Lean Market Validation untuk Menguji Ide StartUp Anda

Lean Market Validation

Dalam sebuah bisnis, Validasi pasar bergantung pada wawancara pelanggan dengan calon pembeli produk Anda. Untuk itu dengan metode Lean Market validation, Anda dapat menguji asumsi Anda dengan mewawancarai para ahli misalnya saja analis untuk industri, orang-orang yang telah dipekerjakan oleh industri, konsultan, dll.

Proses pengembangan produk baru atau bisnis baru yang tidak melalui proses customer development mempunyai risiko dimana produk yang telah dibuat tersebut rupanya tidak direspon positif oleh pelanggan atau lebih buruk lagi pelanggan tidak memandang masalah yang ingin diselesaikan oleh produk tersebut bukan sebagai suatu masalah.

Kita akan bahas lebih lengkap mengenai apa itu Lean Market Validation serta kaitannya denga ide bisnis StartUp, dalam artikel dibawah ini!.

Apa Itu Lean Market Validation?

Saat mendengar kata “Lean”, kebanyakan orang pasti berpikir jenis startup tersebut menghabiskan uang sesedikit mungkin atau berjalan pada anggaran yang ketat. Sayangnya anggapan tersebut kurang tepat

Lean Market Validation adalah proses untuk menentukan apakah produk Anda menarik untuk pasar dengan target sasaran tertentu. Feedback pelanggan digunakan untuk menggerakkan setiap iterasi yang memungkinkan untuk evolusi lebih cepat daripada proses tradisional. Lean startup adalah suatu metode dan konsep yang bisa disebut dengan metodologi lean startup, metodologi ini adalah proses dari startup itu sendiri.

Dimana proses ini dilakukan dengan cepat untuk membangun prototype agar dapat menguji asumsi user atau pelanggan dengan pelayanan yang nyata. Dengan demikian, penggunaan startup diharapkan untuk memudahkan setiap pengguna dengan layanan yang lebih tertata apik.

Apa Arti Lean Validation Market Startup?

Market validation atau validasi pasar pada dasarnya merupakan proses untuk meyakinkan bahwa produk yang dihasilkan seorang pengusaha dapat diterima pasar. Persoalan penting dalam validasi pasar adalah menentukan validator, kesalahan memilih validator akan menyebabkan validasi pasar tidak akurat.

Untuk banyak entrepreneur pertanyaan tersebut pasti muncul. Sementara Lean Startup pada intinya adalah sebuah metodologi dalam membangun suatu Metodologi Lean Startup menawarkan pendekatan yang sistematis dan ilmiah dalam menciptakan dan mengatur startup untuk mencapai terwujudnya produk yang diinginkan oleh pelanggan dengan lebih cepat.

Lean startup mengajarkan prinsip-prinsip utama yang diperlukan untuk mencapai hal tersebut.

KESUKSESAN STARTUP DAPAT DIDESAIN DENGAN MENGIKUTI PROSESNYA, YANG BERARTI HAL TERSEBUT BISA DIPELAJARI.– Eric Ries

Prinsip-prinsip utama dari Lean Market Validation Startup adalah sebagai berikut:

Validated Learning

Dalam buku Lean Startup “Validated Learning” didefinisikan sebagai “suatu proses dari demonstrasi secara empirik bahwa suatu tim telah menemukan kenyataan berharga mengenai suatu prospek bisnis masa sekarang dan masa depan.”

Dalam bahasa yang lebih mudah mengerti Validated Learning dapat didefinisikan sebagai proses mencari tahu fakta yang relevan terkait dengan prospek bisnis startup.

Lalu bagaimana cara mencari tahu fakta yang relevan terkait dengan prospek bisnis dari startup tersebut? disinilah diperlukannya suatu hipotesis atau asumsi inti terkait dengan prospek bisnis startup.

Hipotesis atau asumsi inti tersebut kemudian diuji dengan eksperimen lapangan untuk memperoleh tanggapan dari calon pelanggan apakah hipotesis tersebut benar atau tidak.

Sebagai contoh bayangkan ada startup bernama “Transuransi” yang mempunyai hipotesis masalah dari rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia disebabkan oleh image asuransi yang buruk, tidak transparan dan tidak menjelaskan manfaat secara benar.

Kemudian untuk mengetahui apakah asumsi tersebut tepat, pendiri Transuransi bernama Romi menanyakan kepada orang-orang yang berdasarkan hipotesisnya adalah calon pelanggan dari “Transuransi” yaitu orang-orang yang kurang teredukasi mengenai asuransi.

