Beberapa Hal Tentang Employee Turnover yang Harus Diketahui

Dalam suatu perusahaan, masuknya karyawan baru ataupun keluar atau resignnya karyawan adalah hal yang wajar. Kegiatan tersebut bisa dikatakan sebagai Turnover. Dan hal tersebut terbilang wajar dan tidak bisa dihindari oleh perusahaan. Aktivitas tersebut bisa menguntungkan perusahaan jika dilakukan dalam suatu periode tertentu. Namun akan merugikan jika perusahaan terlalu sering berganti-ganti karyawan. Karena, employee turnover rate akan selalu diperhatikan oleh sesorang yang akan melamar pekerjaan di perusahaan tersebut.

Pengertian Employee Turnover

Ketika ada seorang karyawan yang mengundurkan diri, dan posisinya digantikan oleh orang lain, aktivitas itu disebut employee turnover. Employee turnover atau turnover karyawan merupakan suatu aktivitas pergantian karyawan suatu perusahaan yang disebabkan oleh faktor penentu terjadinya perpindahan karyawan tersebut baik secara sukarela maupun tidak. 

Terdapat dua jenis turnover, yaitu sukarela atau voluntary, dan terpaksa atau involuntary. Voluntary turnover adalah  mereka yang memiliki alasan untuk resign. Keputusan karyawan untuk berhenti secara sukarela, keinginannya sendiri, tidak terpaksa, dan biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti opportunity pekerjaan diluar (faktor eksternal), keinginan untuk melanjutkan pendidikan, menikah, serta tersedianya alternatif pekerjaan lain yang lebih menarik serta menjanjikan.

Dan jenis kedua adalah involuntary turnover, yaitu seorang karyawan yang harus keluar resign karena keputusan yang dibuat oleh perusahaan, misalnya PHK (pemutusan hubungan kerja). Hal tersebut bisa didasarkan atas kesalahan,kelalaian yang dilakukan karyawan, maupun atas dasar untuk mengurangi biaya tenaga kerja akibat menurunnya pendapatan perusahaan.

Faktor Penyebab

Employee turnover pastinya dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal, dan juga dari diri sendiri maupun perusahaan. Berikut ini beberapa faktor penyebab terjadinya employee turnover.

1. Faktor Individu

  • Kepuasan kerja. Seberapa besar kepuasan karyawan dalam bekerja, apakah perusahaan tersebut memenuhi kebutuhan work-life balance-nya atau tidak.
  • Beban kerja yang terlalu berat. . Akibat beban kerja yang terlalu berat dapat mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja. 
  • Durasi kerja yang sudah cukup lama dan ingin menemukan tantangan baru.  Turnover juga banyak terjadi pada karyawan dengan masa kerja lebih singkat. Interaksi dengan usia dan kurangnya sosialisasi awal merupakan keadaan yang memungkinkan untuk terjadinya turnover.
  • Usia. Karyawan yang berusia muda lebih tinggi kemungkinannya untuk keluar. Karena karyawan yang lebih muda lebih mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mendapatkan pekerjaan yang baru yang memilki tanggung jawab kekeluargaan yang lebih kecil, sehingga dengan demikian lebih mempermudah mobilitas pekerjaan.
  • Mentalitas karyawan.

2. Faktor Organisasi

  • Sistem kerja perusahaan yang cenderung represif dan tidak memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan karyawan.
  • Sistem gaji yang tidak transparan.
  • Pay level atau tingkat pendapatan. Turnover berada pada tingkat tertinggi didalam industri-industri yang menggaji karyawannya lebih rendah.  Kepuasan kerja karyawan dianggap sebagai penyebab turnover, namun persepsi karyawan terhadap perlakuan tidak adil dalam hal kompensasi menjadi penyebab lebih kuat.
  • Tidak ada program engagement karyawan baik secara individu maupun antar-tim
  • Sistem kerja yang obsolete dan tidak beradaptasi dengan anomali maupun persaingan di masa depan.
  • Transparansi.

3. Faktor Geografis

Faktor geografis sendiri biasanya dipengaruhi oleh jarak karyawan menuju kantor.  Lokasi yang menyenangkan akan menarik bagi karyawan, demikian juga dengan lingkungan fisik yang dapat berpengaruh pada turnover karyawan. Hal ini juga bisa menjadi faktor turnover utama jika karyawan tersebut bekerja sudah lama di perusahaan saat ini.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Dampak Tingkat Turnover yang Tinggi

Banyaknya karyawan yang keluar masuk perusahaan anda adalah pertanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres di level manajemen. Tingginya tingkat turnover akan berdampak dan mempengaruhi banyak aspek di perusahaan. Turnover yang tinggi dapat memberikan dampak moral dan juga produktivitas tim. Misalnya saja ketika orang yang pergi memberikan dampak besar bagi tim dan perusahaan dan berganti dengan orang yang belum tentu sama berpengaruhnya dari yang sebelumnya. Kemungkinan penurunan moral dan produktivitas bisa saja terjadi.

