Peran Ibu Pekerja di dalam Rumah Tangga dan Perusahaan

Ibu Pekerja

Kesetaraan gender menjadi salah satu isu yang tak pernah habis untuk diperbincangkan. Hal ini dikarenakan masih banyak ketidakadilan yang berbasis gender terjadi di lingkungan masyarakat. Termasuk dalam hal karir atau pekerjaan.

Perempuan menjadi sosok yang paling sering mendapat perlakuan tidak adil dalam dunia kerja. Di mana mereka seringkali dibatasi untuk tidak menduduki jabatan tertentu dalam perusahaan. Selain itu dikatakan bahwa gaji perempuan lebih kecil dibandingkan laki-laki dalam posisi yang sama.

Tak hanya itu ketidakadilan yang mereka dapat. Di dalam masyarakat kaum hawa seringkali identik dengan kata lemah. Gerak mereka sering dibatasi oleh standar masyarakat yang mengatakan bahwa wanita sepatutnya ada di rumah, mengurus anak dan dapur rumah tangga. Padahal banyak dari mereka yang juga ingin merintis karirnya, mengejar apa yang mereka inginkan dan mendapatkan penghasilan atas jerih payahnya. 

Untungnya, kini sudah banyak perusahaan yang menerima perempuan secara terbuka untuk bergabung menjadi bagian dari timnya. Bahkan banyak juga yang sudah memperbolehkan untuk perempuan duduk di kursi jabatan tinggi dalam perusahaan. Artinya, kesempatan jenjang karir pun terbuka lebar.

Berbicara soal perempuan dan karir, tentu akan sangat erat kaitannya dengan peran ibu pekerja. Mengingat saat ini sangat banyak wanita karir yang mengejar impiannya namun juga mengurusi rumah tangga pernikahannya. Tak banyak orang yang bisa melakukan hal ini secara bersamaan. Mereka yang mampu menanganinya dengan baik tentu layak mendapatkan pujian.

Namun, sudahkah Anda tahu apa sebenarnya definisi dari ibu pekerja itu? Pada artikel kali ini, Jojonomic akan mengajak Anda untuk membahas lengkap mengenai istilah ibu pekerja serta perannya dalam perusahaan dan rumah tangga. So, simak tuntas artikelnya berikut ini, ya.

Definisi Ibu Pekerja

Definisi Ibu Pekerja

Berdasarkan definisinya, ibu pekerja merupakan istilah untuk menyebut seorang ibu yang tak hanya mengurus rumah tangga serta anak namun juga bekerja di luar rumah untuk mencari penghasilan. Menurut Lerner (2001), ibu pekerja adalah mereka yang memiliki anak berusia kisaran 0-18 tahun dan menjadi seorang tenaga kerja di sebuah pabrik atau perusahaan.

Sekilas menjadi sosok ibu pekerja terlihat tidak begitu merepotkan. Namun membagi waktu antara mengurus anak, menyelesaikan keperluan rumah tangga serta pekerjaan di kantor bukanlah perkara yang mudah. Manajemen waktu mereka dipertaruhkan dalam hal ini. 

Hal tersebut akan terasa lebih merepotkan ketika seorang ibu pekerja memiliki anak yang masih berusia di bawah 5 tahun. Di mana umumnya, anak-anak di usia tersebut masih sering rewel dan membutuhkan banyak perhatian dari orang tua. Namun demi profesionalisme dalam pekerjaan, seorang ibu pekerja harus rela mengesampingkan urusan rumah tangganya dan fokus terhadap tugas dan tanggung jawabnya selama bekerja.

Tentu hal ini menjadi dilema tersendiri bagi seorang ibu. Di mana ketika mereka memutuskan untuk bekerja, artinya mereka sudah siap dengan segala konsekuensi yang harus ditanggung. Salah satunya adalah sepertiga waktu mereka habis di tempat kerja. Belum lagi jika terdapat lembur, yang mana hal tersebut dapat menjadi pembatas atau bahkan pemberi jarak antara orang tua dengan anak.

Peran Ibu Pekerja di dalam Rumah Tangga dan Tempat Kerja

Peran Ibu Pekerja

Pada umumnya, sosok ibu rumah tangga yang juga bekerja di tempat lain memiliki tanggung jawab yang sama besarnya dengan kepala keluarga. Hanya saja seperti yang kita tahu bahwa secara fisik, perempuan tidak lebih kuat daripada laki-laki. Sehingga mereka sangat rawan mengalami kelelahan atau bahkan jatuh sakit.

Tak hanya itu, peran ganda yang digendong oleh sosok ibu yang tak hanya bekerja namun juga harus mengurus anak juga seringkali membuat mereka mengalami permasalahan yang terkait mental atau psikologi. Setidaknya terdapat dua jenis konflik yang dapat memicu terjadinya masalah mental bagi sosok ibu pekerja. Di antaranya adalah konflik karena waktu yang terbatas namun harus menyelesaikan banyak pekerjaan dan konflik ketegangan dengan pihak lain dalam hal ini bisa dengan anak maupun suaminya.