Dari proses eksperimen yang dilakukan “Transuransi” kemudian akan diketahui apakah memang benar masalah dari rendahnya penetrasi asuransi adalah masalah-masalah image, tidak transparan atau tidak jelasnya manfaat yang diberikan, dan bukan terkait masalah harga premi.

Benar atau tidaknya hipotesis tersebut tentu berdampak kepada produk yang akan dibuat oleh Transuransi, jika memang benar masalahnya ada pada image asuransi yang buruk, tidak transparan dan tidak menjelaskan manfaat secara benar maka fitur yang harus ditonjolkan oleh Transuransi jelas adalah transparansi dan edukasi terkait dengan asuransi.

Sebaliknya jika rupanya masalahnya adalah harga premi yang tinggi maka Transuransi harus membuat produk asuransi menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat yang belum berasuransi.

Akuntansi Berinovasi

Dalam sebuah startup, akuntasi tidak dapat hanya menghitung hal-hal terkait keuangan seperti pendapatan, rugi, laba dan penjualan, namun juga harus melibatkan bagaimana mengatur pencapaian, bagaimana untuk memprioritaskan pekerjaan.

Akuntansi jenis ini disebut sebagai Akuntansi Inovasi yang bertujuan untuk memastikan sang Entrepreneur bertanggungjawab secara objektif bahwa mereka sedang bekerja untuk membangun bisnis yang berkelanjutan.

Proses Akuntansi Inovasi dilakukan dalam tiga tahap sebagai berikut:

Menetapkan baseline.

Bagi yang tidak tahu baseline adalah dasar dimulainya suatu implementasi dan digunakan untuk menilai kinerja dari suatu aktivitas. Dalam tahap ini anda dapat membuat MVP untuk menilai reaksi awal dan ketertarikan pelanggan terhadap suatu produk atau jasa. Jumlah reaksi dan ketertarikan pelanggan pada MVP tersebut adalah titik permulaan untuk menilai apakah suatu aktivitas memberikan dampak negatif atau positif terhadap kinerja MVP. Kinerja tersebut dapat berupa jumlah pendaftaran pengguna baru, durasi rata-rata pemakaian pengguna, sampai dengan kepuasaan pelanggan.

Penyetelan mesin

Dalam proses ini, perubahan terhadap MVP mulai dilakukan dan di uji untuk mengetahui apakah perubahan yang dilakukan memberikan dampak negatif atau positif terhadap kinerja MVP.
Pivot/Persevere. Setelah melakukan beberapa perubahan dalam beberapa siklus, maka dapat dilihat apakah anda bergerak dari baseline ketarget ideal yang ditetapkan dalam rencana bisnis. Jika terdapat perbedaan yang signifikan maka mungkin sudah waktunya untuk evaluasi.

Penerapan Market Validation Dalam Learn StartUp

Market validation dalam learn startup adalah metode untuk mendapatkan masukan secara langsung dari calon pelanggan mengenai masalah dan titik kesulitan yang mereka hadapi serta mendapatkan ide bagaimana mengembangkan produk atau jasa yang menjadi solusinya. Selain itu, market validation juga berfungsi untuk memastikan apakah solusi yang anda tawarkan sesuai dengan ekspektasi calon pelanggan anda.

Dasar berpikir dari metologi lean startup adalah calon pelanggan anda mengetahui apa yang menjadi masalah mereka dan apa yang perlu cari solusinya. Oleh karena itu daripada anda berspekulasi memikirkan dan membuat sesuatu yang anda harap diinginkan oleh pelanggan anda lebih baik membuat sesuatu yang menyelesaikan permasalahan aktual dari pelanggan anda.

Dalam proses market validation, anda dapat mempelajari bahwa anda menuju ke jalan dimana anda memecahkan masalah yang sebenarnya tidak dipedulikan oleh pelanggan anda. Dalam hal ini anda harus pivot, mengajukan pertanyaan yang baik, dan mengidentifikasi masalah mereka bersedia untuk membayar. Atau, sebaliknya anda mungkin menemukan pelanggan potensial yang mengatakan, jika anda membuat produk atau jasa seperti itu itu, saya akan membelinya.

Berikut beberapa manfaat dari market validation:

  1. Mengetahui titik permasalahan yang sebenarnya dialami pelanggan.
  2. Memperjelas target pasar anda.
  3. Mengurangi waktu anda dalam mengembangkan produk.
  4. Mengurangi risiko dan investasi dengan menghilangkan fitur-fitur yang tidak dibutuhkan.
  5. Memberikan kemungkinan bagi anda untuk menjual bahkan sebelum anda selesai membuat produk atau jasa tersebut.

Apa Itu Bisnis StartUp ?

