Current Ratio : Panduan Pengenalan Current Ratio secara Lengkap

Pada poin ini, kita akan membahas apa itu current ratio. Dalam uraian rasio lancar atau biasa disebut current ratio biasanya dibahas dalam investasi, investor akan mengecek laporan keuangan perusahaan, berapa aset yang dimiliki perusahaan dan kemampuannya untuk melunasi hutang.

Semakin besar aset saat ini yang dimilikinya, semakin besar hutang saat ini yang dapat ditanggung perusahaan. Semakin besar rasio aktiva lancar terhadap kewajiban lancar maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban hutang.

Dengan cara ini, memiliki rasio lancar akan membantu Anda memahami kemampuan perusahaan dalam menggunakan aset dan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali semua utang. Setiap perusahaan harus terlebih dahulu memahami current ratio, bagaimana current ratio terdiri dari beberapa rasio yaitu current ratio, quick ratio dan cash ratio.

Current Ratio ini juga digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban yang dimiliki dalam jangka pendek. Tahukah kamu ternyata rasio lancar ini merupakan salah satu cara yang bisa digunakan untuk mencari rasio likuiditas lho! Karena, dalam rasio ini akan diketahui kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan untuk melunasi utang jangka pendeknya.

Hal ini sesuai dengan fungsi likuiditas yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau  kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir, 2004).

Sebenarnya, ada tiga cara untuk menghitung rasio likuiditas. Selain current ratio, ada juga Quick Ratio, dan Cash Ratio. Akan tetapi, yang akan kita bahas pada artikel ini hanyalah current ratio atau rasio lancar. Mulai dari pengertian, rumus dan contoh, cara menginterpretasikan hingga faktor yang harus diperhatikan untuk mengambil kesimpulan akhir dari hasil rasio lancar ini.

Pengertian Current Ratio

Rasio lancar termasuk menghitung rasio likuiditas, yang merupakan metode perhitungan paling sederhana dibandingkan dengan perhitungan lainnya. Perhitungan current ratio dapat diartikan sebagai penentuan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancarnya dengan aset lancar, dimana aset jenis ini dapat ditukar dengan uang tunai dalam waktu satu tahun.

Hal pertama yang akan kita bahas adalah tentang pengertian yang dimiliki oleh rasio lancar ini. Penghitungan rasio ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva perusahaan yang likuid pada saat ini atau aktiva lancar (current asset). Di mana, jenis aktiva ini adalah aktiva yang dapat ditukar dengan kas dalam jangka waktu satu tahun.

Dalam bukunya yang berjudul Analisis Laporan Keuangan pada tahun 2004, Munawir juga mengemukakan pendapatnya tentang rasio lancar ini. Menurutnya current ratio merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar yang segera dapat dijadikan uang ada sekian kalinya dari hutang jangka pendek.

Ia juga menuliskan bahwa current ratio ini akan menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut. Namun, perusahaan dengan dengan current ratio tinggi belum tentu terjamin akan mampu membayar utang yang sudah jatuh tempo. Hal ini dikarenakan proporsi atau distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan. Misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi atau adanya saldo piutang yang besar, kemungkinannya akan sulit untuk ditagih.

Rumus dan Contoh Penghitungan Current Ratio

Setelah mengenal sekilas tentang rasio lancar, maka selanjutnya yang perlu kamu ketahui adalah bagaimana rumus dan contoh cara menghitungnya. Langsung saja, kita lihat bersama yuk!

Rumus

Berikut ini rumus untuk menghitung current ratio yang wajib kamu pahami:

Contoh Penghitungan

Misalnya, dalam sebuah laporan keuangan di perusahaan A, memiliki aktiva sebesar Rp10.000.000 dengan utang sebanyak Rp5.000.000. Kemudian, perusahaan B memiliki aktiva lancar sebesar Rp2.500.000 dengan utang sebanyak Rp5.000.000. Sedangkan perusahaan C memiliki aktiva sebesar Rp15.000.000 dengan utang sebanyak Rp5.000.000. Dari ketiga pernyataan tersebut, tahukah kamu berapa current ratio yang dimiliki masing-masing perusahaan? Lalu, tahukah kamu bagaimana penginterpretasiaannya?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, langsung saja kita hitung satu persatu nilainya ya!

