Mengetahui EBITDA: dari Pengertian hingga Cara Perhitungan

manfaat software hr

Salah satu tujuan dari pencatatan keuangan perusahaan adalah untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Mulai dari profit, utang hingga nilai saham sebuah perusahaan. Hal tersebut untuk memberikan informasi yang berguna bagi strategi perusahaan ke depannya. Ada satu istilah dalam akuntansi perusahaan, namanya EBITDA.

EBITDA sebetulnya merupakan singkatan dari earnings before interest, taxes, depreciation and amortization. Mungkin kamu belum pernah mendengar kata ini, atau sudah pernah tapi belum tahu maksudnya. Kalau begitu, kamu harus baca artikel ini sampai selesai!

Apa itu EBITDA?

750+ Accounting Pictures [HQ] | Download Free Images on Unsplash

Sebagaimana yang tertulis dalam paragraf pembuka, EBITDA merupakan akronim atau singkatan dari earnings before interest, taxes, depreciation and amortization. Kalau kamu seorang akuntan, kamu mungkin tahu atau pernah memanfaatkannya. Kalau belum, kita akan bahas dalam artikel ini.

Dalam buku Who Took My Money: Bagaimana Menjadi Investor Hebat karya Robert T. Kiyosaki dan kawan-kawan dijelaskan, EBITDA merupakan pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Dengan kata lain, ia merupakan pendapatan perusahaan sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi. Catatan pendapatan ini dapat digunakan untuk melihat profitabilitas perusahaan, hanya saja belum benar-benar tuntas. Karena masih banyak hal yang belum dikeluarkan oleh perusahaan.

Menurut seorang investor dan pengusaha asal Amerika Serikat, Warren Buffet, EBITDA merupakan indikator finansial yang tidak ada artinya. Maksudnya, indikator finansial tersebut mendistorsi dan tidak memberikan gambaran yang benar tentang pendapatan bisnis.

Berdasarkan kepanjangan dari EBITDA, juga dapat diartikan bahwa ia bukanlah laporan keuangan yang dapat memperlihatkan arus kas yang baik, yang kemudian dapat digunakan untuk menilai bisnis, karena beban-beban perusahaan tidak masuk dalam hitungan EBITDA.

EBITDA dan Laba Kotor

Meskipun dalam pengertian dikatakan bahwa EBITDA merupakan pendapatan yang belum dikurangi dengan bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi, namun pendapatan ini tidak sama dengan laba kotor. Ada perbedaan antara keduanya.

Kalau laba kotor, perhitungannya dilakukan dengan cara laba yang didapat atau pemasukan, dikurangi dengan harga pokok penjualan (HPP). Dalam perhitungan itu, sudah termasuk depresiasi dan amortisasi. Sedangkan, EBITDA tidak melibatkan hal-hal tersebut dalam perhitungannya.

Fungsi EBITDA

Jika seorang investor asal Amerika Serikat mengatakan bahwa EBITDA bukanlah gambaran yang baik untuk melihat arus kas perusahaan, lalu untuk apa perhitungan pendapatan ini? Ternyata, ada beberapa fungsi yang bisa kita peroleh melalui perhitungan pendapatan ini, berikut kita bahas.

Membandingkan Tingkat Keuntungan

Fungsi pertama dari EBITDA adalah menganalisis dan membandingkan tingkat keuntungan antar perusahaan dan industri. Hal ini dikarenakan EBITDA dapat mengeliminasi dampak dari keputusan keuangan dan akuntansi.

Memberikan keleluasaan

Fungsi kedua adalah memberikan kekuasaan kepada perusahaan terhadap laporan keuangan. Karena ia merupakan catatan non-GAAP atau non kombinasi dan standar otoritatif dewan perusahaan, terkait pembuatan dan perekaman laporan keuangan.

Dengan kata lain, perhitungan EBITDA merupakan perhitungan yang tidak terikat dengan aturan ketat perusahaan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa pendapatan sebelum pajak ini memberikan keleluasaan lebih kepada akuntan, khususnya dalam membuat laporan keuangan.

