Deflasi; Pengertian, Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasi

Deflasi adalah istilah yang mungkin kalian suka dengar dari tayangan media massa. Tentu saja tingkat deflasi berkaitan erat dengan kondisi perekonomian negara, yang mempengaruhi kehidupan seluruh masyarakat.

Secara umum, kalian bisa memahami deflasi sebagai kondisi penurunan harga secara terus terus-menerus dalam suatu periode.

Terjadinya suatu deflasi adalah ketika peredaran mata uang sangat minim sehingga menyebabkan penurunan yang sangat besar-besaran.

Beberapa orang beranggapan jika deflasi lebih menguntungkan rakyat sebab bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan harga relatif murah. Padahal, kondisi yang demikian justru akan mengacaukan kondisi perekeonomian suatu negara.

Oops! We could not locate your form.

Oleh sebab itu, deflasi merupakan masalah perekonomian suatu negara yang harus diatasi.

Namun, ada baiknya jika terlebih dahulu kalian memahami pengertian deflasi dengan lebih mendalam agar mengetahui dampak deflasi bagi bisnis Kalian. Dibaca yuk artikel berikut ini!

Apa Itu Deflasi?

deflasi

Definisi deflasi adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan harga-harga barang secara masif dan terus menerus pada periode yang singkat.

Deflasi ini sangat bertolak belakang dengan inflasi yang menyebabkan kenaikan harga-harga barang secara umum.

Oleh karena itu deflasi ini dapat diartikan juga dengan disinflasi atau penurunan tingkat inflasi. Perlu diketahui pada kondisi deflasi tidak hanya menyebabkan harga-harga barang yang turun akan tetapi juga menyebabkan penurunan tingkat upah secara umum.

Terjadinya deflasi pada umumnya akibat rendahnya rasio perbandingan antara jumlah uang beredar dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan.

Apa Pengertian Deflasi Menurut Para Ahli?

Adapun pnegertian deflasi menurut para ahli adalah sebagai berikut

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Penambahan nilai mata uang yang juga diikuti dengan penurunan jumlah produksi, sulitnya lapangan kerja, dan rendahnya daya beli masyarakat merupakan deflasi yang diartikan dalam KBBI.

Menurut Stacia E. H. Sitohang

Berdasarkan pendapat Stacia E.H. Sitohang, deflasi merupakan kebalikan dari inflasi yang mana secara umum harga barang mengalami penurunan.

Wikipedia

Lain halnya dengan Wikipedia yang menyatakan, bahwa deflasi adalah satu periode dimana harga barang secara umum mengalami penurunan dan nilai uang bertambah.

Deflasi kebalikan dari inflasi. Inflasi terjadi karena jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu banyak, sedangkan deflasi terjadi karena jumlah uang yang beredar terlalu sedikit.

Jenis-Jenis Deflasi

deflasi

Berdasarkan proses terjadinya, deflasi terdiri dari 2 jenis, yaitu

Deflasi Strategis

Secara definisi, deflasi ini terjadi karena penerapan kebijakan pengendalian terhadap gejala konsumsi berlebihan demi mengkonsumsi kenaikan harga pasar.

Deflasi Sirkulasi

Sementara itu, deflasi sirkulasi adalah deflasi yang terjadi pada saat transisi dari kesuksesan perekonomian menjadi kemerosotan perekonomian. Pada deflasi ini terjadi ketidakseimbangan antara daya produksi dan konsumsi sehingga harga pasar pun mengalami penurunan.

Penyebab Deflasi

deflasi

Terdapat beberapa faktor penyebab deflasi baik di Indonesia atau negara lain secara umum. Berikut penyebab deflasi

Turunnya Jumlah Uang Beredar

Karena adanya penurunan mata uang yang beredar di masyarakat dan menyebabkan deflasi bisa dikarenakan berbagai hal. Dan dapat juga karena diakibatkan kebijakan Bank Sentral itu sendiri.

Menurunnya jumlah uang yang beredar dalam masyarakat menjadi penyebab terjadinya deflasi. Hal ini terjadi karena banyak orang yang tergiur dengan bunga bank yang tinggi.

Dan mereka menabung beramai-ramai uangnya ke bank sehingga jumlah uang yang beredar dalam masyarakat berkurang.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Peningkatan Persediaan Barang yang Ditawarkan

Produksi barang yang baik memang selalu dikaitkan dengan jumlah permintaan di pasar. Meski demikian terkadang kondisi pasar menampilkan hal yang berbeda.

