Covid 19 Vaccine Jadi Langkah Terakhir di Berbagai Negara

covid 19 vaccine

Covid 19 vaccine masih terus diproduksi secara massal bersamaan dengan pandemi yang seolah belum ada tanda-tanda akan berakhir. Tak heran, jika kemudian semakin banyak negara di belahan dunia yang membeli berbagai produk vaksin sebagai langkah terakhir penanganannya.

Dari sejumlah covid 19 vaccine yang dikembangkan di seluruh dunia, vaksin hasil kolaborasi Pfizer asal Amerika Serikat dan BioNTech asal Jerman telah mencatat sejarah. Pada tanggal 18 Desember lalu, kedua perusahaan besar ini diklaim sebagai produsen vaksin pertama yang merilis data hasil uji coba tahap akhir skala penuh. Bahkan, vaksin tersebut diklaim memiliki keampuhan hingga 95 persen terhadap coronavirus.

Menyusul persetujuan yang diberikan kepada Pfizer-BioNTech, badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat atau FDA telah menyetujui covid 19 vaccine buatan Moderna. Melalui persetujuan tersebut, bisa dikatakan bahwa Moderna adalah vaksin kedua yang lolos uji untuk disebar secara luas. Diketahui, Moderna mampu mencegah penularan coronavirus mencapai 94 persen.

covid 19 vaccine

7 Negara yang telah melakukan distribusi covid 19 vaccine

Berikut ini daftar 7 negara yang telah melakukan proses distribusi sekaligus program vaksinasi virus corona, antara lain:

1.    Inggris

Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui covid 19 vaccine dari Pfizer-BioNTech untuk penggunaan darurat, tepatnya pada tanggal 6 Desember lalu. Saat itu, pemerintah Inggris telah dilaporkan memesan sebanyak 40 juta dosis vaksin yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan 20 juta penduduk. Jumlah vaksin yang dipesan dua kali lipat lebih banyak, mengingat setiap orang membutuhkan dua dosis.

Beberapa hari setelahnya, Inggris meluncurkan program vaksinasi massal dan orang pertama yang beruntung mendapat vaksin tersebut adalah Margaret Keenan, seorang wanita berusia 90 tahun.

Pemerintah Inggris memang menerapkan urutan warga yang mendapatkan vaksin berdasarkan tingkat kerentanannya terpapar virus. Prioritas pertamanya adalah lansia, para pekerja di panti-panti jompo, warga di atas usia 80 tahun serta petugas kesehatan dan perawatan sosial.

Hingga saat ini, Perdana Menteri Boris Johnson menyatakan telah memberi dosis pertama kepada lebih dari 500 ribu orang dengan interval 21 hari sebelum dosis kedua. Selain itu, Inggris juga sedang menunggu hasil uji tahap akhir vaksin yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca untuk pengadaan covid 19 vaccine lebih lanjut.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

2.    Bahrain

Tak ingin ketinggalan, pada tanggal 4 Desember lalu, Bahrain tercatat sebagai negara kedua di dunia yang menyetujui penggunaan darurat atas vaksin buatan Pfizer-BioNTech. Negara tersebut diketahui telah memulai program vaksinasi nasional sejak 16 Desember 2020. Orang pertama yang menerima vaksin tersebut adalah Raja Hamad bin Isa Al Khalifa.

Selanjutnya, Bahrain telah menyetujui penggunaan vaksin buatan China Sinopharm yang sempat mencatat lebih dari 89 ribu kasus penularan coronavirus disertai 349 kematian.

3.    Amerika Serikat

Awalnya, Amerika Serikat (AS) sempat menuding Inggris terlalu terburu-buru dalam memberikan persetujuannya terhadap vaksin buatan Pfizer-BioNTech. Namun siapa sangka, pada tanggal 11 Desember lalu, AS akhirnya turut turut memberikan persetujuannya untuk jenis vaksin yang sama melalui informasi dari FDA.

Di Amerika, program vaksinasi ini dimulai pada tanggal 14 Desember. Para penerima vaksin gelombang pertama sebagian besar didominasi oleh para pekerja medis.

Bukan hanya Pfizer-BioNTech, FDA juga turut memasukkan nama Moderna ke dalam daftar vaksin yang akan digunakan oleh negara adidaya tersebut. Diketahui, Moderna yang asli buatan AS membutuhkan interval 28 hari dari dosis pertama ke dosis kedua.

Seperti yang dilaporkan, AS merupakan negara pertama di dunia yang paling banyak mengalami kasus penularan virus corona hingga mencapai 18,1 juta sampai 22 Desember lalu. Jumlah korban jiwa akibat penularan virus yang memicu terjadinya pandemi ini juga dilaporkan paling banyak terjadi di AS, yaitu sekitar 320 ribu jiwa.

covid 19 vaccine

4.    Kanada

Tak berselang lama setelah Inggris menyatakan penggunaan darurat atas vaksin Pfizer-BioNTech, Kanada pun melakukan hal yang sama. Kanada mengeluarkan izin penggunaan vaksin tersebut tepatnya pada tanggal 9 Desember lalu. Sejak saat itu, pemerintah Kanada langsung memulai program vaksinasi massal kepada seluruh penduduknya.

Kanada memang diketahui telah memesan vaksin paling banyak di dunia bila dihitung berdasarkan jumlah penduduk di dalamnya. Sampai dengan saat ini, Kanada telah memesan sebanyak 414 juta dosis vaksin untuk 38 juta orang penduduk.