Melihat Keuntungan

Selanjutnya, EBITDA dapat dijadikan metrik. Gunanya adalah untuk melihat dan mengevaluasi keuntungan sebuah perusahaan. Hanya saja, EBITDA tidak dapat digunakan untuk melihat arus kas.

Mempercantik Laba Perusahaan

EBITDA juga dapat difungsikan untuk mempercantik laba perusahaan. Kenapa demikian? Karena laba atau profit yang tercatat dalam pendapatan ini belum dikurangi bunga, pajak, dan lainnya. Hal ini membuat keuangan perusahaan tampak sehat-sehat saja, padahal perusahaan masih memiliki beberapa beban yang harus dituntaskan.

Kelemahan EBITDA

Disamping beberapa fungsinya yang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, ada beberapa kelemahan EBITDA yang juga harus kita perhitungkan. Jangan sampai kita salah menggunakan dan memutuskan sebuah strategi keuangan perusahaan, karena hanya melihat EBITDA saja. Diantara kelemahannya adalah sebagai berikut:

Pencatatan yang Tidak Sesuai

Dalam perhitungannya, EBITDA mengabaikan perubahan modal kerja yang terjadi dalam suatu perusahaan. Selain itu, ia juga berpotensi memberikan bobot lebih terhadap arus kas perusahaan, dalam suatu periode pertumbuhan kas.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Tidak Sensitif terhadap Tagihan Aktual

Kedua, EBITDA tidak sensitif terhadap tagihan aktual perusahaan. Hal ini karena ia mengabaikan perubahan-perubahan fundamental dalam modal kas.

Alat Ukur Likuiditas yang Menyesatkan

Pada praktiknya, perhitungan likuiditas adalah dinamis. Namun, EBITDA memberikan pembatasan terhadap perhitungannya. Ia tidak memberikan informasi kualitatif terkait sumber penggunaan dana perusahaan. Ia juga tidak memberikan informasi detil terkait likuiditas.

Beberapa elemen penting dalam likuiditas yang tidak turut dipertimbangkan oleh EBITDA adalah sebagai berikut:

  • Potensi klaim jangka pendek terkait dana kas. Termasuk di dalamnya kewajiban langsung dan kontingensi.
  • Sensitivitas perusahaan publik, yang bertugas sebagai penerbit surat utang.
  • Stabilitas serta kekuatan arus kas.
  • Komitmen atas belanja modal ataupun tingkat kebutuhan.
  • Kebutuhan akan dana yang digunakan untuk mendukung modal kerja.
  • Kerapuhan untuk mengurangi akses pada pasar modal.
  • Kekuatan pos-pos likuiditas perusahaan.

Cara Menghitung EBITDA

Setelah membaca beberapa penjelasan terkait EBITDA, selanjutnya kita akan bahas bagaimana cara menghitungnya. Supaya ketika kamu mau mencoba membuatnya, kamu tahu cara dan langkah-langkahnya.

Kamu bisa menggunakan rumus berikut untuk menghitung EBITDA perusahaanmu.

EBITDA = Laba operasional + Biaya Amortisasi + Beban Depresiasi

Misalkan sebuah perusahaan memiliki laba operasional sebesar Rp. 750.000.000, kemudian biaya amortisasinya adalah Rp. 55.000.000. Selanjutnya, perusahaan tersebut memiliki beban depresiasi sebesar Rp. 35.000.000, maka EBITDA-nya adalah sebagai berikut.

EBITDA = Rp. 750.000.000 + Rp. 55.000.000 + Rp. 35.000.000 = Rp. 840.000.000

Angka ini mungkin saja dimanipulasi oleh perusahaan. Dengan begitu, profit dan keuntungan yang dimiliki suatu perusahaan akan tampak lebih besar. Ini akan berpengaruh pada saham perusahaan atau nilai investasi perusahaan.