Ketika terdapat karyawan yang resign, pastinya butuh waktu untuk mencari pengganti karyawan. Ada perusahaan yang memerlukan waktu sebulan lamanya untuk mencari karyawan baru, ada juga yang lebih lama dari itu. Akibatnya, produktivitas karyawan lainnya pun menurun karena terbebankan pekerjaan karyawan yang resign tersebut.

Turnover juga bisa membawa perusahaan dalam kerugian finansial. Karena mendatangkan karyawan baru bukanlah perkara mudah dan murah. Ada banyak sekali biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Mulai dari membayar vendor untuk lowongan pekerjaan, proses interview, pelatihan sampai dengan karyawan baru memiliki kemampuan yang sama dengan karyawan yang resign. Belum lagi jika memberi pesangon kepada karyawan yang resign.

Pencegahan Employee Turnover

Mencegah tingkat turnover karyawan terutama mencegah perginya karyawan yang dapat menyebabkan disfungsi perusahaan tergantung dari sistem dan budaya kerja yang dibangun. Ada beberapa cara untuk mencegah agar tidak terjadi employee turnover yang terlalu tinggi. Beberapa cara tersebut diantaranya adalah :

  1. Memberikan gaji dan fasilitas perusahaan yang kompetitif. Meski gaji tetap menjadi daya tarik utama setiap karyawan, fasilitas yang diberikan kepada karyawan adalah hal yang tak boleh dikesampingkan. Tunjangan asuransi, jaminan hari tua, hingga fasilitas-fasilitas yang unik seperti boleh bekerja dari rumah, jam kerja yang fleksibel bisa ditawarkan untuk membuat karyawan anda tetap betah di perusahaan anda.
  2. Menyusun strategi engagement dengan membuat program untuk karyawan. Contohnya seperti membuat program kompensasi, program reward karyawan, insentif, memberikan program pelatihan skill karyawan dan juga fleksibilitas kerja terutama dalam memenuhi kebutuhan work-life balance karyawan.
  3. Membuat suasana kerja yang nyaman merupakan salah satu alasan mengapa seseorang ingin tetap bertahan di suatu perusahaan. Biasanya pimpinan yang bijak dan mengayomi karyawan akan mendapatkan banyak karyawan yang mau bekerja dengan tenang dan akan membentuk suasana kerja yang nyaman.
  4. Membuat pelatihan yang efektif. Karena kadangkala menemukan karyawan yang bingung untuk melakukan pekerjaan ketika bekerja. Bisa jadi karena anda belum memberikan pelatihan yang tepat untuk mereka. Itulah pentingnya menjalankan pelatihan yang efektif, sehingga karyawan anda tak akan lagi mengalami kejadian serupa.
  5. Perlakukan jam kerja yang efektif dan seimbang. Berikan kesempatan pada karyawan anda untuk menikmati hasil kerja keras mereka. Jangan bebankan mereka jam kerja yang terlalu panjang, atau menghalang-halangi mereka yang ingin mengambil cuti. Jika terpaksa, berikan upah lembur pada karyawan yang bekerja di luar jam kerja, atau di akhir pekan dan hari libur. 

Kesimpulan

Keluar masuknya karyawan dalam suatu perusahaan adalah hal yang wajar dan memang seringkali terjadi. Namun jika terlalu sering, hal tersebut akan berdampak negatif kepada perusahaan. Sehingga perlu dilakukan beberapa cara untuk mencegah tingginya angka employee turnover, sehingga aktivitas tersebut bisa diminimalisir.

Nah sebagai pelaku bisnis, pastinya dibutuhkan pengelolaan dan pengontrolan karyawan. Namun kadangkala tidak bisa memantau kinerja karyawannya dari kantor. Saat ini terdapat aplikasi yang bisa membantu memudahkan pantauan kinerja karyawan, yaitu dengan JojoTimes.

Jojo Times merupakan sebuah aplikasi yang bisa dilakukan untuk absensi secara digital. Tidak hanya absensi, Jojo Times juga bisa digunakan untuk memonitor karyawan atau tim secara real time, dan karyawan atau tim juga bisa melaporkan kegiatan mereka secara terpadu. Selain itu juga dapat menghemat waktu kamu dalam hal pengajuan cuti yang jika menggunakan cara lama butuh prosedur berbelit, dengan JojoTimes, semua dilakukan secara digital dan otomatis. Yang paling penting, database karyawan kamu terjamin aman.

Jadi tunggu apalagi? Yuk tingkatkan kinerja tim dengan sistem monitoring dan pengelolaan administrasi otomatis dengan Jojo Times.