Pemesanan dalam jumlah besar tersebut tak urung memicu kritik dari sejumlah kalangan. Mereka berpendapat, bahwa jumlah dosis yang dipesan oleh Kanada terlalu banyak. Sebab, jumlah tersebut dianggap lebih dari cukup untuk memvaksin lima kali total penduduknya. Dengan demikian, para negara miskin bisa kehilangan peluang mendapatkan vaksin yang sama.

Perdana Menteri Justin Trudeau pun akhirnya memberikan klarifikasi mengenai hal tersebut. Menurut Trudeau, pemerintah Kanada kurang sigap membeli alat pelindung diri di awal masa pandemi. Hal tersebut yang kemudian dijadikan pelajaran dalam pengadaan vaksin.

5.    Arab Saudi

Seperti halnya Bahrain, Arab Saudi turut meluncurkan program vaksinasi massal bagi seluruh penduduknya. Salah satu penerima vaksin Pfizer-BioNTech tersebut adalah Menteri Kesehatan Tawfiq Rabiah pada tanggal 17 Desember lalu.

Sejak awal pandemi ini berlangsung, ada lebih dari 360 ribu kasus dengan jumlah kematian mencapai 6.080 di Arab Saudi. Itulah sebabnya, pemerintah Arab Saudi benar-benar memantau perkembangan vaksin tersebut sebagai langkah akhir penanggulangan penyebaran virus corona.

covid 19 vaccine

6.    Rusia

Meski Pfizer-BioNTech adalah vaksin pertama yang digunakan secara massal di beberapa negara setelah lulus uji fase ketiga secara penuh, ternyata Rusia telah memberikan suntikan covid 19 vaccine terlebih dulu kepada para penduduknya. Vaksin yang diberikan merupakan buatan dalam negeri yang masih dalam uji tahap akhir.

Saat itu, pemerintah Rusia mengumumkan penggunaan vaksin Sputnik V. Vaksin tersebut dikembangkan oleh lembaga penelitian nasional Gamaleya yang diklaim ampuh melawan virus corona hingga 91,4 persen.

Vaksinasi secara massal di Rusia tersebut, diperintahkan secara langsung oleh Presiden Vladimir Putin setelah beberapa jam Inggris menyetujui penggunaan Pfizer-BioNTech. Para penerima pertama vaksin berasal dari kalangan guru, dokter, pekerja sosial, dan kelompok rentan lainnya.

7.    China

Sampai saat ini, China dilaporkan memiliki lima kandidat vaksin dari empat produsen berbeda dalam uji klinis fase ketiga. Kelima kandidat vaksin tersebut termasuk Sinopharm dan juga Sinovac Biotech. Meski keduanya belum disetujui untuk penggunaan komersial di China, vaksin-vaksin tersebut ternyata telah diberikan ke sejumlah wilayah dengan tingkatan kasus lebih rendah dalam bentuk pra-uji.  

Sebagaimana yang dilaporkan oleh para awak media, pada pertengahan Desember lalu, pemerintah China mengumumkan rencana untuk memvaksin sekitar 50 juta penduduknya. Pemberian vaksin dosis pertama rencananya akan dimulai sebelum tanggal 15 Januari dan dosis kedua pada tanggal 5 Februari 2021.

Sinopharm dan Sinovac Biotech juga akan masuk dalam tahap akhir uji coba di 15 negara lainnya, termasuk Indonesia, Brazil, dan Turki. Namun sayangnya, kabar gembira ini justru menimbulkan sedikit kekhawatiran dari para tenaga kesehatan di Indonesia. Pasalnya, mereka belum menerima informasi terkait keamanan penggunaan vaksin-vaksin tersebut.

Sementara itu, Uni Emirat Arab dan Bahrain jadi negara pertama yang menyetujui vaksin Sinopharm untuk penggunaan darurat di negaranya. Hal ini diputuskan, setelah Uni Emirat Arab melakukan uji coba tahap akhir terhadap lebih dari 31 ribu orang dengan tingkat efikasi mencapai 86 persen.

covid 19 vaccine

Seperti halnya covid 19 vaccine, JojoTimes juga bisa dijadikan kunci produktivitas dan efisiensi perusahaan

Dari informasi di atas, bisa kita simpulkan bahwa covid 19 vaccine merupakan langkah pencegahan terbaik untuk mengatasi pandemi yang mengubah seluruh kebiasaan di muka bumi. Bisa dikatakan pula, vaksin-vaksin tersebut jadi kunci atas sebuah perubahan yang lebih baik. begitu juga dengan sebuah perusahaan yang membutuhkan kunci demi produktivitas dan efisiensi. Salah satunya melalui aplikasi seperti JojoTimes.

JojoTimes adalah aplikasi paling mutakhir yang bisa membantu perusahaan meningkatkan kerja tim hingga 100 persen. Selain memiliki fitur pengenalan wajah dan GPS yang akurat, JojoTimes juga mampu mengirim dan menyetujui permintaan cuti serta lembur. Bahkan, laporan semacam itu bisadilakukan kapan saja sesuai kebijakan yang dibuat khusus oleh perusahaan.

Menariknya lagi, JojoTimes menyediakan versi gratis yang bisa kamu coba terlebih dulu. Dengan begitu, kamu membuktikan sehebat apa kinerja yang bisa diberikan oleh aplikasi persembahan Jojonomic ini.

Jadi, tunggu apalagi rasakan kemudahan mengelola bisnis secara otomatis dengan JojoTimes!