Macam-macam Model Penjualan yang Bisa Diterapkan dalam Bisnis

Penjualan dalam sebuah bisnis merupakan aspek terpenting yang harus selalu dievaluasi dan diperhatikan. Sebab seperti yang kita tahu, keuntungan dari operasional bisnis berasal dari tingkat penjualan produk yang mereka tawarkan.

Ada begitu banyak cara yang bisa dilakukan oleh pelaku bisnis dalam meningkatkan trafik penjualan mereka. Salah satunya adalah dengan memperhatikan model penjualan yang akan digunakan untuk menjangkau pelanggan.

Dalam prakteknya, model penjualan bisnis ini terdiri dari berbagai macam. Anda bisa menggunakan salah satunya atau bahkan beberapa di antaranya untuk memaksimalkan grafik penjualan. Nah, pada artikel Jojonomic kali ini, kami akan memberikan Anda contoh beberapa model penjualan yang bisa Anda coba. Berikut beberapa di antaranya:

Macam-macam Model Penjualan dalam Bisnis

1. Personal Preparation Model

Salesman

Sesuai namanya, personal preparation merupakan sebuah model penjualan yang lebih berfokus pada personaliti dari salesperson atau si penjualnya. Terdapat beberapa jenis metode penjualan dengan model yang satu ini, di antaranya adalah sebagai berikut:

a) Penjualan 5-P

Model penjualan yang satu ini terdiri dari 5 sisi komponen yang berbeda untuk memenangkan persaingan. Yakni dengan mengenali masing-masing komponen dari 5P tersebut. Mulai dari Product, Price, Promotion, Place dan People. Dengan mengenali ke-5 komponen tersebut dalam prakteknya, pemasaran dalam bisnis dapat dimaksimalkan.

b) Mental Conditioning 

Berikutnya adalah model mental conditioning. Di mana pada metode penjualan yang satu ini digunakan untuk menghadapi situasi pasar yang sedikit lebih rumit dibandingkan model 5P. Misalnya saja, Anda sudah melakukan strategi pemasaran yang maksimal namun tidak memberikan hasil yang baik. Hal ini dikarenakan terdapat penolakan bertubi-tubi yang dilakukan oleh calon pelanggan.

Untuk itu seorang salesperson harus dapat menempatkan diri serta kondisi mentalnya pada saat menawarkan produk ke pelanggan. Sebab, ketika mereka sering mengalami penolakan dan kehilangan motivasi dalam menjual produknya, calon pelanggan yang berprospek pun tidak akan tertarik.

c) Relationship Sales

Model relationship sales diwujudkan dengan cara membangun hubungan yang baik pada calon pelanggan yang sudah memiliki ketertarikan dengan produk atau brand Anda namun belum melakukan pembelian. Nantinya, calon pelanggan yang terprospek tersebut akan dihubungi oleh salesperson sampai akhirnya mau untuk melakukan pembelian. Namun demikian, Anda juga bisa sambil memberikan penawaran menarik yang membuat mereka mau untuk membeli produknya. Seperti potongan harga, bonus atau yang lain

d) Personality Style Sales

Model yang satu ini merupakan pengembangan dari model relationship sales. Di mana setelah hubungan antara salesperson dengan calon pelanggan terjalin sudah cukup baik. Maka selanjutnya tinggal dikembangkan dengan mengetahui karakter personal dari masing-masing pelanggan.

Sehingga jika Anda melakukan pemasaran dengan menggunakan model penjualan yang satu ini, cara untuk menghadapi pelanggan pun berbeda-beda. Tergantung dari minat serta ketertarikan mereka.

2. Presentation Based Model

Sales

Model penjualan yang satu ini menargetkan pendekatan melalui instrumen presentasi saat berkomunikasi dengan calon pelanggan. Cara ini banyak dilakukan sales untuk menciptakan penjualan produk mereka.

a) Closing Sales

Model penjualan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1950-an dengan menitikberatkan pada keterampilan presentasi dari sales yang bertugas untuk menarik minat pelanggan. Sampai saat ini, closing sales menjadi salah satu cara yang paling banyak digunakan.

b) Problem Solving Sales

Berikutnya, metode ini dikembangkan dari closing sales yang sebelumnya. Di mana sales harus mengetahui kira-kira masalah apa yang membuat banyak orang tidak mau membeli produknya. Setelah diselidiki sedemikian rupa, barulah nanti diberikan solusi terbaik dari permasalahan tersebut. Biasanya banyak pelanggan menitikberatkan permasalahan mereka pada harga yang ditawarkan.