  • Untuk Perusahaan A, besarnya nilai Current Ratio adalah 10.000.000:5.000.000=2 kali
  • Perusahaan B memiliki rasio lancar sebesar 2.500.000:5.000.000=0,5 kali
  • Terakhir untuk perusahaan C, current ratio-nya sebesar 15.000.000:5.000.000=3 kali

Dari ketiga nilai rasio lancar yang sudah tersedia di atas, tahukah kamu bagaimana cara menginterpretasikannya? Untuk menjawab rasa penasaranmu, yuk kita bahas caranya dibawah ini!

Contoh Penghitungan 2

Untuk memahami perhitungan dengan lebih jelas, berikut beberapa cara menghitung rasio lancar:

Cari tahu bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk melunasi hutangnya saat ini. Oleh karena itu, current ratio perusahaan harus memiliki nilai lebih dari 1,0 kali lipat. Namun, jika nilai pasar perusahaan kurang dari 1,0 kali, kewajiban utang perusahaan masih dipertanyakan. Berikut contoh rumus dan perhitungannya:

rumus: Rasio lancar = aset lancar ÷ kewajiban saat ini

Contoh perhitungan:

Aset perusahaan saat ini adalah Liabilitas jangka pendek Rp 20.000.000 dan Rp. 8.000.000, jadi rasio lancar perusahaan adalah sebagai berikut:

Rasio lancar = Rp 20.000 ÷ Rp 8.000 = 2,5

Penginterpretasian Nilai Rasio Lancar

Dalam perhitungan rasio lancar di atas, hasil perhitungan beberapa perusahaan mungkin berbeda. Untuk melihat syarat dan ketentuan, terdapat 3 posisi nilai, yaitu 0,5, 2, dan 3, dan setiap posisi memiliki arti masing-masing. Lantas seperti apa kita harus mengartikannya?

Kondisi Ideal

Dalam hal ini, semakin tinggi rasio lancar maka likuiditas perusahaan semakin besar. Namun, perusahaan menganggap hasil ideal 2 kali lipat rasio lancar. Oleh karena itu, dapat diperkirakan memiliki status keuangan yang dapat diandalkan dan dapat melunasi rekening atau tagihan untuk melunasi hutang yang sedang berjalan.

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa semakin tinggi rasio lancarnya, akan membuat perusahaan makin likuid semakin likuid perusahaannya. Namun, kebanyakan perusahaan menganggap bahwa hasil rasio lancar sebesar 2 kali adalah yang paling ideal. Karena, dianggap memiliki posisi keuangan yang “nyaman” dan mampu membayarkan utang-utangnya. Berdasarkan contoh di atas, maka yang dianggap paling ideal dan mampu untuk melunasi utang jangka pendeknya adalah perusahaan A.

Kondisi Rendah

Rasio lancar yang rendah yang nilainya kurang dari satu kali nilai. Dalam hal ini, nilai rasio lancar yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mungkin dalam posisi keuangan dan tidak dapat melunasi hutangnya saat ini. Meski demikian, investor dan kreditor tetap memperhatikan arus kas yang digunakan untuk operasional. Oleh karena itu, hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan.

Kondisi rasio lancar yang rendah, dengan nilai di bawah satu kali. Jika nilai pada rasio lancar rendah, menunjukan kemungkinan perusahaan sedang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban lancarnya. Namun, calon kreditur atau investor harus tetap memperhatikan arus kas yang digunakan untuk operasional perusahaan. Tujuannya agar lebih memahami tingkat likuiditas perusahaan.

Jika rasio lancar perusahaan tergolong rendah, maka calon kreditur atau para investor bisa menilai kesehatan keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan kondisi cash flow (arus kas) operasional, jadi tidak harus selalu melalui current ratio-nya. Jika dilihat dari contoh pada poin sebelumnya, kondisi ini sedang dialami oleh perusahaan B. Maka, pihak manajemen keuangan perusahaan harus mampu memperbaiki hal tersebut agar kreditur tidak ragu untuk memberikan pinjamannya.

Kondisi Terlalu Tinggi

Untuk nilai current ratio jika terlalu tinggi akan memiliki nilai lebih dari 2 kali lipat, karena current ratio terlalu tinggi, sehingga perusahaan tidak dapat secara efektif menggunakan aktiva lancar atau kewajiban lancarnya. Oleh karena itu, hal ini menimbulkan kendala dalam pengelolaan modal kerja. Namun, dari perspektif kreditur dengan rasio lancar yang tinggi, perseroan akan lebih mampu membayar kembali hutangnya yang jatuh tempo paling lambat 12 bulan atau yang jatuh tempo.

