Lock Down Malaysia? Apa yang Perlu Dipersiapkan Perusahaan Indonesia?

Malaysia Lock down, Indonesia Minta WNI Dipulangkan Secara Bertahap. Malaysia akan mendeportasi sekitar 7.200 WNI untuk kembali ke Indonesia. Saat ini, negara tetangga itu sedang melakukan lockdown karena lonjakan kasus. Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini KBRI Malaysia telah menyiapkan rencana pemulangan WNI.

Perwakilan RI di Malaysia juga telah menyiapkan contingency plan untuk memastikan pemulangan penuh WNI atau PMI di Malaysia. Selain itu, pemerintah telah melobi otoritas Malaysia agar WNI yang dideportasi dipulangkan secara bertahap. Hal ini untuk mencegah penyebaran kasus COVID-19. Khusus untuk deportasi, pemerintah Indonesia telah melakukan diplomasi dengan pemerintah Malaysia untuk melakukan pengulangan secara bertahap sesuai dengan besarnya risiko kesehatan.

Pemerintah akan mengeluarkan aturan baru terkait perpanjangan masa lock down

Pemerintah akan mengeluarkan aturan baru terkait perpanjangan masa isolasi bagi wisatawan asing. Khususnya para pemudik yang berasal dari negara yang sedang dalam masa karantina (lockdown) seperti Malaysia dan negara lain yang sedang mengalami krisis dalam penanganan COVID-19. Pemerintah Indonesia berencana memperpanjang durasi karantina dari 5×24 jam menjadi 14×24 jam bagi pemudik dari negara yang mengalami krisis COVID-19.

Sebagai informasi, sejak Selasa, 1 Juni, Malaysia menerapkan lockdown total untuk menangani peningkatan tajam kasus COVID-19. Hari demi hari pendataan menunjukkan situasi yang semakin serius. Seberapa parah gelombang COVID-19 di Malaysia saat ini?

Lockdown total akan diterapkan dalam dua minggu ke depan. Semua mall tutup. Hanya ada 17 sektor jasa yang boleh beroperasi selama itu. Sektor-sektor ini termasuk perawatan kesehatan, telekomunikasi, makanan, minuman, utilitas, perbankan, dan media.

Pemerintah juga memberikan pembebasan izin bagi perusahaan di 12 sektor manufaktur, termasuk manufaktur makanan dan minuman. Selain itu, sektor manufaktur alat kesehatan dan tekstil juga diizinkan untuk mempertahankan produksi alat pelindung diri.

Bagaimana Pasar Modal Indonesia Merespon Malaysia Lock Down Total?

Pengumuman penerapan kebijakan lockdown COVID-19, membuat total volume aktivitas saham perusahaan di Indonesia, Singapura, dan banyak negara lain terjadi koreksi. Dalam sebuah penelitian yang menggunakan metode studi genap dan didasarkan pada data sekunder dari portal berita dan website.

Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam indeks dengan kapitalisasi terbesar di setiap negara, antara lain LQ45 di Indonesia, STI di Singapura, FBM KCLI di Malaysia, dan SET50 di Thailand. Teknik pengambilan sampel berdasarkan teknik purposive sampling. Variabel penelitian adalah pengumuman kebijakan lockdown COVID-19, abnormal return, trading volume activity (TVA) berupa volume perdagangan pada perusahaan-perusahaan sebagai kelompok sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman kebijakan lockdown COVID-19 tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar modal namun tetap digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Pengumuman lockdown COVID-19, baik sebelum maupun sesudah pengumuman, tidak berpengaruh signifikan terhadap abnormal return dan aktivitas volume perdagangan di pasar modal Indonesia, Singapura, dan Thailand.

Artinya, perusahaan di Indonesia perlu persiapan karena akan diserbu banyak tenaga kerja deportasi dari Malaysia saat lock down total tersebut. Disatu sisi banyak pilihan untuk alternative mencari tenaga kerja berkualitas. Disisi lain, bisa timbul masalah social jika sampai tenaga kerja tersebut tidak tertampung.