c) Value Added Sales

Strategi value added sales ini digunakan untuk mengatasi permasalahan harga yang sering jadi kendala. Misalnya, harga produk dikurangi atau diturunkan, namun terdapat service atau layanan lain yang kemudian harus mau tak mau dilakukan oleh pelanggan.

d) Consultative Sales

Model ini diperkenalkan pada awal tahun 1970-an. Fokusnya adalah untuk menentukan bagaimana sales profesional dapat menurunkan biaya operasional pelanggan dan/atau meningkatkan kemampuan pelanggan untuk menghasilkan pendapatan. Model ini mengharuskan Anda memiliki rekam jejak yang luas dan bukti hasil yang kuat.

3. Applications Model

Salerperson

Dikembangkan sepenuhnya terutama selama tahun 1980-an sebagai tanggapan atas situasi penjualan khusus, hal ini lebih bersifat strategis dan menganggap penjual atau sales sudah tahu cara berjualan dengan baik.

a) Partnering Sales

Model partnering atau kemitraan ini bukanlah yang dimaksud secara hukum. Partnering biasanya dilakukan di tingkat tertinggi dalam organisasi penjual dan pelanggan. Agar berhasil bermitra, penjual harus memahami kebutuhan pelanggan. Secara kolektif, penjual dan pelanggan membangun dan menukar rencana bisnis yang terkait dengan produk / layanan.

b) Team Selling

Sederhananya, penjualan tim adalah pendekatan penjualan kolaboratif di mana dua atau lebih anggota tim bekerja sama untuk memenangkan bisnis—daripada mengerjakan prospek tersebut sendiri.

c) Complex Sales

Metode complex sales atau penjualan kompleks dapat merujuk pada metode perdagangan yang terkadang digunakan oleh perusahaan saat mengadakan kontrak besar untuk barang atau jasa di mana pelanggan mengambil kendali atas proses penjualan dengan mengeluarkan Request for Proposal (RFP) dan membutuhkan tanggapan proposal dari pemasok yang diidentifikasi atau tertarik sebelumnya. 

Penjualan yang kompleks melibatkan siklus penjualan yang panjang dengan banyak pembuatan keputusan. Berbagai pemangku kepentingan berkontribusi pada setiap penjualan yang cukup kompleks.

4. Value Selling Matrix Model

Bisa dibilang model penjualan ini merupakan yang paling progresif di antara yang lain. Ia dikembangkan dengan menurunnya diferensiasi produk atau jasa yang ada di pasar, meningkatnya persaingan harga yang sudah banyak kita temui, masuknya produk atau jasa baru yang tidak memiliki track record, dan perubahan gaya hidup masyarakat yang tidak lagi memiliki waktu untuk mendengarkan presentasi salesperson.

Kesimpulan

Demikianlah artikel mengenai macam-macam model penjualan yang bisa Anda terapkan dalam bisnis. Model-model yang telah disebutkan sebelumnya tinggal disesuaikan saja dengan produk yang akan dijual serta mengikuti trend saat ini. Beberapa model penjualan mungkin sudah tak relevan namun jika masih ingin Anda coba, berikanlah sedikit inovasi dalam implementasinya.

Selain menentukan model penjualan yang tepat untuk bisnis Anda. Penting juga untuk memastikan bahwa kondisi keuangan bisnis Anda tetap aman. Dengan JojoExpense, Anda dapat dengan mudah mengontrol pengeluaran dan anggaran dalam perusahaan.

Tak hanya itu, proses reimbursement pun dapat dilakukan secara online dan lebih praktis dengan aplikasi yang satu ini. Anda bisa melakukan approval atau persetujuan kapan pun saat karyawan mengajukan permintaan reimbursement tersebut. Bahkan hingga transfer uang ke rekening karyawan pun dapat dilakukan secara realtime hanya dengan JojoExpense.

Tidak cukup sampai di situ, JojoExpensejuga menawarkan fitur unggulan lain seperti Cash Advance, Budget Controlling, Capture Expense dan masih banyak lagi yang lain. Dilengkapi juga dengan teknologi modern seperti Intelligence OCR dan Realtime Geotagging, memungkinkan Anda terhindar dari terjadinya risiko fraud financial dalam perusahaan. Menarik, bukan?

So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan JojoExpense dan permudah cara Anda dalam mengontrol pengeluaran perusahaan.