StartUp  adalah suatu perusahaan yang belum lama beroperasi. Populer pada abad 21, StartUp identik dengan dunia digital, teknologi informasi, dan aplikasi. Penggunaan inovasi teknologi pada StartUp bersifat disruptif, yaitu inovasi yang dapat mendorong terciptanya pasar baru, mengganggu atau bahkan merusak pasar yang sudah ada, atau menggantikan teknologi terdahulu di pasar. Ide dasar StartUp adalah menggunakan inovasi tersebut untuk menjalankan core business perusahaan.

StartUp dan online shop/business merupakan hal yang sama sekali berbeda. StartUp tidak hanya sekedar menjual produk secara online untuk menghemat waktu dan energi berkunjung ke toko fisik. Komponen utama perbedaannya terletak pada ciri-ciri berikut ini:

  • Perusahaan StartUp memiliki ide inovatif yang bersifat disruptif
  • StartUp memiliki mobile application untuk mendukung core business-nya
  • Biasanya sedang berada dalam program seperti akselerasi atau inkubasi dari investornya
  • StartUp memiliki pertumbuhan bisnis yang cenderung lebih cepat dibanding jenis perusahaan-perusahaan lainnya
  • Perusahaan StartUp biasanya diulas di media-media yang khusus mengulas StartUp

StartUp sendiri sebagai perusahaan rintisan dan sedang dalam fase pengembangan memerlukan riset untuk menemukan pasar yang tepat. Kesempatan untuk sukses lebih besar akan didapatkan saat mampu menguji dan melakukan validasi terhadap ide-idenya.

Pelaku StartUp Mampu Menjadi Solusi di Market

Pihak StartUp harus mampu berinteraksi dengan orang lain untuk mengajukan pertanyaan yang tepat sehingga ide yang akan dijalankan StartUp tersebut benar-benar teruji. Pengujian akan lebih baik jika pihak StartUp mampu mendapatkan jawaban apakah StartUp-nya mampu menyelesaikan masalah di pasar atau tidak.

Lebih jauh lagi, pihak StartUp akan mengetahui karakteristik calon konsumen dan ketersediaan pasar untuk produk yang sedang dikembangkan.

Dalam mengembangkan sebuah produk, ada satu risiko paling buruk yang mau tidak mau akan mengikuti, yaitu kesalahan desain. Desain bukan berarti tentang wujudnya saja, namun segala proses untuk membuat dan menciptakan produk baru atau hasil akhir sebuah proses kreatif.

Kesalahan tersebut akan sangat merugikan tidak hanya masalah keuntungan materi, namun juga waktu, tenaga, dan ide yang tidak jarang dihabiskan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Untuk mencegah hal tersebut, ada cara yang tepat untuk menguji dan memvalidasi ide menggunakan metode Lean dalam bisnis, khususnya bisnis StartUp.

Metode Lean Market Validation

Lean Market Validation

Metode Lean yang digunakan adalah Lean Market Validation. Lean Market Validation adalah proses untuk menentukan apakah produk Anda menarik untuk pasar sasaran tertentu. Lean Market Validation  akan melibatkan serangkaian wawancara pelanggan secara mendalam kepada orang-orang di pasar sasaran Anda.

Proses ini harus dilaksanakan sebelum Anda melakukan investasi signifikan dalam suatu produk atau konsep. Konon, setelah melakukan Lean Market Validation dengan proses yang tepat, seorang wirausahawan yang tidak berpengalaman pun mampu menghadirkan produk yang luar biasa di pasar dengan pembeli yang antusias pada saat peluncuran resminya.

Langkah-langkah Melakukan Lean Market Validation

Workflow strategy

Seperti yang sudah diuraikan di atas, melakukan validasi terhadap ide yang akan Anda kembangkan adalah hal yang sangat penting. Berikut beberapa langkah yang akan membantu Anda melakukan Lean Market Validation.

1. Validasi masalah yang ditemui

Pertimbangkan apakah masalah tersebut layak untuk diselesaikan? Karena apabila Anda menjual solusi yang tidak tepat, calon pelanggan atau pengguna produk tidak akan tertarik dengan penyelesaian yang Anda tawarkan sehingga produk Anda mungkin tidak akan membawa keuntungan.

2. Validasi pasar tempat menjual produk

Setelah mengetahui masalah yang dihadapi dengan baik, identifikasi apakah solusi tepat guna Anda cocok diaplikasikan di pasar tertentu. Cari tahu apakah solusi yang Anda buat akan diterima masyarakat.

3. Validasi produk yang dibuat

Setelah yakin masyarakat akan menerima dan membutuhkannya, cari tahu lagi mungkin ada solusi yang lebih tepat atas permasalahan yang ada. Anda harus memastikan bahwa produk atau solusi Anda memang dapat menjadi jawaban dari permasalahan yang dihadapi masyarakat.