Biasanya produsen yang tidak memiliki perhitungan atau orientasi yang tepat, akan terus melakukan produksi barang. Sehingga tidak memikirkan lagi jumlah permintaan barang tersebut.

Jika permintaan masyarakat terhadap barang tersebut berkurang, maka produsen akan kebingungan jika barang belum banyak terjual.

Sehingga harga barang secara otomatis akan mengalami penurunan karena jumlah barang banyak sedangkan permintaan sedikit.

Peraturan dari Pemerintah atau Bank Sentral

Mengacu pada pengertian deflasi dimana terjadi defisit peredaran uang, peraturan dari Pemerintah dan Bank Sentral bisa menjadi penyebab utamanya.

Terlalu Banyak Hasil Produksi yang Sama

Jika banyak perusahaan yang menghasilkan produk barang atau jasa yang sama, alhasil akan meningkatkan persaingan untuk mendapatkan konsumen melalui penekanan harga jual.

Penurunan Permintaan Terhadap Hasil Produksi

Banyak produk yang dihasilkan dari para pembisnis dan berbagai perusahaan tapi tidak memperhitungkan secara tepat kuantitas hasil produksi.

Seperti yang kita ketahui bahwasanya konsumen memiliki sifat alami, yakni mudah bosan. Pada saat konsumen merasa bosan dan sudah tidak tertarik lagi , maka jumlah permintaan barang akan menurun.

Apalagi jika konsumen memilih menyimpan uangnya di bank untuk persiapan masa depan, maka secara otomatis permintaan suatu barang sangat menurun.

Pengaruh dan Dampak Deflasi

Deflasi juga memiliki dampak positif dan negatif kepada masyarakat. Berikut ini adalah penjelasannya:

Dampak Positif

Ada beberapa dampak positif dari deflasi, yaitu:

  • Dapat membiasakan konsumen untuk dapat berhemat
  • Nilai mata uang akan semakin menguat
  • Masyarakat terdorong untuk menabung demi memenuhi kebutuhan mereka

Dampak Negatif

Dampak negatif yang terjadi akibat deflasi, yaitu:

Merosotnya pendapatan berbagai perusahaan.

Menanggulangi terjadinya pemerosotan yakni dengan menurunkankan harga karena jika keadaan ini berlangsung terus-menerus maka keuntungan sektor bisnis yang mencakup industri, manufaktur, perdagangan bahkan perumahan dan jasa akan merosot lebih tajam,

Pengurangan gaji dan pemutusan hubungan kerja (PHK)

Akibat dari poin diatas, Banyak kalangan pembisnis dan perusahaan yang mengurangi pengeluaran dengan berbagai.

Cara termasuk menghentikan sebagian usahanya, mengurangi gaji para karyawan, merumahkan sementara karyawan yang dianggap kurang berfungsi bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja.

Perubahan pola pengeluaran konsumen

Mengenaiketerkaitan dengan deflasi yakni pengeluaran konsumen yang relatif agak sulit untuk diperkirakan.

Kebanyakannya dalam keadaan deflasi seperti ini mereka akan memanfaatkan turunnya harga-harga sehingga pengeluaran konsumen naik tajam.

Anjloknya investasi dan harga-harga saham

Sebab yang timbul dari poin diatas 1, Segenap investor tentu akan menahan anggarannya guna menunggu peluang pasca deflasi.

Akibat dari banyaknya perusahaan yang merugi dengan keadaan ini tentu harga saham akan merosot, dan pengaruhnya pada domino ini akan berlangsung dengan cepat hingga indeks harga saham anjlok.

Tentunya banyak para investor yang tidak akan menahan portofolio-nya di saham.

Turunnya iklim kredit

Akibat dari point 1 dan point 2, para kreditur akan membatasi nilai kreditnya atau menghentikan kredit baru.

Akhirnya perusahaan property yakni mobil dan lainnya akan mengalami kesulitan pada saat deflasi akibat banyak peminjam yang default (gagal bayar).

Banyak bank yang menurunkan suku bunga pinjaman,Akan tetapi banyak yang tidak bersedia meminjam.

Dampak Deflasi dalam Dunia Bisnis

Kondisi deflasi yang terjadi di suatu negara menyebabkan para pebisnis berlomba-lomba untuk menekan harga jual demi menarik minat konsumen.

Padahal kondisi ini akan berakibat pada pemerosotan keuntungan bisnis dan jika kondisi tersebut terus dibiarkan, maka akan memaksa bisnis untuk gulung tikar karena tidak ada biaya produksi dan gaji untuk karyawan.