Namun, ada cara lain untuk menghitungnya. Cara selanjutnya akan sangat sesuai dengan penjabaran atau kepanjangan dari EBITDA. Di dalamnya, dihitung juga bunga dan pajak. Sehingga rumusnya adalah sebagai berikut:

EBITDA = Laba bersih + Bunga + Pajak + Amortisasi + Depresiasi

Komponen-komponen Ebitda yang Perlu Kamu Tahu

209,619 Financial Advisor Stock Photos, Pictures & Royalty-Free Images -  iStock

Dalam perhitungan earnings before interest, taxes, depreciation and amortization, ada beberapa komponen yang harus kamu ketahui. Sebelumnya, sudah diulas mengenai rumus perhitungannya, dimana ditentukan oleh penjumlahan dari laba bersih, bunga, pajak, amortisasi, dan depresiasi. Seperti apakah penjelasan dari masing-masing komponen tersebut? Mari cermati bersama penjelasannya berikut ini.

Laba Bersih

Komponen yang pertama dalam menentukan earnings before interest, taxes, depreciation and amortization adalah laba bersih atau net profit suatu perusahaan. Seperti namanya, laba bersih dihitung setelah dikurangi semua pengeluaran. Dengan kata lain, laba bersih atau keuntungan utama ini benar-benar diperoleh perusahaan dan ditemukan pada bagian bawah laporan laba rugi.

Biaya Bunga

Komponen perhitungan nilai earnings before interest, taxes, depreciation and amortization selanjutnya yaitu biaya bunga atau interest expense. Maksudnya, biaya bunga ini merupakan biaya yang dibebankan pada seluruh peralatan dan barang-barang lain, dimana pembiayaannya dibayar dengan utang. Biaya ini ditemukan pada bagian pengeluaran non operasional dan variatif antara satu perusahaaan dengan perusahaan lain.

Pajak

Perusahaan yang telah memeroleh NPWP biasanya dikenai biaya pajak yang harus dibayarkan per bulannya. Pajak atau taxes ini termasuk dalam perhitungan pendapatan perusahaan nilai earnings before interest, taxes, depreciation and amortization. Besarnya pajak ini dihitung berdasarkan persentase dari pendapatan perusahaan. Setiap tahun, nilainya berubah tergantung bisnis, lokasi, dan ukuran perusahaan itu sendiri.

Depresiasi dan Amortisasi

Komponen lain perhitungan nilai ebitda yaitu depresiasi dan amortisasi. Keduanya menunjukkan biaya aset suatu perusahaan dapat berjalan, contohnya biaya perawatan mesin di pabrik atau truk apabila terjadi keausan selama penggunaan. Biaya tersebut dapat ditemukan pada bagian biaya operasioal dalam laporan laba rugi perusahaan.

Jika ditelaah secara rinci, depresiasi yaitu nilai penyusutan terhadap aset tetap selama masa fungsional aset tersebut. Aset tetap yang dimaksudkan dan terkena depresiasi contohnya gedung kantor dan kendaraan operasional. Seiring berjalannya waktu, tentu aset tetap pasti mengalami penurunan nilai bukan?

Sementara itu, amortisasi adalah nilai pengurangan dari aset yang tidak terlihat wujudnya. Sebagai contoh, pinjaman dari pihak ketika dan hak paten yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai amortisasi yang ditambahkan dalam komponen ebitda yaitu nilai pengurangan dari pinjaman dan nilai penggunaan atas hak paten yang dimiliki.

Ebitda dan Rasio Cakupan Bunga

Premium Photo | Woman with bills and calculator. woman using calculator to  calculate bills at the table in office.

Peran ebitda sangat penting bagi keberlangsungan suatu perusahaan, terutama dalam hal mencari investor. Setiap perusahaan pasti menginginkan investor untuk mendapatkan lebih banyak modal dan memperluas bisnis. Demi meraih perhatian investor, penyusunan pendapatan sebelum bunga, pajak, amortisasi, dan depresiasi yang cantik sangat diperlukan.

