakat)

Berikutnya, agreeableness merupakan sebuah kepribadian individu yang biasanya mudah untuk diajak bekerja sama (kooperatif). Mereka adalah orang-orang yang lebih memilih untuk terhindar dari konflik daripada harus bersitegang dengan orang lain. Sehingga orang-orang dengan kepribadian ini cenderung memiliki sifat taat terhadap peraturan dan lebih memilih untuk patuh.

Selain itu, mereka juga senang untuk menolong satu sama lain, berhati lembut serta ramah terhadap orang-orang baru. Kebalikan dari sifat ini tentu saja adalah orang-orang yang judes, dingin, tidak ramah dan cenderung agak bossy.

4. Conscientiousness (Sifat berhati-hati)

Selanjutnya ada conscientiousness atau kepribadian yang berhati-hati. Seorang individu dengan kepribadian ini biasanya memiliki sifat yang teratur, dapat diandalkan dan bertanggung jawab terhadap tugas maupun pekerjaannya. Mereka juga dibekali ambisi yang tinggi serta value bersih dan kejujuran yang membuat orang-orang dapat mengandalkan dirinya.

Mereka bukanlah tipe orang yang senang berperilaku impulsif atau di luar dugaan. Sebaliknya, hal-hal yang akan mereka lakukan cenderung dipikirkan terlebih dahulu secara matang dan well organized. Ketika dihadapkan pada suatu tugas atau pekerjaan, mereka yang berkepribadian ini juga lebih mudah untuk fokus dalam menyelesaikannya sehingga rela untuk menomorduakan kesenangan pribadi

5. Neuroticism (Neurotisme)

Berikutnya ada neurotisme yang merupakan kepribadian di mana seseorang cenderung lebih lama berada dalam keadaan emosional yang buruk atau negatif. Mereka yang berkepribadian neurotisme ini cenderung sulit untuk mengendalikan emosi, rasa cemas dan tingkat stresnya. 

Selain itu, orang-orang neurotik juga kerap kali melakukan hal-hal impulsif yang sesekali dapat membuatnya menyesali perbuatannya. Meski memiliki tingkat neurotisme yang tinggi, tidak lantas membuat orang-orang neurotik memiliki kondisi psikopatologi.

Kebalikan dari sifat neurotisme ini adalah mereka yang memiliki kepribadian beremosi stabil, mudah mengelola cemas dan stres serta cenderung berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.

Peran Penting Big Five Personality di Dunia Kerja

Peran Penting Kepribadian dalam Dunia Kerja

Dengan memahami ragam teori kepribadian di atas, seorang HR akan lebih mudah untuk mengatur dan mengelola sumber daya manusia di dalam perusahaan. Selain itu dengan memahami jenis-jenis kepribadian tersebut akan memudahkan praktisi Human Resource dalam menyelesaikan konflik antar karyawan dengan kepribadian yang berbeda.

Menekuni kepribadian karyawan yang berbeda-beda ini juga memungkinkan HRD dalam menempatkan mereka ke posisi yang tepat sesuai dengan potensinya. Seperti yang telah disebutkan di atas, beberapa jenis kepribadian cocok untuk ditempatkan pada posisi tertentu dalam perusahaan. Sehingga dengan memanfaatkan teori kepribadian tersebut, perusahaan bisa mengembangkan potensi setiap karyawan yang sekiranya memiliki value positif dalam bekerja.

Penutup

Jojo Payroll

Demikianlah artikel mengenai Big Five Personality dari kami kali ini. Semoga informasi di atas dapat memberikan Anda sedikit gambaran mengenai teori jenis kepribadian manusia tersebut.

Sebagai praktisi HR yang berhubungan langsung dengan sumber daya manusia dalam perusahaan, maka penting untuk memperhatikan kesejahteraan karyawan yang bekerja di sana. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membayar gaji tepat waktu.

Untuk itu, Jojo Payroll hadir demi memudahkan para pemilik usaha dan praktisi HR dalam menggaji karyawan dengan cara yang lebih praktis. Hanya dalam sentuhan, aplikasi ini bisa membayar gaji karyawan dengan hasil yang akurat.

Tak hanya itu, Jojo Payroll juga dapat terhubung dengan mesin absensi di perusahaan sehingga perhitungan gaji bisa dibuat berdasarkan jumlah kehadiran masing-masing karyawan. Perangkat ini pun memiliki fitur yang dapat digunakan untuk menghitung tunjangan, bonus, BPJS hingga pajak pph 21. Cukup lengkap, bukan?

So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Jojo Payroll dan permudah cara Anda dalam menggaji karyawan sekarang juga!