Jenis-jenis Investasi Jangka Panjang yang Bisa Dijadikan Pilihan

investor

Saat ini, istilah investasi tentu sudah bukan hal yang asing lagi di telinga kita. Mengingat ada banyak platform-platform bermunculan yang dapat memudahkan kita dalam memulai langkah awal di dunia penanaman modal. Bahkan investasi yang dulu hanya bisa dimulai dengan nominal jutaan rupiah, kini siapapun dapat memulainya hanya dengan Rp 10 ribuan saja. Menarik sekali, bukan?

Nah, dengan kemudahan akses investasi tersebut, kini tak ada alasan bagi Anda lagi untuk menunda-nundanya. Anda bisa mulai berinvestasi pada salah satu atau beberapa instrumen sekaligus untuk membuat uang yang Anda miliki bekerja dan bertumbuh.

Namun sebelum memutuskan untuk berinvestasi, Anda harus membekali diri dengan pengetahuan mengenai jenis-jenis investasi yang ada dan bisa Anda gunakan. Karena seperti yang kita tahu, ada banyak jenis instrumen investasi yang bisa dicoba dan disesuaikan dengan tujuan keuangan masing-masing orang. 

Pada artikel berikut ini, Jojonomic akan mengajak Anda untuk membahas lebih lanjut mengenai jenis-jenis investasi khusus untuk jangka panjang. Umumnya, jenis investasi jangka panjang digunakan untuk mewujudkan tujuan keuangan yang berskala besar. Seperti membeli mobil baru, rumah, tanah, merintis bisnis, dana pendidikan anak, berlibur ke luar negeri, dana pensiun dan masih banyak lagi lainnya.

So, bagi Anda yang tertarik untuk terjun dan memulainya, berikut adalah beberapa jenis-jenis investasi jangka panjang yang bisa dijadikan pilihan.

Jenis-jenis Investasi Jangka Panjang yang Bisa Dijadikan Pilihan

1. Reksadana

Jenis-jenis investasi - reksadana

Istilah reksadana beberapa tahun belakangan ini cukup populer di kalangan generasi milenial. Reksadana dianggap sebagai salah satu instrumen investasi anti ribet yang sangat relevan untuk siapapun di era digitalisasi seperti saat ini. Mengingat Anda yang berinvestasi pada instrumen ini tak perlu melakukan analisa apapun. Karena pada dasarnya, dana yang Anda investasikan akan dikelola oleh seorang Manajer Investasi (MI) yang berkompeten. 

Sehingga, Anda hanya perlu menyuntikkan dana secara rutin sekaligus memilih Manajer Investasi yang tepat dan kredibel. Masing-masing Manajer Investasi memiliki portofolionya tersendiri. Anda dapat melihat kemana saja dana tersebut diinvestasikan sehingga dari sana Anda bisa mengetahui mana yang lebih potensial dan sesuai dengan preferensi Anda.

Reksadana sendiri sebenarnya terdiri dari beberapa jenis. Mulai dari reksadana pendapatan tetap, pasar uang, obligasi, campuran hingga reksadana saham. Masing-masing produk tersebut menawarkan risikonya tersendiri. Sehingga Anda bisa memilih mana yang sesuai dengan profil risiko Anda dalam berinvestasi.

Secara sederhana reksadana adalah kumpulan dana dari masyarakat yang dihimpun oleh Manajer Investasi untuk kemudian ditransaksikan dalam pasar modal. Sehingga Anda bisa memulainya dengan modal minim dari Rp 10 ribuan untuk berinvestasi pada instrumen yang satu ini.

2. Properti

Properti

Seperti yang kita tahu, properti menjadi salah satu instrumen investasi konvensional yang masih populer saat ini. Hal ini dikarenakan anggapan masyarakat tentang aset properti yang akan terus mengalami peningkatan harga seiring berjalannya waktu. 

Memang anggapan tersebut tidaklah salah, namun untuk berinvestasi pada aset properti seperti tanah dan bangunan bisa dibilang tidak mudah. Ini dikarenakan harga properti yang terlalu tinggi. Sehingga bagi Anda yang memiliki modal terbatas mungkin akan mengalami kesulitan untuk memulainya.

Tidak seperti reksadana yang bisa dimulai dengan nominal puluhan ribu, aset properti hanya bisa Anda beli dengan harga di atas jutaan. Selain itu, yang perlu digaris bawahi adalah properti bukan termasuk aset investasi yang likuid. Di mana untuk menjual atau mencairkan aset ini biasanya membutuhkan waktu mengingat harganya yang tinggi sehingga hanya orang-orang tertentulah yang dapat membelinya.

Selain menjual aset tersebut, Anda juga bisa menyewakannya dalam bentuk kost, kontrakan, apartemen, ruko dan sejenisnya. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan passive income secara rutin setiap bulan atau per tahunnya.

3. Emas

Emas

Siapa sih yang tak kenal dengan logam mulia yang satu ini? Emas dikenal sebagai salah satu aset investasi yang paling aman untuk digunakan. Akibatnya, instrumen ini kerap disebut sebagai aset safe haven terutama di kala kondisi ekonomi global tengah goyang. Karena bisa dibilang emas memiliki harga yang fluktuatif namun cenderung stabil mengalami peningkatan. 

Nah, bagi Anda yang tertarik untuk berinvestasi pada instrumen emas, perlu diketahui bahwa aset yang direkomendasikan adalah berupa logam mulia murni dan bukan dalam bentuk perhiasan. Hal ini dikarenakan pada perhiasan tersebut, emas yang digunakan sudah bercampur dengan logam lain sehingga membuatnya tidak murni.

Jika dulu investasi emas hanya bisa dimulai ketika Anda memiliki modal ratusan ribu hingga jutaan. Kini siapapun dapat berinvestasi pada instrumen yang satu ini mulai dari Rp 1.000. Ada begitu banyak platform yang bisa Anda coba gunakan. Mulai dari Pegadaian, Tokopedia, BukaLapak, Gojek dan masih banyak lagi lainnya.

4. Saham

Saham

Berikutnya ada saham yang dikenal orang sebagai salah satu jenis instrumen investasi paling berisiko. Secara sederhana, saham merupakan sebuah bukti kepemilikan suatu perusahaan. Dengan arti kata lain, saham hanya berbentuk surat atau dokumen yang menyatakan bahwa Anda adalah pemilik dari perusahan tertentu.

Nah, instrumen saham sebenarnya dapat dijalankan dalam dua cara. Yang pertama dengan melakukan transaksi perdagangan atau trading, di mana hal ini sangatlah berisiko jika Anda tidak memiliki pengetahuan serta analisis yang cukup. Seorang yang melakukan trading saham mendapatkan keuntungan atau profit dari selisih harga jual dan beli yang mereka dapat dalam jangka waktu singkat.

Sedangkan yang kedua adalah investasi saham, di mana Anda hanya perlu membeli suatu produk saham perusahaan tertentu untuk kemudian disimpan dan dibiarkan bertumbuh sampai beberapa tahun mendatang. Orang-orang yang memilih cara ini akan mendapatkan keuntungan dari dividen perusahaan yang dibelinya. Selain itu, apabila Anda sudah merasa cukup untuk berinvestasi saham, Anda bisa langsung menjualnya dan selisih harga jual beli tersebut juga akan menjadi bagian dari profit yang didapat.

Perbedaan yang mendasar antara aktivitas trading serta investasi saham di atas adalah jangka waktu yang dipilih. Di mana trading biasanya dilakukan dalam hitungan jam atau hari. Sedangkan investasi mengharuskan Anda untuk mengendapkan saham tersebut sampai bertahun-tahun lamanya agar profit yang diperoleh lebih optimal.

Pada dasarnya, bagi Anda yang pemula dan tertarik untuk berinvestasi saham. Sangat direkomendasikan untuk memilih produk saham bluechip yang berasal dari perusahaan besar dan sudah stabil secara finansial. Contohnya ialah Bank BCA (BBCA), Bank BRI (BBRI), Indofood (INDF), Unilever (UNVR), Telkom (TLKM), dan masih banyak lagi lainnya.

Penutup

Nah, itulah tadi jenis-jenis investasi jangka panjang yang bisa Anda jadikan pilihan untuk mencapai tujuan keuangan. Dengan berinvestasi, Anda sudah berupaya memudahkan perjalanan diri sendiri di masa depan. Di mana Anda tak perlu khawatir lagi soal inflasi yang terjadi, mengingat investasi dapat menghindarkan Anda dari risiko tersebut.

Dalam prakteknya, investasi tak hanya diperlukan oleh perorangan saja. Namun juga oleh perusahaan yang memiliki uang dingin atau uang yang tidak akan dipergunakan dalam jangka waktu dekat. Sehingga alih-alih dibiarkan menganggur, dana tersebut dapat diinvestasikan untuk memperoleh profit tambahan.

Tapi sebelum memutuskan untuk menginvestasikan dananya, Anda harus memastikan bahwa keuangan perusahaan dalam kondisi yang stabil. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan menggunakan Jojo Expense yang merupakan sebuah software manajemen pengeluaran perusahaan yang dapat membantu Anda dalam mengelola anggaran dan seluruh komponen keuangan.

Aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai macam fitur unggulan mulai dari Reimbursement Online, Cash Advance, Capture Expense, Mobile Approval dan masih banyak lagi lainnya. Dilengkapi juga oleh teknologi mutakhir berupa Intelligence OCR dan Realtime Geotagging yang memungkinkan perusahaan dapat terhindar dari risiko fraud financial atau penipuan keuangan. Menarik, bukan?

So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Jojo Expense dan permudah cara Anda dalam mengelola keuangan perusahaan sekarang juga!