Mengenal Jenis-jenis Obligasi, Keuntungan serta Risikonya

Jenis Obligasi

Dulu banyak orang hanya mau berinvestasi pada emas ataupun sebidang tanah. Karena keduanya merupakan aset safe haven yang tak memiliki banyak risiko. Harga emas dan tanah yang sudah pasti mengalami kenaikan dari hari ke hari dianggap sebagai peluang tersendiri bagi orang-orang terdahulu.

Namun saat ini, ada begitu banyak pilihan instrumen investasi yang bisa dijadikan pilihan. Mulai dari yang low risk hingga yang high risk sekali pun. Salah satu instrumen investasi terbaru saat ini dengan risiko yang terbilang rendah dan return yang cukup menggiurkan ialah obligasi.

Sayangnya, masih banyak orang yang belum tahu tentang produk investasi yang satu ini. Nah, jika Anda masih belum familiar dengan istilah obligasi. Pada artikel berikut, kami akan mengajak Anda untuk mengenal obligasi lebih dalam. Mulai dari definisi, jenis-jenis hingga kelebihan dan kekurangannya.

Pengertian Obligasi

Investasi Obligasi

Apa sih sebenarnya obligasi itu? Obligasi adalah surat utang dengan jangka waktu lebih dari satu tahun yang memiliki suku bunga tertentu. Obligasi diterbitkan dan dijual untuk menarik dana dari masyarakat guna menutup pembiayaan perusahaan

Karena merupakan sebuah surat utang, obligasi berisikan suatu perjanjian dari pihak penerbit untuk membayar imbalan berupa bunga (kupon) pada periode tertentu dan kemudian melunasi pokok utang pada akhir waktu yang telah ditentukan.

Obligasi termasuk salah satu investasi fixed cost atau berpendapatan tetap yang bertujuan untuk memberikan tingkat pertumbuhan pada nilai investasi yang relatif stabil dengan resiko yang cukup rendah atau sama dengan saham.

Instrumen investasi dengan obligasi memiliki cukup banyak jenis, pasti bingung bukan menentukan obligasi mana yang cocok untuk Anda gunakan? Oleh karena itu kami telah merangkum jenis-jenis obligasi yang dapat dijadikan pilihan investasi Anda.

Jenis-jenis Obligasi

Jenis-jenis Obligasi

1. Obligasi Dilihat cari Sistem Pembayaran

Terdapat tiga jenis obligasi jika dilihat dari sistem pembayaran kuponnya, yaitu:

a) Obligasi Tanpa Kupon (Zero Coupon Bonds)

Dengan sistem ini, tidak dilakukan pembayaran bunga atau kupon secara periodik, akan tetapi bunga atau kupon dan pokok utang dibayar sekaligus pada saat jatuh tempo.

b) Obligasi Kupon Tetap (Fixed Coupon Bonds)

pada obligasi dengan sistem pembayaran kupon tetap, tingkat bunga atau kupon telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana, dan pembayarannya dilakukan secara periodic.

c) Obligasi Kupon Variabel (Variable Coupon Bonds)

Pada sistem ini, tingkat bunga atau kupon ditentukan sebelum jangka waktu tertentu berdasarkan benchmark (acuan) tertentu, contohnya seperti tingkat suku bunga perbankan.

2. Obligasi Dilihat Dari Penerbit

Ada tiga jenis obligasi jika dilihat dari sisi penerbitnya, yaitu:

a) Obligasi Pemerintah (Government Bond)

Merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia. Dana yang didapatkan dari obligasi ini diperuntukkan untuk pembiayaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang digunakan untuk menutup defisit anggaran. Obligasi yang diterbitkan antara lain obligasi dengan kupon tetap (seri FR – Fixed Rate), obligasi dengan kupon variabel (seri VR – Variable Rate), dan Sukuk Negara, yaitu obligasi dengan prinsip syariah.

b) Obligasi Korporasi (Corporate Bond)

Merupakan suatu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik itu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau badan usaha swasta. Obligasi korporasi menggunakan sistem obligasi kupon tetap, obligasi kupon variabel, dan obligasi syariah. Dan terdapat juga obligasi korporasi yang telah di peringkat maupun yang tidak di peringkat.

c) Obligasi Ritel

Nah, untuk obligasi ritel ini merupakan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, namun dijual kepada individu atau perseorangan melalui agen penjual yang telah ditunjuk oleh pemerintah,contoh dari obligasi ritel ini adalah ORI atau Sukuk Ritel.

