Mitigasi Adalah? Pengertian, Tujuan, Manfaat serta Penerapannya

mitigasi cover

Datangnya bencana alam tidak bisa diprediksi oleh manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Untuk itu perlunya Mitigasi adalah agar bencana bisa diantisipasi dampaknya secara terencana sejak awal.

Karena bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia.

Antisipasi yang dilakukan oleh program Mitigasi untuk menganggulangi bencana cukup komplek, dan dalam artikel kali ini kita akan bahas lebih lengkap.

Pengertian Mitigasi Adalah?

Jika didefinisikan secara umum Mitigasi adalah tindakan berkelanjutan yang diambil untuk mengurangi atau menghilangkan resiko jangka panjang terhadap kehidupan dan properti dari bahaya. Singkatnya, apa itu mitigasi sendiri merupakan salah satu cara dalam menanggulangi bencana.

Jadi dapat disimpulkan bahwa mitigasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi dampak maupun kerugian dari suatu bencana, baik akibat bencana alam maupun bukan, misalnya pandemi yang saat ini tengah melanda yaitu Covid19.

Tujuan Mitigasi

Bencana alam dan non alam dapat terjadi kapan saja dan dimana saja serta dapat menimbulkan kerugian harta maupu nyawa. Seperti yang telah disebutkan pada penjelasan arti mitigasi di atas, tujuan utama dari mitigasi adalah untuk mengurangi risiko dan dampak bencana.

Beberapa tujuan Mitigasi adalah sebagai berikut:

  1. Meminimalisir risiko dan dampak yang mungkin terjadi karena suatu bencana, seperti korban jiwa “kematian”, kerugian ekonomi dan kerusakan sumber daya alam.
  2. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat perencanaan pembangunan.
  3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.

Jenis-Jenis Mitigasi

Secara umum, mitigasi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non-struktural, mengacu pada mitigasi diatas adapun jenis-jenis mitigasi ialah sebagai berikut:

1. Mitigasi Struktural

Upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui pembangunan berbagai prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi, seperti pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang bersifat tahan gempa, ataupun Early Warning System yang digunakan untuk memprediksi terjadinya gelombang tsunami.

Selain itu Mitigasi struktural adalah upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan tahan bencana. Bangunan tahan bencana adalah bangunan dengan struktur yang direncanakan sedemikian rupa sehingga bangunan tersebut mampu bertahan atau mengalami kerusakan.

mitigasi adalah

Beberapa contoh penggunaan teknologi misalnya:

  1. Pembangunan kanal khusus untuk mencegah banjir.
  2. Penggunaan alat deteksi aktivitas gunung berapi.
  3. Membuat struktur bangunan yang tahan gempa.
  4. Penggunaan sistem peringatan dini untuk memperkirakan kemungkinan adanya gelombang tsunami.

Mitigasi jenis ini lebih mengedepankan tindakan mengurangi kerentanan terhadap bencana, yaitu dengan cara melakukan rekayasa bangunan yang tahan terhadap bencana. Dengan begitu maka struktur bangunan dapat bertahan dalam menghadapi bencana atau hanya mengalami kerusakan yang tidak membahayakan manusia.

2. Mitigasi Non-Struktural

Mitigasi non-struktural adalah upaya mengurangi dampak bencana selain dari upaya tersebut di atas. Bisa dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan. Undang-Undang Penanggulangan Bencana (UU PB) adalah upaya non-struktural di bidang kebijakan dari mitigasi ini. Kebijakan non struktural meliputi legislasi, perencanaan wilayah, dan asuransi.

Kebijakan Mitigasi baik yang bersifat struktural maupun yang bersifat non struktural harus saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Selain itu teknologi yang digunakan untuk memprediksi, mengantisipasi dan mengurangi risiko terjadinya suatu bencana pun harus diusahakan agar tidak mengganggu keseimbangan lingkungan di masa depan.

Contoh mitigasi non-struktural ialah:

  1. Larangan membuang sampah ke selokan atau sungai.
  2. Mengelola tata ruang kota.
  3. Mengatur kapasitas pembangunan masyarakat.

Pada intinya mitigasi non-struktural ini lebih berhubungan dengan pembuatan kebijakan dan peraturan yang tujuannya untuk mencegah terjadinya risiko bencana.

Manfaat Mitigasi

  1. Mengurangi resiko bencana bagi penduduk dalam bentuk korban jiwa, kerugian ekonomi dan kerusakan sumber daya alam.
  2. Menjadi landasan perencanaan pembangunan.
  3. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menghadapi serta mengurangi dampak dan resiko bencana sehingga masyarakat dapat hidup aman.