4. Validasi kesediaan konsumen untuk membeli

Jika sudah terjawab masalah yang ada, permintaan pasar terbukti besar, dan produk Anda adalah yang terbaik, identifikasi apakah masyarakat rela untuk membeli atau menggunakan produk Anda.

Langkah-langkah di atas pada dasarnya dapat dilaksanakan secara berurutan, namun apa yang terjadi di lapangan tidak selalu sesuai teori. Anda dapat menjalankan proses tersebut secara tidak berurutan bergantung tingkat urgensi masing-masing. Urgensi akan bergantung pada ide yang Anda jalankan karena beberapa langkah lebih mudah dilakukan ketimbang yang lainnya. Setelah melakukan keempat proses tersebut, ide yang Anda miliki semakin tajam dan matang. Selanjutnya Anda siap memasuki tahap pengembangan produk atau produksi dapat dijalankan.

Tips Melakukan Lean Market Validation

Tips Melakukan Lean market validation

Selain melakukan keempat proses validasi dengan benar, Anda juga harus memiliki strategi agar Lean Market Validation Anda berjalan efektif. Keempat proses tersebut dapat berjalan dengan optimal apabila Anda juga menerapkan tips-tips kunci sederhana berikut ini:

1. Tuliskan konsep produk Anda

Tindakan menulis memberi Anda waktu untuk dapat mempertimbangkan hal-hal yang mungkin terlewat atau Anda abaikan sebelumnya. Catat beberapa opsi asumsi Anda terhadap produk yang akan Anda validasi. Hal ini bertujuan untuk mengoptimalkan efisiensi waktu sehingga pengujian akan berlangsung tidak hanya tepat, namun juga relatif cepat. Uji asumsi-asumsi tersebut agar semakin kecil risiko yang Anda miliki saat meluncurkan produk. Hal-hal yang dapat ditulis antara lain: siapa konsumen Anda? Masalah apa yang sedang Anda coba selesaikan? Bagaimana produk barang atau jasa Anda menjadi solusi atas masalah tersebut? Serta apa fitur kunci dari produk Anda?

2. Mulai dengan jaringan Anda

Melakukan Lean Market Validation pada jaringan Anda dapat menjadi cara mudah menemukan prospek untuk diajak berbicara. Jaringan ini dapat berupa jaringan teman, mentor, investor, dan lainnya untuk menjangkau pelanggan potensial. Di lain sisi, wawancara semacam ini berpotensi memunculkan bias. Meski begitu, cara ini tetap menjadi langkah awal yang dapat Anda pilih.

3. Tanyakan “mengapa?” dan “bagaimana?”

Pada akhirnya, terdapat kemungkinan bahwa validasi pasar akan bersifat subjektif. Anda perlu berhati-hati dalam menerima jawaban masyarakat. Jangan menelan jawaban mereka begitu saja. Ketika seseorang memberi tahu Anda dengan antusias bahwa mereka tertarik pada ide dan produk Anda, reaksi pertama Anda harus menindaklanjuti dengan “mengapa?” dan “bagaimana?”. Penting juga untuk dipahami bahwa seseorang yang menyukai ide Anda belum tentu akan membeli produk Anda. Hal ini akan menjadi tantangan bagi Anda untuk menghilangkan “false positive” tersebut.

Penutup

Begitu pentingnya Lean Market Validation sehingga Anda dan co-worker Anda harus melakukan setiap proses dan strateginya dengan efektif. Oleh karena itu, JojoTimes hadir untuk membantu Anda dan co-worker Anda mengorganisir perusahaan dengan lebih baik.

JojoTimes dapat dijadikan wadah terpadu untuk semua proyek Anda, termasuk Lean Market Validation. Atur beban kerja dan kelola proses tahapan Lean Market Validation di satu tempat sehingga produktivitas Anda dan co-worker Anda dapat meningkat beriringan dengan pertumbuhan perusahaan Anda. Singkatnya, Anda dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi pekerjaan StartUp Anda dengan aplikasi JojoTimes.

Aplikasi JojoTimes

Solusi Sistem HR Termudah untuk Memantau Kehadiran Karyawan Kapan Saja Di Mana Saja, JojoTimes meningkatkan kinerja perusahaan hingga 98% untuk mendukung perkembangan perusahaan, dengan mengelola administrasi secara otomatis dan memonitor karyawan.

Memiliki FITUR POPULER

  • Pengenalan wajah biometris dengan geo-locator yang akurat
  • Mengelola laporan kehadiran, perizinan cuti dan jam kerja
  • Tarif lembur yang dapat disesuaikan
  • Terintegrasi dengan sistem absensi yang sekarang, serta pengaturan izin cuti dan advance