3. Obligasi Dilihat Dari Kepatuhan Syariah

Jika dilihat dari kepatuhan terhadap nilai-nilai kaidah islam atau syariah, obligasi terbagi atas dua jenis, yaitu:

a) Sukuk Mudharabah

Obligasi syariah dengan sistem mudharabah yaitu dengan menggunakan akad kerjasama bagi hasil sehingga pendapatan  yang diperoleh investor atas sukuk tersebut diperoleh setelah pendapatan dari emiten diketahui.

b) Sukuk Ijarah

Sukuk ijarah merupakan obligasi berprinsip syariah dimana digunakan akad sewa-menyewa antara emiten dengan investor dimana ujrah (fee ijarah) bersifat tetap. Karena ujrah tetap, maka bisa diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

Dari berbagai jenis obligasi di atas adakah yang sudah menjadi pilihan investasi Anda? Jangan buru-buru dulu. Sebelum Anda berinvestasi pada obligasi, Anda harus mengetahui dulu apa saja kelebihan dan kekurangan dari obligasi, dan Anda juga harus mengetahui ketentuan yang ada mengenai instrumen investasi tersebut.

Keuntungan dan Resiko Obligasi

Ilustrasi risiko & keuntungan obligasi

Berinvestasi pada obligasi dapat dikatakan sebagai investasi yang menguntungkan, berikut alasannya:

1. Keuntungan yang didapat berasal dari selisih harga obligasi yang diperdagangkan atau yang lebih dikenal dengan istilah capital gain.

2. Terjamin keamanannya. Hal ini dikarenakan keuntungan yang berupa kupon tersebut telah dijamin dalam UU No. 24 Tahun 2002 dan UU No. 19 Tahun 2008.

3. Bunga dari obligasi lebih tinggi jika dibandingkan dengan bunga deposito.

4. Mudah diperdagangkan baik itu dalam Bursa Efek maupun diluar.

5. Beberapa di antaranya dapat dijadikan agunan, seperti Surat Utang Negara (SUN).

Dengan banyaknya keuntungan tersebut, investasi dengan obligasi pun masih tetap memiliki berbagai risiko yang harus dipahami oleh para investor maupun calon investor.

Risiko tersebut diantaranya adalah:

1. Resiko gagal bayar, dikarenakan obligasi berisi perjanjian untuk membayar utang, maka risiko yang paling besar dari investasi dengan obligasi adalah jika si penerbit tidak dapat memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu, calon investor diharuskan cermat dalam memilih obligasi yang akan dibeli.

2. Risiko Likuiditas, jangka waktu dari obligasi biasanya lebih dari satu tahun, oleh karena itu tingkat likuiditasnya cukup rendah karena tidak bisa dicairkan kapan saja. Meski obligasi dapat diperjualbelikan di Bursa Efek maupun diluar Bursa, tetap saja ada kemungkinan tidak ada investor lain yang bersedia membeli obligasi yang akan dijual, ataupun jika ada bisa saja dibeli dengan harga yang sangat rendah.

3. Risiko Inflasi dan Suku Bunga, dimana harga obligasi sangat ditentukan oleh tingkat inflasi dan suku bunga. Jika terjadi inflasi dan suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun. Dan sebaliknya, jika terjadi deflasi dan suku bunga turun, maka harga obligasi akan naik. Oleh karena itu, calon investor harus mempertimbangkan risiko inflasi, apalagi jika membeli obligasi dengan kupon tetap.

Mengapa harus Membeli Obligasi? Ini Alasan dan Pertimbangannya

Ada banyak jenis investasi yang bisa kamu ikuti dan mendapatkan lebih banyak keuntungan, salah satunya obligasi. Pada ulasan di atas, kamu telah mempelajari keuntungan dan resikonya. Nah, kali ini akan diulas lebih lanjut, alasan yang akan memperkuat investasi obligasi bagi para pemula.

Singkatnya, seseorang bersedia membeli obligasi berarti mau meminjamkan sejumlah uangnya kepada pemerintah atau perusahaan lain selama periode waktu tertentu. Sesuai dengan kesepakatan, kamu akan mendapatkan pembayaran bunga secara reguler dan pada masa jatuh tempo, modal yang kamu bayarkan akan dikembalikan. Itulah pengertian secara teori istilah obligasi. Namun, bagaimanakah kenyataannya? Berikut ini adalah alasan yang mendukung kamu untuk investasi obligasi dan pertimbangan-pertimbangan yang perlu kamu pikirkan kembali sebelum bergabung pada investasi ini.