Perlu Sinergi Bersama Mengatasi Pandemi

Meskipun ada banyak upaya untuk menggambarkan keadaan normal berikutnya setelah krisis COVID-19, bentuk akhirnya adalah hasil dari banyak faktor yang masih belum diketahui hingga saat ini. Faktor-faktor tersebut termasuk penampilan, durasi, dan tingkat keparahan dari setiap gelombang kasus COVID-19 berikutnya; waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan mendistribusikan vaksin COVID-19; kedalaman gangguan ekonomi; dan kemampuan untuk pulih. Namun, terlepas dari ketidakpastian tersebut, kini saatnya bagi Indonesia untuk mempertimbangkan berbagai tren yang akan menentukan kondisi normal berikutnya.

Aspek yang perlu jadi perhatian bersama:

Kesehatan

Perubahan pada sistem perawatan kesehatan negara dan kebutuhan untuk bersiap menghadapi kemungkinan pandemi di masa depan akan memengaruhi struktur sistem, rantai pasokan, dan peraturan penetapan harga.

Pemerintah dan regulas

Kemungkinan akan ada tuntutan untuk peraturan lintas sektor yang lebih ketat yang menyediakan protokol terperinci untuk operasi yang aman dari berbagai jenis bisnis, dengan implikasi khusus bagi berbagai pemangku kepentingan.

Teknologi dan inovasi

Lockdown telah menyalurkan banyak orang secara online untuk berbelanja, belajar, hiburan, dan bekerja, mempercepat peralihan ke layanan digital. Secara bersamaan, perusahaan mendorong digitalisasi internal untuk staf, pelanggan, dan pemasok (misalnya, meningkatkan visibilitas rantai pasokan, menawarkan pengalaman pembelajaran digital, dan menyediakan saluran baru kepada pelanggan).

Energi dan lingkungan

Bekerja dari rumah, mengurangi perjalanan jarak jauh, dan kebiasaan penguncian lainnya dapat menyebabkan perubahan permanen menuju perilaku yang lebih baik bagi lingkungan.

Rantai pasokan. Perusahaan dan pemerintah akan berusaha untuk mengatasi kelemahan rantai pasokan yang terungkap oleh krisis (misalnya, menghapus strategi just-in-time secara bertahap; mendorong sumber domestik untuk barang-barang strategis, seperti makanan dan obat-obatan; dan umumnya mempercepat digitalisasi rantai pasokan) .

Kebiasaan kerja

Kebiasaan kerja baru, seperti penggunaan konferensi video, solusi kerja jarak jauh, dan fleksibilitas karyawan yang lebih besar, dapat meningkatkan permintaan akan layanan di rumah—dan juga mendorong “deurbanisasi”.

Masyarakat dan konsumen

Tanggapan masyarakat terhadap pandemi akan dibentuk sesuai dengan demografi. Misalnya, populasi berisiko cenderung lebih sadar akan masalah kesehatan; perubahan seperti itu kemungkinan akan jauh lebih menonjol di kalangan baby boomer daripada Gen X atau milenium.

Kontrak sosial

Dengan pengembangan di beberapa pasar aplikasi pelacakan yang dirancang untuk menghambat penyebaran COVID-19, orang mungkin lebih bersedia mengabaikan beberapa masalah privasi dengan imbalan jaminan kesehatan, keselamatan, dan kenyamanan yang lebih besar.

Kini saatnya Indonesia mempertimbangkan berbagai tren yang akan menentukan normal berikutnya.

Dengan tema-tema tersebut, kita telah melihat bagaimana Indonesia dapat menata kembali dan mereformasi dirinya sendiri setelah krisis COVID-19 dengan mempertimbangkan peluang-peluang berikut: meningkatkan ketahanan nasional, mempercepat transisi ekonomi, membangun kembali sektor pariwisata, dan memungkinkan perubahan yang nyata.

Selain itu, sebagai pengusaha yang profesional, Anda juga perlu menggunakan aplikasi JojoExpense dari Jojonomic. Aplikasi ini dapat membantu Anda dalam memanajemen pengeluaran untuk kepentingan usaha secara efisien dan efektif. Anda dapat mengontrol anggaran usaha dengan baik hanya dengan modal smartphone.

strategi pemasaran kewirausahaan

Aplikasi JojoExpense dilengkapi dengan beragam fitur unggulan, seperti mobile approval, capture expenses, budget controlling, reimburse via app & web dan cash advanced. Beragam fitur unggulan ini berperan penting dalam mencapai tujuan sebagaimana disebut di atas.

Yuk gunakan aplikasi JojoExpense dari Jojonomic sekarang juga! Dapatkan demo gratis 14 hari dengan cara klik di sini.