Dengan begitu, tentu berimbas pula pada terjadinya PHK besar-besaran.

Namun demikian, deflasi tidak selalu berdampak negatif. Jika laju deflasi tidak melebihi angka sepuluh persen setiap tahunnya, maka kondisi perekonomian negara membaik.

Pasalnya, deflasi mampu menguatkan nilai tukar mata uang suatu negara. Masyarakat pun semakin menyadari pentingnya menabung untuk memenuhi kebutuhan di masa depan sehingga lebih berhemat dalam berbelanja.

Cara Mengatasi Deflasi

Adapun cara mengatasi deflasi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

Menurunkan Tingkat Suku Bunga

Poin pertama untuk mengatasi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga. Tujuannya untuk menambah jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.

Dengan begitu, masyarakat akan memilih untuk menyimpan uang nya sendiri, dan keinginan untuk membeli barang akan meningkat.

Menerapkan Kebijakan Moneter

Selanjutnya adalah dengan menerapkan kebijakan moneter. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan bank Sentral dengan tujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar di dalam masyarakat.

Salah satu cara yang dilakukan adalah politik diskonto yakni kebijakan dalam bentuk menurunkan suku bunga. Sehingga masyarakat akan menarik uang nya di bank.

Menerapkan Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal ini merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.

Menerapkan Kebijakan Non Moneter

Kebijakan ini sangat efektif dalam mengatasi masalah deflasi karena mengandung sejumlah langkah yang dapat menambah jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.

Perbedaan deflasi dan disinflasi yang perlu diketahui

Saking miripnya, kedua istilah ini sering dianggap sama oleh sebagian orang. Padahal, deflasi dan disinflasi memiliki arti yang sangat berbeda.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, deflasi adalah kebalikan dari inflasi yang ditandai dengan penurunan harga barang secara umum. Sementara, disinflasi merupakan penurunan laju inflasi yang tetap bisa terjadi meski tingkat inflasi terbilang positif. Misalnya, pada tahun 2019 laju inflasi sekitar 3% per tahun, sementara di tahun 2020 menurun hingga 2%.

Tips jitu menghadapi deflasi

Tahukah kamu, Indonesia sempat mengalami kondisi semacam ini yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut pada kuartal III-2020. Kali terakhir negara kita ini mengalami deflasi panjang pada Bulan Maret – September 1999 silam. Bahkan, pertumbuhan ekonomi di Indonesia terkontraksi dua kuartal beruntun sehingga negara kita secara sah dinyatakan jatuh ke jurang resesi.

Nah, berikut ini ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan saat Indonesia kembali dinyatakan resesi.

Lunasi seluruh utang

Utang merupakan salah satu masalah yang paling sering dihadapi ketika ekonomi sedang mengalami resesi. Namun percayalah, masalah utang akan semakin parah di tengah resesi. Apalagi jika muncul dugaan kamu bakal kehilangan pekerjaan dan anjloknya nilai investasi yang dimiliki.

Jadi sebaiknya, segera selesaikan urusan utang yang kamu miliki. Baik itu, kartu kredit, fintech, ataupun KPR. Sebab, semakin banyak jenis yang berhasil dibayar, maka cicilan tiap bulan akan semakin kecil sehingga kamu tak perlu pusing dan panik meski harus kehilangan pekerjaan selama beberapa bulan. Sebab, kamu masih mampu mengatur cicilan utang atau bahkan tidak memiliki utang apapun.

Menyiapkan dana darurat

Ada dua alasan kenapa menyimpan uang tunai dalam jumlah besar merupakan ide paling sempurna ketika terjadi resesi ekonomi. Alasan pertama adalah untuk persiapan kondisi darurat yang bisa terjadi kapan saja. Tentu saja, kemungkinan terjadinya pun semakin tinggi di tengah resesi. Dengan demikian, memiliki dana darurat yang besar bisa jadi cara terbaik melawan resesi.

Jika kamu tidak sempat mengumpulkan dana sebelum terjadinya resesi, maka sebaiknya hentikan kebiasaan membeli barang yang tidak perlu. Kamu juga sangat disarankan untuk menjual barang yang tidak dibutuhkan dan membatalkan seluruh langganan yang kurang diperlukan.

Ketahuilah, dana darurat yang harus disiapkan untuk menghadapi resesi adalah sejumlah pengeluaran pribadi kamu selama 6-7 bulan ke depan. Dana darurat ini memiliki peran penting. