Kesalahan Telemarketing yang Paling Sering Dilakukan

Kesalahan Telemarketing

Telemarketing menjadi salah satu metode pemasaran yang banyak dilakukan oleh berbagai macam perusahaan. Terutama mereka yang menjual produk berupa jasa kepada pelanggan. Cara ini dianggap efektif karena pihak telemarketer akan langsung terhubung dengan pelanggan yang nantinya akan diprospek.

Dalam prakteknya, seorang telemarketer ditugaskan untuk menghubungi dan melakukan prospek terhadap calon konsumen atau calon klien baru sekaligus melakukan follow up pada mereka yang dianggap potensial. Tujuan dari menghubungi dan melakukan follow up tersebut adalah untuk mempengaruhi konsumen agar mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan.

Sayangnya, meski eksistensi strategi telemarketing ini terbilang ampuh dan efektif untuk menghasilkan penjualan. Masih banyak perusahaan yang tak mengadakan posisi ini dalam sistem struktural organisasi mereka. Hal ini dikarenakan, telemarketing dianggap menjadi salah satu strategi pemasaran yang cukup mengganggu. 

Pasalnya, seringkali ditemukan telemarketer yang menghubungi pelanggannya tanpa tahu waktu. Inilah yang kemudian membuat banyak orang berpikir bahwa telemarketing tidak terlalu dibutuhkan dan bisa diganti dengan strategi pemasaran yang lain daripada harus membuat calon konsumen merasa tidak nyaman atau bahkan ilfeel dengan brand bisnis kita.

Nah, maka dari itu pelaksanaan strategi telemarketing harus dilakukan dengan banyak pertimbangan dan cara yang tepat. Untuk mengetahui apa saja kesalahan telemarketing yang paling sering dilakukan, pada artikel Jojonomic kali ini kami akan membahasnya lengkap untuk Anda. Simak hingga tuntas artikelnya, ya!

Definisi Telemarketing

Definisi Telemarketing

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kesalahan telemarketing yang sering terjadi. Terlebih dahulu kita akan membahas mengenai definisi singkat dari strategi pemasaran yang satu ini.

Telemarketing merupakan sebuah metode pemasaran yang dilakukan dengan cara menggunakan telepon untuk menghubungi calon konsumen. Dalam prakteknya, strategi ini mencakup pengenalan produk, pemecahan masalah hingga mengonversikan calon pelanggan menjadi sebuah penjualan.

Strategi ini seringkali digunakan oleh perusahaan yang menawarkan jasa berupa asuransi, produk perbankan, investasi dan masih banyak lagi lainnya. Namun bukan berarti perusahaan yang menjual produk berupa barang tidak bisa menggunakan strategi ini, ya.

Kesalahan Telemarketing yang Paling Sering Dilakukan

kesalahan telemarketing yang sering dilakukan

Nah, setelah membahas definisi singkat dari telemarketing di atas. Kini Anda sudah paham dan mengetahui bagaimana telemarketing itu bekerja. Singkatnya seluruh penjelasan produk dan penawaran dijelaskan lewat telepon, apabila konsumen tersebut tertarik pihak telemarketer yang menghubungi akan melakukan prospek atau follow up lebih lanjut. 

Namun seperti yang telah disebutkan sebelumnya, praktek telemarketing ini seringkali disalah implementasikan. Banyak telemarketer yang menghubungi pelanggan di waktu-waktu yang tidak tepat, alhasil respon yang mereka dapatkan pun di luar ekspektasi.

Untuk menghindari penolakan dari calon konsumen yang akan diprospek. Pastikan Anda mengetahui kesalahan telemarketing apa saja yang paling sering dilakukan oleh para telemarketer. Dengan demikian jika Anda adalah seorang yang berprofesi sebagai telemarketer, Anda bisa belajar untuk memahami situasi-situasi tertentu agar terhindar dari penolakan oleh pelanggan.

Lantas, apa saja itu? Berikut ulasan lengkapnya.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

1. Tidak tahu waktu

Ada jam-jam tertentu di mana seorang konsumen tengah sibuk bekerja. Pada jam-jam tersebut tentu beberapa dari mereka akan sangat sulit dihubungi atau malah tidak mau dihubungi sama sekali. Terutama oleh nomor asing yang tidak mereka ketahui sebelumnya.

Maka dari itu, mencari momentum atau waktu yang tepat untuk melakukan prospek terhadap calon pelanggan menjadi salah satu langkah awal yang perlu dilakukan. Misalnya, pada jam 7-11 siang, orang-orang pasti akan sibuk dengan pekerjaannya. Sehingga sangat sulit bagi Anda menghubungi karyawan yang sedang bekerja di kantor.

Alih-alih menghubunginya ketika jam kerja, Anda bisa mengontak mereka saat jam istirahat makan siang tiba. Dengan demikian peluang untuk mendapatkan respon positif dari calon pelanggan yang diprospek akan jauh lebih besar.

2. Komunikasi satu arah

Sebagai seorang telemarketer yang baik, Anda harus mampu membuat calon konsumen nyaman untuk mengobrol dengan Anda. Caranya adalah dengan membangun komunikasi dua arah dengan mereka. Jangan sampai telepon Anda tiba-tiba dimatikan karena pelanggan merasa bosan sebab hanya Anda yang menguasai percakapan tersebut.

Cobalah untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat pelanggan mau tak mau harus menjawabnya. Misalnya saja jika Anda menawarkan produk asuransi pada mereka, Anda bisa memulainya dengan menanyakan apakah mereka sudah memiliki asuransi sebelumnya, sudahkah mengetahui fungsi serta keuntungannya dan masih banyak lagi cara lain yang bisa Anda coba.

Dengan menjalin komunikasi dua arah, ikatan antara Anda dan konsumen pun mulai terjalin. Pada awalnya, mereka akan tertarik dengan bagaimana cara Anda menawarkan produknya, namun lama kelamaan mereka juga akan mulai penasaran dan tertarik untuk mempelajari produk yang Anda tawarkan.

3. Melanggar privasi pelanggan

Kesalahan telemarketing berikutnya yang sering terjadi adalah pelanggaran terhadap privasi pelanggan. Penting bagi seorang telemarketer untuk mengetahui batasan mereka dalam berkomunikasi dan memberikan penawaran. Hindari menanyakan informasi pelanggan yang tergolong privasi seperti alamat rumah, perusahaan tempatnya bekerja dan lain sebagainya.

Pelanggaran privasi tersebut akan membuat pelanggan yang diprospek menjadi tidak nyaman. Alhasil, kemungkinan terbesar yang bisa Anda alami adalah penolakan atau telepon yang sedang tersambung diputus sewaktu-waktu.

4. Tidak sesuai dengan target marketnya

Sebuah perusahaan biasanya memiliki database calon konsumen yang harus diprospek oleh telemarketer. Sayangnya, tidak semua nomor dalam database tersebut merupakan target market yang potensial dan sesuai dengan perusahaan Anda. Akibatnya, waktu Anda pun hanya akan terbuang sia-sia untuk menghubungi pelanggan yang bahkan bukan target market dari produk Anda.

Maka dari itu penting untuk memiliki data yang lengkap serta valid mengenai calon pelanggan yang akan dihubungi. Pastikan bahwa orang-orang yang akan diprospek memiliki ketertarikan atau minat terhadap  produk yang Anda tawarkan tersebut. 

5. Tidak melakukan follow up

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, telemarketing tak hanya mencakup proses penawaran atau prospek pelanggan saja. Namun juga membantu memberikan pemecahan masalah pada mereka serta melakukan follow up secara berkala pada konsumen yang dianggap potensial. 

Maka dari itu, jika Anda sudah mendapatkan calon konsumen yang potensial, pastikan untuk proaktif dalam menghubungi mereka. Tanyakan pada mereka bagaimana pendapatnya mengenai produk yang Anda tawarkan, apakah terdapat keraguan yang mereka pikirkan dan lain-lain. Tujuan dari melakukan follow up adalah untuk memperjelas status dari calon konsumen tersebut.

Jika mereka masih ragu, maka Anda bisa melakukan presentasi ulang untuk meyakinkannya. Sedangkan jika konsumen memiliki jawaban akhir bahwa ia menolak atau tidak mau membeli produknya, maka Anda bisa menanyakan penyebab atau alasannya serta menghentikan kontak dengan mereka setelahnya.

Penutup

Jojo Expense

Nah, itulah tadi beberapa kesalahan telemarketing yang paling sering dilakukan. Perlu diketahui bahwa strategi pemasaran yang satu ini tidak membutuhkan banyak biaya dalam implementasinya. Sehingga sangat mudah untuk dilakukan serta menguntungkan, terutama bagi Anda yang masih mengawali langkah dalam berbisnis.

Selain strategi marketing yang harus diperhatikan, kondisi keuangan dalam perusahaan pun tak boleh luput dari perhatian. Jojo Expense dapat dijadikan teman terpercaya Anda dalam mengelola keuangan perusahaan seperti mencatat pengeluaran, mengatur anggaran perusahaan, transfer real-time, pengajuan reimbursement secara online dan masih banyak lagi lainnya.

Aplikasi ini memungkinkan Anda untuk bekerja dengan cara yang lebih praktis dan efisien bahkan hingga 76%. Sehingga sisa waktu yang biasa Anda gunakan untuk menghitung keuangan perusahaan secara manual dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan lain yang tak kalah pentingnya.

So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Jojo Expense dan permudah cara Anda dalam mengelola keuangan dalam perusahaan!