Kebijakan Perusahaan yang Bisa Meringankan Peran Ibu Pekerja

Melihat beratnya peran seorang ibu pekerja tersebut, maka perusahaan di masa kini sangat diharapkan dapat memberikan kelonggaran bagi mereka. Cara yang paling mudah adalah dengan menerapkan beberapa kebijakan yang meringankan para perempuan hebat tersebut. Berikut adalah beberapa kebijakan yang bisa diadopsi oleh perusahaan-perusahaan progresif masa kini.

1. Memberikan pembinaan untuk calon ibu baru

Karyawan dalam perusahaan yang hamil atau dikabarkan akan menjadi sosok ibu baru bisa diberikan pembinaan atau pelatihan terkait parenting. Perusahaan bisa menyediakan mentor untuk melatih mereka agar siap ketika bayi yang dikandungnya lahir ke dunia.

Cara ini terbukti efektif untuk meningkatkan produktivitas karyawan, terutama bagi calon ibu di perusahaan. Di mana mereka merasa keberadaannya dihargai dan diperhatikan. Selain itu, memfasilitasi para calon ibu ini juga akan membuat mereka jauh lebih loyal terhadap perusahaan.

2. Memberikan ruangan khusus untuk menyusui

Saat ini ada banyak perusahaan yang memiliki ruangan khusus untuk menyusui bagi para ibu baru. Hal tersebut tentu sangat menguntungkan bagi mereka yang baru saja melahirkan anak. Karena dengan adanya ruang menyusui ini, mereka dapat memberikan asupan ASI pada bayinya tanpa harus takut malu.

3. Izinkan untuk membawa bayi ke kantor

Beberapa perusahaan kini telah mengambil langkah yang cukup progresif terkait kebijakan untuk ibu pekerja. Di mana mereka mengizinkan para ibu baru membawa bayinya ke kantor terutama di awal-awal kelahirannya. Hal ini dikarenakan usia bayi yang baru saja lahir membutuhkan asupan ASI yang rutin. 

Sehingga dengan kebijakan perusahaan yang memperbolehkan membawa bayi ke kantor di 6 bulan pertama dapat membuat ibu tersebut merasa diperhatikan dan dihargai. Selain itu cara ini juga lebih efektif daripada harus menyediakan ruang daycare di kantor. Karena bayi yang baru lahir tidak akan terlalu rewel seperti halnya balita. 

4. Memberikan izin cuti saat datang bulan

Dalam UU Ketenagakerjaan pasal 81 ayat 1 menyatakan bahwa setiap pekerja atau buruh perempuan yang sedang berada dalam masa haid serta merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. 

Perhatian khusus pada para ibu pekerja dalam perusahaan lewat hal-hal kecil ini akan sangat berarti untuk mereka. Mengingat saat ini masih banyak perusahaan yang tidak begitu mengindahkan aturan yang satu ini. Di mana rata-rata perempuan yang dalam kondisi datang bulan tetap harus bekerja seperti biasa.

Penutup

Jojo payroll

Nah, itulah tadi sekilas informasi mengenai peran ibu pekerja dalam rumah tangga dan perusahaan tempat mereka bekerja. Lewat pemahaman singkat di atas harapannya Anda yang berprofesi sebagai pelaku usaha atau pemilik sebuah bisnis mampu memberikan keringanan bagi sosok ibu pekerja.

Selain itu pastikan bahwa struktur dan operasional dalam perusahaan bersifat adil tanpa memandang gender maupun jenis kelaminnya. Di mana jika terdapat laki-laki dan perempuan yang menjabat posisi sama dengan tanggung jawab yang sama pula, pastikan untuk memberikan gaji yang sama rata. Dengan demikian, perusahaan sudah berupaya dalam menentang ketidakadilan terhadap sistem yang selama ini diadopsi oleh masyarakat.

Untuk memudahkan sistem menggaji karyawan dalam perusahaan, Anda bisa menggunakan Jojo Payroll. Sebuah aplikasi penggajian yang dibekali fitur lengkap agar lebih mudah terhubung dengan mesin absensi dalam perusahaan. Selain itu, software ini juga memiliki fitur unggulan lain berupa perhitungan pajak pph 21, reimbursement, BPJS, tunjangan harian dan bulanan, pembuatan slip gaji secara otomatis hingga kemudahan transfer bank ke lebih dari 150+ bank dengan waktu yang cepat dan tepat sesuai jadwal. Menarik, bukan?

So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Jojo Payroll dan permudah cara Anda dalam menggaji karyawan hanya dalam genggaman.