Current ratio yang memiliki nilai terlalu tinggi, biasanya memiliki nilai di atas dua kali. Apabila rasio lancar terlalu tinggi, maka ada kemungkinan perusahaan tersebut kurang mempergunakan aset lancar atau fasilitas pembiayaan jangka pendeknya dengan efisien. Hal tersebut juga menunjukkan kemungkinan adanya suatu masalah dalam pengelolaan modal kerja.

Namun, terdapat satu hal yang menarik. Ternyata, jika dilihat dari sudut pandang kreditur, current ratio dengan nilai lebih tinggi, lebih baik dibandingkan yang rendah. Karena current ratio dengan nilai tinggi, berarti perusahaan akan cenderung lebih bisa memenuhi kewajiban utang yang akan jatuh tempo, paling tidak 12 bulan ke depan.

Perusahaan dengan nilai rasio lancar terlalu tinggi ini hanya kurang mampu mengelola keuangan, terutama aset lancarnya dengan efisien. Perusahaan C adalah contoh yang tepat untuk menggambarkan kondisi ini. Dengan nilai rasio lancar sebesar 3, perusahaan ini akan mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Namun harus lebih mengefisienkan penggunaan aset lancarnya, untuk mencapai kondisi ideal.

current ratio

Faktor-faktor yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Membuat Current Ratio

Setelah mengetahui apa itu rasio lancar, dan bagaimana cara menghitung serta penginterpretasiannya, sekarang kamu tinggal mengambil kesimpulan dari hal-hal tersebut. Namun sebelum itu, kamu harus memperhatikan beberapa faktor pentingnya, ya!

Masih mengutip dari pendapat Munawir (2004) di dalam bukunya, menuliskan beberapa faktor penting yang harus kamu perhatikan. Apa saja sih yang harus kamu perhatikan sebelum mengambil kesimpulan dari hasil penghitungan current ratio ini? Kamu bisa langsung melihat jawabannya dari poin-poin di bawah ini ya!

  • Distribusi aktiva lancar suatu perusahaan
  • Syarat yang diberikan oleh kreditor kepada perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya.
  • Present valuedari aktiva lancar, karena ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo piutang yang cukup besar tetapi piutang tersebut sudah lama terjadi dan suliit ditagih. Sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan nilai yang dilaporkan.
  • Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar. Jika nilai persediaan semakin turun (deflasi) maka aktiva lancar yang besar (terutama ditunjukkan dalam persediaan) tidak menjamin likuiditas perusahaan.
  • Perubahan persediaan dalam hubungannya dengan volume penjualan sekarang atau di masa yang akan datang, yang mungkin adanya over investment dalam persediaan.
  • Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang, semakin besar kebutuhan modal kerja di masa yang akan datang maka dibutuhkan adanya rasio yang besar pula.

Setelah kamu memperhatikan faktor-faktor itu, baru deh kamu bisa menyimpulkan hasil penghitungan current ratio dan melaporkannya!

Kesimpulan

Jenis akun yang biasanya digunakan untuk menghitung nilai rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan adalah: aset lancar, hutang lancar, piutang atau persediaan, kas dan surat berharga. Namun, perusahaan tentunya membutuhkan laporan keuangan yang sangat baik, jelas dan akurat.

Demikianlah pengertian dan penjelasan cara menghitung current ratio yang membantu menyelesaikan permasalahan yang Anda hadapi saat mengukur tingkat kemampuan perusahaan. Jika Anda merasa kesulitan dan khawatir tentang cara mencatat dan menghitung dengan cepat, benar, jelas dan akurat.

Jojo Expense

Jadi, apakah dengan penjelasan di atas kamu sudah semakin paham dengan rasio lancar ini? Jika kamu masih bingung, kamu bisa menggunakan aplikasi JojoExpense untuk membantumu dalam mengelola keuangan perusahaan.

Software akuntansi JojoExpense adalah alasan tepat yang Anda butuhkan. Kapanpun dan dimanapun, selama bisa dengan mudah menggunakan JojoExpense, ini bisa membantu Anda mengatur akun bisnis, jadi mohon jangan bingung.

Jangan khawatir, yuk kita lihat bagaimana JojoExpense membantu ribuan pebisnis. Bahkan jika Anda tidak memiliki latar belakang akuntansi, JojoExpense dapat membantu Anda. Daftarkan diri Anda sekarang dan dapatkan perangkat lunak gratis di sini. Kinerjamu akan sangat terbantu, dan segala bentuk pencatatan dan pembukuan akan lebih cepat selesai deh! Selamat mencoba!