Chauvinisme: Definisi, Sejarah dan Dampak yang Ditimbulkannya

chauvinisme

Bagi setiap warna negara yang baik, mencintai dan ikut melindungi negara adalah kewajiban, namun jika berlebihan bahkan sampai fanatik akan menimbulkan paham ideologi yang pernah ada sampai saat ini, yaitu kapitalisme, komunisme, dan ada juga dikenal dengan pemahaman chauvinisme.

Tidak bisa dipungkiri bahwa mungkin ideologi chauvinisme ini tidak seterkenal dengan ideologi lainnya dan jika ditinjau dari prinsipnya, Ideologi chauvinisme memiliki kesamaan dengan ideologi nasionalisme.

Lalu, apa sebenarnya pengertian chauvinisme? Apa dampak yang akan ditimbulkan jika suatu negara menganut ideologi chauvinisme? serta apa saja contoh negara yang menganut paham ini? Untuk lebih memahaminya, mari kita ulas satu persatu secara lebih rinci.

Definisi paham Chauvinisme

Chauvinisme adalah sebuah bentuk dari perasaan cinta, bangga, loyalitas yang tinggi, fanatisme atau kesetiaan pada suatu Tanah Air atau negara tanpa mempertimbangkan pandangan dari orang lain tentang suatu bangsa lain.

Bisa dikatakan juga, chauvinisme adalah sebuah ajaran dan paham tentang fanatisme seseorang terhadap Tanah Air yang berlebihan. Sehingga merendahkan kualitas negara lain atau menganggap bangsa lain sebagai bangsa yang tidak bagus di mana paham seperti ini cenderung menimbulkan lebih banyak kontra yang kontroversial dan pandangan buruk dari bangsa lain terhadap bangsanya sendiri.

Paham chauvinism juga disebut sauvinisme (sovinisme). Ideologi ini tidak diperbolehkan di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila, yaitu pada sila ketiga, Persatuan Indonesia. Meskipun ini adalah bentuk patriotisme, sovinisme cenderung menyebabkan perpecahan di masyarakat dan memicu pemberontakan atau pengkhianatan dan bahkan melanggar hak asasi manusia (HAM).

Meski bisa memberi dampak positif, beberapa dampak negatif dari chauvinisme adalah konflik yang bisa saja timbul akibat tidak dapat menerima perbedaan pendapat dan selalu merasa lebih baik dari bangsa lain.

chauvinisme

Asal usul Paham Chauvinisme

Apabila merujuk pada sejarah sebenarnya Chauvinisme mulai muncul sekitar tahun 1960. Awalnya paham tersebut dikenal sebagai bentuk dari pandangan agresif pria terhadap wanita. Chauvinisme dicetuskan oleh tokoh bernama Nicolas Chauvin. Dirinya merupakan seorang tentara setia dari Napoleon Bonaparte. Bahkan, meski Napoleon waktu itu kalah, Chauvin masih tetap setia kepadanya.

Chauvinisme dimaknai sebagai suatu paham yang cenderung bersikap loyal atau pandangan kesetiaan seseorang kepada sesuatu hal. Hal itu menimbulkan berbagai jenis chauvinisme seperti chauvinisme nasionalisme, yakni suatu paham yang percata kepada negaranya bahkan rela berkorban. Itulah mengapa, istilah tersebut akhirnya muncul dengan sebutan mirip nama Chauvin.

Menurut Pandangan Para Ahli

Paham chauvinism juga disebut sauvinisme (sovinisme), berikut ini adalah pendapat para ahli yang menjelaskan secara rinci apa itu paham Chauvinisme :

  1. Miranda Lawrence (2014)
    Sovinisme adalah bentuk tindakan yang memuliakan negara, tetapi meremehkan negara lain. Ciri yang tampak dari sovinisme seperti menghina negara lain.
  2. Inoviana (2014)
    Chauvinisme adalah pemahaman yang mengajarkan kesetiaan ekstrim kepada satu pihak tanpa ingin mempertimbangkan pandangan alternatif dari pihak lain.
  3. St Times (2013)
    Definisinya adalah cinta yang berlebihan untuk tanah air dengan terlalu memuliakan dan mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain.
  4. Macmillan (2015), chauvinisme adalah kepercayaan pada superioritas atau dominasi kelompok atau orang sendiri yang dipandang kuat dan berbudi luhur. Sementara yang lain dianggap lemah atau tidak berharga.
  5. Hannah Arendt (1945), konsep chauvinisme adalah produk yang bentuknya hampir sama dari konsep nasional, sejauh ia bersumber langsung dari gagasan lama tentang “misi nasional”.

Berikut ciri dari sikap paham Chauvinisme

1. Sikap yang Fanatik Terhadap Bangsa dan Negaranya

Salah satu ciri sikap chauvinisme adalah menunjukkan sikap fanatik yang berlebihan terhadap bangsa serta negaranya. Pasalnya, seseorang yang menganut konsep chauvinisme sangat percaya jika ras dan bangsanya adalah yang terbaik dari yang terbaik. Maka tidak heran jika penganut konsep chauvinisme membuatnya merasa superior dan berhak atas orang lain.

2. Memandang Rendah dan Menindas Ras serta Bangsa Lain

Kemudian ciri kedua dari sikap chauvinisme adalah memandang ras dan bangsa lain lebih rendah darinya. Bahkan tidak ragu-ragu untuk melakukan sebuah penindasan. Hal tersebut yang pada akhirnya jadi latar belakang seseorang melakukan tindakan rasis pada orang lain hanya karena menganggap dirinya lebih baik dan berhak atas mereka yang memiliki perbedaan seperti, warna kulit, mata dan lain sebagainya.

3. Punya Pemimpin Revolusionis dan Diktatoris

Selanjutnya, ciri yang ketiga dari penganut chauvinisme adalah dipimpin oleh seorang pemimpin yang memiliki kecenderungan revolusionis dan diktatoris. Revolusionis yang dimaksud adalah memimpin dengan kekerasan. Sedangkan diktator maksudnya tidak memimpin secara demokratis dan pemimpin tersebut punya kekuasaan sangat mutlak serta tidak bisa diganggu gugat oleh siapa saja.

chauvinisme

Dampak Paham Chauvinisme (Sovinisme) pada Negara

Menganut paham apapun dalam bernegara tentunya memiliki dampak positif dan negatif. hal itu bisa kita uraikan berikut ini :

1. Dampak Positif Sovinisme

Meski merupakan salah satu konsep yang sudah sangat lama ada, serta erat kaitannya dengan pandangan hidup suatu negar. Chauvinisme adalah salah satu konsep yang punya dampak positif bagi kehidupan.

Tapi memang, tidak terlalu banyak dampak positif dari konsep chauvinisme tersebut. Adapun dampak positif chauvinisme adalah mampu mempersatukan warga negara menjadi satu kesatuan yang tunduk akan pemerintahan.

Umumnya, ketika menganut konsep ini, bangsa atau suatu negara bisa terhindar dari konflik internal. Pasalnya, hampir semua warga negaranya tunduk serta memberi kepercayaan yang sangat besar pada pemerintah.

2. Dampak Negatif Sovinisme

Ideologi ini seperti pedang bermata dua, meskipun mengajarkan kesetiaan kepada negara, dalam praktiknya manifestasi cinta negara itu berlebihan dan benar-benar menghasilkan perpecahan.

Selain dampak positif yang bisa didapatkan, ada beberapa dampak negatif dari konsep Sovinisme adalah sebagai berikut:

  • Berpotensi merusak perdamaian dunia.
  • Jadi alasan seorang pemimpin punya keyakinan besar untuk menyerang bangsa lain demi kekuaasaan.
  • Menjadikan seseorang tidak bisa berpikir hal-hal baik tentang bangsa lain.
  • Pemicu pertentangan dan peperangan antar bangsa dan negara.
  • Menjadikan jiwa seseorang lebih tertutup dan sulit bersosialisasi.
  • Jadi penyebab seseorang untuk melupakan konsep Ketuhanan yang Maha Esa.

Contoh Negara yang Pernah Menganut Paham Chauvinisme

Berikut ini adalah negara-negara yang telah mengadopsi paham Sovinisme tersebut :

1. Jerman

Waktu itu Jerman dipimpin oleh Adolf Hitler, seorang diktator yang berpikir bahwa Jerman adalah negara terbaik di dunia. Adolf Hitler memusuhi orang Yahudi, anak-anak cacat, kembar. Hitler juga mengatakan bahwa Jerman yang merupakan ras Nordik / Arya adalah ras utama atau paling unggul. Paham Chauvinisme tersebut akhirnya memicu terjadinya perang dunia di.

2. Jepang

Jepang yang dijuluki dengan negeri sakura ini pernah dipimpin oleh penguasa yang menganut paham Chauvinise yang menganggap Jepang sebagai negara terbaik di dunia. Dalam sejarah dunia, Jepang pernah menjadi salah satu negara penjajah karena menganggap remeh negara lain.

Jepang pernah dipimpin oleh Tenno Haika yang menganut chauvinisme, di mana menganggap negara lain tidak lebih baik dari negaranya.

3. Italia

Italia dahulu pernah dipimpin oleh Benito Mussolini yang menganggap negara lain adalah negara peniru dan tidak kreatif. Sehingga pahamnya dikenal dengan paham yang kaku dan sombong.
Ternyata Italia juga pernah menjadi negara penganut sovinisme. Pada saat itu, Italia dipimpin oleh Benito Mussolini, seorang diktator fasis yang berpikir bahwa negara-negara lain adalah peniru serta tidak kreatif.

Meskipun paham ini tidak lagi muncul di zaman modern seperti sekarang, kita bisa mengambil pelajaran dari sejarah yang telah terjadi. Memang menumbuhkan rasa nasionalis itu baik, tetapi jika dipraktekkan secara berlebihan cenderung akan mengakibatkan hal yang buruk.

chauvinisme

Loyalitas pada sesuatu tentu saja baik efeknya, terutama dalam dunia kerja sehingga akan meningkatkan kinerja kerja. Terutama bagi Anda yang berkecimpung di bidang keuangan, sifat loyal akan membuat Anda dipercaya oleh pimpinan perusahaan. Apalagi jika sistem kerja Anda dilengkapi dengan metode digital atau software yang mumpuni kinerjanya. Seperti software dari Jojonomic berikut ini.

Loyalitas dan kinerja kerja yang meningkat berkat sistem software terbaik

Aplikasi JojoPayroll adalah solusi

Solusi penggajian perusahaan bebas masalah, kelola dengan sentuhan jari Anda, kapan saja dimana saja. Solusi keuangan dari JojoPayroll yang berbasis Cloud mendukung bisnis Anda karena terintegrasi dengan sistem akuntansi dan laporan keuangan Anda serta transfer bank yang real-time.

chauvinisme

Aplikasi JojoPayroll memiliki fitur yang populer

  1. Sistem payroll yang terkalkulasi dengan otomatis dengan slip gaji yang dikeluarkan secara otomatis.
  2. Sistem Penggajian Terhitung Otomatis dengan slip gaji yang dihasilkan secara otomatis.
  3. Integrasi yang mudah ke sistem HRIS saat ini, Basis Data Komprehensif untuk Analisis.

Buktikan kinerjanya dengan klik memakai trial demo cukup klik Coba Gratis Sekarang