Millenial Adalah Generasi Out of The Box Penuh Kreativitas

millenial adalah

Millenial adalah kelompok generasi yang sering dikatakan lahir antara tahun 1981 hingga 1995, tepatnya di era komputer baru mulai dikenal seiring dengan naik daunnya aneka gadget dan juga internet.

Generasi ini disebut sebagai millenial karena jadi satu-satunya generasi yang sempat melewati milenium kedua sejak teorinya diutarakan pertama kali oleh Karl Mannheim. Diketahui, Mannheim adalah seorang sosiolog yang memaparkan teori ini melalui esai berjudul The Problem if Generation di tahun 1923 silam.

Berdasarkan teori tersebut, para sosiolog asal Amerika Serikat lainnya pun membagi manusia ke dalam beberapa kategori generasi, di antaranya:

  • Era depresi
  • Perang Dunia II
  • Pasca-PD II
  • Baby Boomer I
  • Baby Boomer II
  • X
  • Y atau Millenial
  • Z
  • Alpha

Pembagian generasi di atas berdasarkan pada rentang tahun kelahirannya. Walaupun setiap generasi memiliki definisi rentang tahun yang berbeda, tapi perbedaan tersebut umumnya tidak terlalu jauh. Namun sebenarnya, arti dari generasi millenial ini sendiri masih jadi perdebatan banyak pihak.

Sebagian orang mengatakan, bahwa generasi millenial adalah orang-orang yang lahir di antara tahun 1970-an hingga awal 1990-an. Namun sebagian lainnya memiliki pendapat lain yang mengatakan, bahwa tahun 2004 jadi tahun terakhir dari kelahiran generasi millenial atau gen Y ini.

Kendati demikian, generasi millenial memiliki ciri khas tersendiri daripada generasi lainnya. Para ahli mengatakan, pola pikir dan karakter generasi satu ini bisa dikatakan sering out of the box, penuh kreativitas, inovatif, dan cepat beradaptasi dengan berbagai jenis teknologi baru.

Bukan hanya itu saja, secara umum generasi millenial selalu menginginkan sesuatu yang ideal. Seperti misalnya, pekerjaan yang sesuai dengan passion. Sebab, bagi Millenial bekerja sesuai passion adalah salah satu life goals yang wajib terpenuhi.

Fakta menarik generasi millenial

millenial adalah

Ada beberapa fakta yang muncul mengenai generasi millenial, di antaranya sebagai berikut:

Millenial menghabiskan 85% waktu dalam sehari untuk menggunakan gadget

Bisa dipastikan hampir semua orang pun tahun jika generasi millenial ini memang tak pernah bisa lepas dari teknologi. Itulah sebabnya, mengapa mereka juga dijuluki sebagai generasi tech-savvy yang rela menghabiskan sebanyak 85% waktunya untuk menggunakan ponsel ataupun gadget lainnya.

Generasi yang gemar membaca buku adalah Millenial

Kamu boleh percaya atau tidak pada fakta satu ini. Namun, pada kenyataannya para generasi millenial memang terdiri dari orang-orang yang gemar membaca buku. Hal ini berdasarkan penelitian para ahli di tahun 2016 yang menyatakan, bahwa Millenial rata-rata membaca sebanyak lima buku selama setahun.

Mungkin hal ini terdengar cukup sedikit, tapi kenyataannya generasi lain membaca buku lebih sedikit per tahunnya dibandingkan para Millenial. Bukan hanya itu saja, generasi ini juga lebih sering mengunjungi perpustakaan umum ketimbang generasi lain.

Fakta menarik lainnya yang masih berkaitan dengan poin ini adalah ketertarikan Millenial terhadap buku cetak daripada membaca lewat e-book. Padahal, mereka sangat dekat dengan teknologi.

Pendapatan Millenial 20% lebih sedikit daripada Baby Boomers

Faktanya, generasi Baby Boomers atau generasi orangtua dari para Millenial memiliki pendapatan yang jauh lebih tinggi daripada anak-anak mereka. Beberapa penelitian menunjukkan, bahwa rata-rata generasi millenial menghasilkan pendapatan sebesar 20% lebih sedikit daripada orangtua mereka atau Baby Boomers.

Self-improvement sangat menarik perhatian para Millenial

Pengembangan diri selalu jadi hal yang mampu menarik perhatian para gen Y atau Millenial. Sebuah studi di tahun 2015 menunjukkan, bahwa sebanyak 94% Millenial memiliki resolusi tahun untuk seputar pengembangan diri supaya bisa menjadi pribadi yang lebih baik, seperti menghemat pengeluaran sehingga bisa menabung lebih banyak.

Menariknya, hal ini bukan sekadar resolusi semata. Sebab pada kenyataannya, sebanyak 76% generasi millenial mengatakan, mereka telah berhasil mewujudkan resolusi tahun baru, khususnya yang terkait dengan hal pengembangan diri.

Pendidikan generasi millenial lebih tinggi daripada generasi sebelumnya

Siapa sangka, ternyata Millenial bukan hanya tech-savvy. Sekitar 40% di antara mereka ternyata memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan 30% gen X seusia mereka saat itu.

Egois atau self-centered identik dengan para Millenial

Ketahuilah, ini bukan sekadar asumsi belaka. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 lalu menunjukkan, bahwa generasi millenial adalah sekelompok orang egois atau self-centered yang tak segan menjadikan diri mereka sebagai perhatian utama. Jadi jangan heran, jika Millenial ini juga sering disebut sebagai generasi narsis.

Millenial memiliki rasa kepedulian yang besar terhadap lingkungan

Sebuah penelitian yang melibatkan 20 ribu responden generasi millenial dari 181 negara membuktikan, bahwa ternyata generasi satu ini memiliki keprihatinan lebih besar terhadap lingkungan di sekitarnya. Mulai dari efek global warming, perubahan iklim, dan lain sebagainya.

Jadi kamu tak perlu heran, jika saat ini ada banyak Millenial yang seakan tak pernah bosan mengingatkan untuk mengurangi penggunaan plastik ataupun sedotan.

Generasi terbesar di dunia profesionalisme adalah Millenial

Di tahun 2017, tercatat ada 56 juta generasi millenial yang telah bekerja dan sedang disibukkan dengan segala kegiatan mencari pekerjaan. Padahal, hanya ada 53 juta Gen X dan 41 juta Baby Boomers yang tercatat masih aktif di dunia kerja. Dengan kata lain, Millenial mulai mendominasi dunia kerja di negara manapun.

Pekerjaan jadi fokus utama para Millenial

Jika ada orang yang mengatakan, bahwa Gen Y acuh terhadap pekerjaan mereka itu berarti salah besar. Pasalnya, sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2016 membuktikan, bahwa Gen Y atau Millenial dengan rentang usia antara 25 sampai 34 tahun sangat memikirkan dan fokus pada pekerjaan mereka.

Millenial memang selalu memikirkan inovasi apa yang harus diberikan pada pekerjaannya, bagaimana mereka bisa meraih pencapaian kerja yang membanggakan, dan lain sebagainya.

Perkembangan karir yang melejit jadi dambaan generasi millenial

Ada banyak makalah dan esai tentang generasi millenial yang menyatakan, bahwa mereka tidak suka jika karirnya berkembang lambat. Dalam studi yang sama menunjukkan, bahwa sebanyak 90% Millenial sangat mendambakan perkembangan karir yang melejit dengan super cepat.

Tantangan para generasi millenial adalah

millenial adalah

Terlepas dari banyaknya fakta positif maupun negatif tentang Millenial, kamu juga harus tahu tantangan apa saja yang dihadapi oleh generasi satu ini. Ketahuilah, sekitar 70% pemimpin dan pengusaha di dunia ini percaya, bahwa fakta negatif yang dimiliki oleh para Gen Y ini disebabkan oleh ambisi mereka yang kadang terlalu tinggi. Dari ambisi ini akhirnya muncul konflik antara Millenial dengan generasi-generasi sebelumnya.

Sebanyak 34% Gen X dan 24% Baby Boomers setuju, bahwa konflik tersebut pada akhirnya jadi tantangan tersendiri bagi Millenial. Lantas, apa saja yang menjadi tantangan para Millenial ini? Berikut pembahasannya di bawah ini.

  • Budaya perusahaan atau organisasi yang buruk

Fakta mengatakan, sebanyak 73% karyawan yang berasal dari generasi millenial memilih untuk meninggalkan pekerjaannya karena budaya perusahaan atau organisasi yang buruk. Hal ini jadi salah satu tantangan tersendiri bagi generasi millenial untuk bisa tetap bertahan dan berusaha mengubah budaya perusahaan yang buruk. Sementara pilihan lainnya sudah pasti harus mencari perusahaan lain yang memiliki budaya sesuai dengan harapan mereka.

  • Pendidikan dan pengalaman yang mumpuni

Seperti yang telah dibahas di atas, generasi millenial memang memiliki gelar pendidikan tertinggi daripada generasi sebelumnya. Justru hal ini yang kemudian jadi tantangan tersendiri bagi mereka, apakah mereka mau berusaha untuk berbaur dan menjalin kerjasama dengan generasi sebelumnya atau malah cenderung bersikap acuh?

  • Teknologi

Mengingat hubungan Millenial dengan teknologi yang terbilang sangat erat, hal ini justru membuat mereka mudah kesal dengan generasi lain yang kurang mahir dalam menghadapi kemajuan teknologi alias gaptek. Penelitian menunjukkan, bahwa sebanyak 34% pekerja yang lebih tua memang tidak memahami teknologi sebaik Millenial dan hal ini pula yang membuat para Millenial jadi semakin frustrasi.

Fakta ini yang akhirnya menjadi tantangan tersendiri bagi Millenial. Apakah mereka cukup sabar dan rela meluangkan waktunya untuk mengajarkan teknologi pada orang-orang generasi sebelumnya? Atau justru sebaliknya?

JoJoPayroll jadi aplikasi andalan para Millenial

Mengingat keterkaitan antara Millenial dengan teknologi yang begitu erat, tentu saja kehadiran berbagai aplikasi yang memudahkan pekerjaan mereka di suatu perusahaan menjadi suatu keuntungan tersendiri. Misalnya kehadiran aplikasi berbasis teknologi terkini dari JojoPayroll yang memungkinkan kamu untuk mengolah data payroll karyawan dengan lebih baik.

JojoPayroll merupakan aplikasi penggajian online dengan penghitungan payroll secara otomatis yang semua perhitungannya telah disesuaikan berdasarkan Kebijakan Perburuhan Indonesia. Selain itu, basis data karyawan bisa diintegrasikan dengan asuransi, pajak pribadi, tunjangan, hingga reimbursement.

Selain itu, JojoPayroll juga memungkinkan kamu untuk mencetak slip gaji secara otomatis, lengkap dengan data take home pay, deduction, benefit, dan semua detail yang dibutuhkan. Tak ketinggalan pula, aplikasi ini bisa membantu kamu untuk melakukan transfer gaji secara real time ke lebih dari 150 akun bank di Indonesia.

millenial adalah

Tertarik untuk mendapatkan kemudahan semacam ini dari JojoPayroll? Unduh saja aplikasinya dan dapatkan versi gratis selama 14 hari melalui tautan pada gambar di bawah ini ya!