Kegiatan Dalam Mitigasi Bencana

Berdasarkan siklus waktunya dalam penanganan bencana terdapat empat kategori yaitu sebelum bencana “mitigasi” saat terjadi bencana “perlindungan dan evakuasi” sesaat setelah bencana “pencarian dan penyelamatan”, pasca bencana “pemulihan”.

Beberapa kegiatan dalam Mitigasi adalah sebagai berikut:

  1. Mengenalkan dan memantau risiko bencana.
  2. Merencanakan partisipasi penanggulangan bencana.
  3. Memberikan kesadaran bencana pada masyarakat.
  4. Melakukan upaya fisik, non-fisik, serta mengatur penanggulangan bencana.
  5. Mengidentifikasi dan pengelolaan sumber ancaman bencana.
  6. Memantau serta mengontrol pengelolaan sumber daya alam.
  7. Pengawasan pada penggunaan teknologi tinggi.
  8. Mengawasi pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.
  9. Melakukan Kegiatan mitigasi bencana lainnya.
mitigasi adalah

Pengawasan Daerah yang terdampak Bencana Alam

Bagian terpenting dalam kegiatan mitigasi adalah pemahaman tentang sifat bencana karena setiap tempat memiliki berbagai tipe bahaya yang berbeda-beda. Misalnya beberapa negara sangat sering mengalami gempa bumi, sedangkan negara lainnya sangat rentan terhadap ancaman banjir.

Sebagian besar negara-negara di dunia sangat rentan terhadap kombinasi beberapa bencana. Sehingga dibutuhkan pemahaman yang baik terhadap berbagai bahaya bencana tersebut yang merupakan tanggung jawab dari para ahli dan ilmuwan “hidrologi, seismologi, vulkanologi dan lainnya”.

Berdasarkan sumbernya, bencana alam dibagi menjadi tiga, yaitu:

  1. Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh alam
  2. Bencana non alam, adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa non alam
  3. Terjadinya bencana sosial, yaitu bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa oleh manusia

Bencana alam juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:

  1. Meteorologi (hidrometeorologi)yaitu bencana alam yang berhubungan dengan iklim. Umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus
  2. Geologi yaitu bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, dan longsor

Beberapa kegiatan Mitigasi bencana di antaranya:

  1. Memantau resiko bencana
  2. Melakukan kegiatan penanggulangan bencana
  3. Sosialisasi pengembangan budaya sadar bencana
  4. Menerapkan upaya fisik, non fisik, serta pengaturan penanggulangan bencana
  5. Identifikasi dan pengenalan terhadap sumber bahaya atau ancaman bencana
  6. Mengatur dan mengawasi pengelolaan sumber daya alam
  7. Mengawasi penggunaan teknologi tinggi
  8. Pelaksanaan tata ruang dan pengelolaan lingkungan hidup

Berdasarkan siklus waktunya, proses penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori:

  1. Sebelum terjadinya bencana (mitigasi)
  2. Ketika bencana terjadi (perlindungan dan evakuasi)
  3. Tepat setelah terjadi bencana (pencarian dan penyelamatan)
  4. Pasca bencana (pemulihan/penyembuhan dan perbaikan/rehabilitasi)

Koordinasi Team Work bencana di lapangan terintegrasi dengan Sistem Digital

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, tentunya kita wajib memperhatikan kondisi lingkungan dan memantaunya. Untuk itu bagi petugas dilapangan yang menangani bencana tersebut perlu memiliki satu sistem untuk memantau keberadaan teamnya, agar koordinasi tetap berjalan lancar.

Solusi terbaik adalah dengan software dari Jojonomic, sebuah aplikasi yang real time memantau keberadaan team Anda, yaitu JojoTimes.

Aplikasi JojoTimes, Solusi terbaik

Solusi Sistem HR Termudah untuk Memantau Kehadiran Karyawan Kapan Saja Di Mana Saja, JojoTimes meningkatkan kinerja perusahaan hingga 98% untuk mendukung perkembangan perusahaan, dengan mengelola administrasi secara otomatis dan memonitor karyawan.

mitigasi adalah

Aplikasi JojoTimes memiliki Fitur Populer

  1. Pengenalan wajah biometris dengan geo-locator yang akurat
  2. Mengelola laporan kehadiran, perizinan cuti dan jam kerja
  3. Tarif lembur yang dapat disesuaikan
  4. Terintegrasi dengan sistem absensi yang sekarang, serta pengaturan izin cuti dan advance

Coba Gratis Sekarang