Mendapatkan Income Stabil dan Harga Investasi Berpotensi Naik

Menjadi seorang investor harus siap menerima segala resiko dan keuntungannya. Nah, ditinjau dari alasan mengapa harus bergabung pada investasi obligasi, kamu akan mendapatkan income stabil dari hasil pembayaran bunga. Bunga tersebut sebagai return secara reguler. Bagi para pensiunan atau kamu yang bingung untuk mengalokasikan uang, membeli obligasi adalah pilihan tepat. Kamu akan mengetahui secara pasti berapa nilai return yang akan diperoleh dan tanggal diterimanya. Bahkan, ketika kamu sudah berniat menjualnya, ada potensi keuntungan karena harga pembelian mengalami kenaikan. Untuk memastikannya, pastikan harganya terlebih dulu  sebelum dijual ya!

Membantu Diversifikasi Portofolio

Kesuksesan strategi investasi secara signifikan dilihat dari alokasi aset yang kamu miliki. Untuk itu, janganlah membuat kesalahan berupa investasi pada satu jenis aset saja. Misalnya, kamu adalah seorang investor pasar saham. Nah, di pasar tersebut, kamu mungkin akan menerima return menarik. Akan tetapi, pertimbangkan lagi kondisi pasar saham yang selalu cepat berubah. Bahkan, modal awal berkurang 10% atau lebih ketika pasar anjlok adalah hal yang wajar terjadi. Pada posisi ini, investasi obligasi adalah pilihan yang sangat membantu menstabilkan portofolio kamu. Sebab, aliran pendapatan reguler di obligasi adalah persyaratan utama yang harus dimiliki oleh investor senior.

Mampu Mempertahankan Modal

Bisa dibilang, investasi merupakan suatu kegiatan yang sangat menarik. Pasalnya, setiap investor dengan berbagai keterampilannya berlomba-lomba untuk mendapatkan cuan, dimana pasti ada pihak yang kalah atau mengalami kerugian. Nah, tiba waktunya, kamu berada pada suatu posisi yang harus menjaga keutuhan modal. Hal ini bisa terjadi karena memang usia kamu mendekati pensiun atau karena portofolio investasi telah mengalami banyak kerugian. Pada kondisi tersebut, investasi obligasi akan menjadi penolong karena membantumu dalam melindungi modal. Ketika kamu memiliki surat utang negara, maka tercipta perasaan tenang bahwa modal yang kamu tanam tetap aman, bahkan saat situasi pasar tengah bergejolak.

Akses Dana Berdasarkan Rencana Keuangan

Salah satu pertimbangan utama bagi investor sebelum memilih produk investasi adalah likuiditas yang artinya kemudahan dalam mengakses dana sewaktu-waktu. Likuiditas memungkinkan kamu untuk menjual saham dan menerima hasil penjualan hanya dalam beberapa hari. Akan tetapi, investasi saham masih memiliki satu kekurangan. Bisa saja, kondisi pasar sedang lesu ketika kamu membutuhkan uang. Nah, pada situasi seperti itu, janganlah menjual saham karena akan menimbulkan kerugian.

Alternatif Penyimpanan Uang selain Bank

Banyak investor melakukan kesalahan dalam mengelola uang dengan cara menyimpan uang dalam bentuk deposito berjangka di bank dengan beberapa alasan yaitu keamanan dan likuiditas. Dari segi keamanan, mereka menganggap bahwa investor tidak ingin mengambil resiko sedikitpun. Sementara, dari segi likuiditas, mereka ingin kemudahan dalam mengakses dana secara cepat.

Nah, mungkin beberapa keraguan yang mungkin menghentikan langkahmu untuk investasi obligasi menjadi lebih terbuka jelas setelah membaca alasan di atas. Lalu, bagaimana dengan pertimbangannya? Mari pertimbangkan kembali beberapa alasan sebelum investasi obligasi pada ulasan berikut ini.

Resiko Kerugian bagi yang Tidak Teliti

Perlu diingat bahwa tidak semua obligasi itu setara. Ada obligasi dengan jaminan yang menguntungkan seperti surat utang dari pemerintah dan ada pula obligasi dari perusahaan dengan resiko yang tinggi. Untuk itu, setiap investor harus melakukan riset terlebih dulu sebelum memutuskan untuk menginvestasikan dananya. Selanjutnya, inflasi yang bisa menghabiskan return kamu dan resiko perusahaan bangkrut. Tidak semua perusahaan memiliki performa yang bagus seiring bertambahnya waktu. Sebaiknya, pertimbangkan terlebih dulu potensi resiko ketika kamu hendak membeli obligasi dengan jatuh tempo lebih dari lima atau sepuluh tahun.

Melewatkan Kesempatan Lain

Ketika kamu memilih membeli obligasi, misalnya obligasi yang menjamin modal awal seperti yang dikeluarkan pemerintah, maka harus menerima nilai return yang rendah. Namun, jika memang tidak sesuai dengan ekspektasimu, pertimbangkan lagi alternatif produk investasi lain dengan potensi return tetap dan tingkat resiko sesuai toleransi.

Tidak Cocok untuk Investasi Jangka Panjang

Kesalahan umum yang sering investor perbuat adalah mengira obligasi menawarkan return yang tinggi seiring berjalannya waktu. Padahal, persepsi tersebut salah besar. Justru, obligasi menghasilkan potensi return besar ketika dijadikan investasi jangka panjang. Misalnya, usia kamu saat ini 20an atau 30an dan ingin investasi dana pensiun. Lalu, obligasi adalah pilihan yang kamu ambil. Nah, sebaiknya jangan jadikan investasi ini mayoritas daripada investasi yang lain. Sebab, selain obligasi memberikan return rendah, nilainya juga bisa dikalahkan oleh inflasi. Belum lagi resiko return tinggi seiring bertambahnya waktu. Jika ingin pilih investasi jangka panjang, alternatifnya adalah emas, logam mulia, tanah, atau bangunan.

Tips Investasi Obligasi Biar Dapat Banyak Cuan

Nah, supaya manfaat yang kamu peroleh maksimal, raihlah lebih banyak cuan dari obligasi dengan menerapkan tips berikut ini.

Pilih waktu yang tepat untuk berinvestasi

Salah satu keuntungan investasi obligasi di pasar sekunder yaitu kemudahan untuk transaksi jual beli obligasi kapan saja dan dimana saja. Dengan kata lain, kamu bisa membeli dan menjual obligasi ketika harganya naik. Potensi yang diperoleh berupa keuntungan atau capital gain dari hasil transaksi pasar sekunder.

Ikuti perkembangan rate suku bunga

Satu hal yang perlu diperhatikan saat investasi obligasi adalah harga obligasi yang selalu berbanding terbalik dengan nilai suku bunga dan imbal hasil obligasi. Jadi, harga obligasi tersebut bisa naik atau turun akibat berbagai faktor, misalnya suku bunga. Ketika suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun dan sebaliknya.

Pilih penerbit obligasi yang terpercaya

Tips berikutnya, pilih obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang terpercaya atau pemerintah melalui Surat Utang Negara. Daripada obligasi korporasi, sebenarnya obligasi dari pemerintah relatif lebih aman dan dijamin Undang-undang. Ditambah lagi, obligasi pemerintah menjanjikan imbal hasil dan suku bunga tinggi. Beberapa contoh obligasi yang dikeluarkan pemerintah yaitu Obligasi Negara Ritel (ORI) dan obligasi syariah yang dikenal sebagai SUKUK.

Lakukan investasi online

Terakhir, manfaatkan layanan transaksi obligasi secara online untuk memudahkan investasi obligasi.

Ketentuan Pemegang Obligasi

Ketentuan Investasi Obligasi

Pemegang obligasi yang menerima penghasilan atau bunga dari surat utang yang dibelinya akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh). Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah (PP) No. 55 Tahun 2019, tarif PPh yang sebelumnya 15%, pada 2020 ini turun menjadi 5% dan untuk tahun 2021 dan seterusnya naik kembali menjadi 10%.

Penurunan tarif PPh untuk bunga obligasi berlaku bukan untuk obligasi pemerintah saja, namun juga untuk obligasi swasta yang telah terdaftar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Apakah Anda sudah lebih mengenal jenis obligasi berikut dengan berbagai hal dibaliknya? 

Pastikan Anda memahami betul tentang obligasi dan berbagai resikonya agar Anda tidak rugi saat mengeluarkan uang untuk investasi, ya. Terlebih jika Anda berinvestasi untuk perusahaan yang Anda miliki. Maka diperlukan pengelolaan dana yang tepat agar menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Dengan JojoExpense, Anda sebagai pemilik perusahaan akan dimudahkan dalam mengelola keuangan internal bisnis. Hal ini meliputi manajemen pengeluaran, reimbursement, mobile approval hingga budget controlling.

Jojonomic

Selain itu, perangkat lunak yang satu ini juga sangat efektif dalam mencegah terjadinya fraud atau penipuan yang kerap terjadi dalam operasional sebuah perusahaan. Terlebih jika usaha Anda sudah berskala besar. Dengan JojoExpense, segala urusan manajemen keuangan perusahaan akan berjalan dengan lebih praktis dan efisien. Anda tak perlu repot-repot melakukannya secara manual dan biarkan JojoExpense melakukannya untuk Anda.