Seperti yang telah diulas sebelumnya, kelebihan ebitda mampu menunjukkan angka laba yang tinggi, jika dibandingkan dengan laba operasional. Banyak perusahaan yang bekerja pada bidang industri padat modal lebih memilih mengambil hutang untuk pembiayaan sendiri. Dengan demikian, perusahaan tersebut condong menjadikan nilai tersebut sebagai metrik untuk dibagikan.

Sekilas, investor dan analis melihat ebitda untuk mengetahui gambaran lebih lengkap terkait nilai suatu perusahaan sekaligus potensi yang dimilikinya. Banyak investor dan bisnis mengacu pada angka ini untuk mengamati arus kas dan kisaran estimasi bagi perusahaan. Penilaian pun akan dilaporkan dan diletakkan sebagai kelipatan pendapatan tahunan.

Sementara, rasio cakupan bunga merupakan perbandingan antara profitibilitas dengan utang yang digunakan. Peran rasio cakupan bunga sangat penting untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat membayar bunga dari hutang yang dimiliki. Satu hal ini menjadi salah satu penilaian investor untuk menilai mampukah perusahan membayar hutang sekaligus bunga tepat waktu. Dari sini, investor juga ingin mengetahui apakah kemampuannya membayar hutang akan mengorbankan operasional atau tidak.

Tidak hanya bagi investor, rasio cakupan juga sangat penting untuk menentukan apakah suatu perusahaan diijinkan untuk mengajukan hutang tambahan atau tidak. Apabila perusahaan tidak mampu membayar bunga, maka sudah dipastikan pembayaran pokokjuga tidak bisa dilakukan. Jika dirumuskan, berikut perhitungan rasio cakupun bunga.

Rasio Cakupan Bunga = (Penghasilan Sebelum Bunga & Pajak) / Biaya Bunga

Mengenal Margin Ebitda

Terkadang, earnings before interest, taxes, depreciation and amortization saja tidak cukup untuk mengukur profitibilias sebuah perusahaan. Ada faktor lain yang perlu diperhatikan dari variasi nilai tersebut yaitu margin ebitda yang dirumuskan sebagai berikut.

Margin Ebitda = (Ebitda / Total Pendapatan) x 100%

Perhitungan margin diatas menentukan persentase dari ebitda terhadap pendapatan suatu perusahaan. Nilai tersebut menunjukkan seberapa banyak laba yang diperoleh perusahaan selama setahun. Apabila margin perusahaan besar, pastinya lebih menarik bagi investor karena memungkinkan potensi pertumbuhan lebih besar.

Biar lebih jelas, mari kita coba hitung nilai margin ebitda sebuah perusahaan berikut.

Perusahaan X memiliki nilai ebitda sebesar $800 ribu dan pendapatan $8 juta. Jika dimasukkan dalam rumus margin diatas, maka nilainya 10%. Sementara, perusahaan Z memiliki ebitda sebesar $750 dan pendapatan $9 jua. Maka, nilai margin-nya sebesar 8%. Nah, apabila seorang investor harus mempertimbangkan satu diantara kedua perusahaan tersebut, dipastikan mereka lebih memilih perusahaan X karena nilai margin lebih tinggi ketimbang perusahaan Z. Sudah paham kan?

Adjusted Ebitda

Cara Menentukan Software Expense Agar Mengurangi Beban Pekerjaan -  Jojonomic Pro | The Number 1 Expense Management Solution on your Mobile

Besarnya nilai ini membuat analis dan investor menjadi lebih jelas apakah suatu perusahaan menjadi tempat investasi yang lebih baik daripada yang lain. Tentu saja, adjusted ebitda ini berbeda dengan ebitda, meskipun perbedaannya sangatlah kecil. Namun demikian, sangat penting untuk mengetahui perbedaan diantara keduanya.

Hal yang perlu dilakukan dalam adjusted ebitda yaitu standarisasi pendapatan dan arus kas sekaligus menghilangkan pengeluaran yang tidak teratur, seperti bonus. Sebenarnya, menghitung nilai earnings before interest, taxes, depreciation and amortization yang disesuaikan terbilang mudah dan selangkah lebih jauh, termasuk penghilangan biaya pengeluaran yang tidak teratur dan satu kali.

Ada beberapa hal yang tidak boleh diubah ketika melakukan penyesuaian nilai pendapatan tersebut, diantara sebagai berikut.

  • Penghasilan non-operasional
  • Keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi
  • Pengeluaran non tunai
  • Biaya litigasi
  • Penghapusan aset
  • Keutungan dan kerugian selisih kurs
  • Sumbangan khusus
  • Keuntungan dan kerugia satu kali
  • Penurunan nilai goodwill
  • Kompensasi pemik pasar
  • Kompensasi berbasis saham

Dapatkah Perusahaan Menyesuaikan Nilai Ebitda?

Dalam hal ini, menyesuaikan nilai earnings before interest, taxes, depreciation and amortization tidak sama dengan memanipulasi nilai tersebut. Situasi seperti ini dikenal dengan pembuatan ulang nilai ebitda. Salah satu caranya, kamu bisa mengubah pernyataan pendapatan yang telah dirilis sebelumnya dengan didasarkan oleh alasan tertentu.

Perhitungan ulang ini diperlukan ketika investor menginginkan perhitungan yang lebih tepat dengan memasukkan pendapatan atau menghilangkan pengeluaran yang tidak perlu. Dengan demikian, investor bisa memperoleh angka paling akurat untuk menilai potensi perusahaan.

Perlu diketahui, tidak semua faktor dapat diubah. Berikut ini beberapa faktor yang diperbolehkan untuk diubah, diantaranya:

  • Penghasilan yang diperoleh dari aset yang tidak perlu
  • Gaji atau bonus pemilik dengan nilai yang mungkin lebih tinggi daripada semua karyawan
  • Biaya satu kali, misalnya sengketa hukum dan kampanye pemasaran
  • Biaya pengeluaran, seperti pemilik yang tidak membayar sewa dikarenakan telah memiliki gedung sendiri.

Analisis EBITDA

Pasca dihitung, EBITDA dapat dianalisis, tujuannya beragam, dapat disesuaikan dengan manfaat yang telah kita bahas sebelumnya. Misalnya, kamu bisa melakukan analisis untuk kemudian membandingkan profitabilitas antar perusahaan.

Analisis ini dapat dilakukan berdasarkan hal yang mungkin sama-sama dimiliki oleh perusahaan yang dibandingkan. EBITDA yang semakin besar dari tahun ke tahun akan menunjukkan bahwa sebuah perusahaan mampu menghasilkan profitabilitas yang semakin baik.

Nah, bagaimana penjelasan terkait EBITDA-nya, sudah paham kan? Setelah ini kamu mungkin bisa mulai menghitung dan memanfaatkan EBITDA-mu, atau kamu bisa tahu ketika perusahaan lain menjelaskan terkait hal ini. Namun ingat, bukan berarti ketika kamu menggunakan perhitungan ini dan melihat arus kasmu menjadi baik, lalu kamu tenang-tenang saja. Kamu tetap harus melihat laporan arus kas sesungguhnya dan menghitung dengan baik pengeluaran dan pendapatanmu.

jojonomic

Untuk hal ini, kamu bisa juga menggunakan solusi bisnis Jojonomic. Melalui aplikasi JojoExpense, kamu bisa mendapat cara mudah untuk melakukan pencatatan keuangan secara digital, khususnya terkait pengajuan dana dan reimbursement. Kamu bisa lakukan di mana saja dan kapan saja. Kamu juga bisa terus memastikan keuangan perusahaanmu baik, karena hal ini dapat kamu lakukan dengan mudah. Selamat mencoba!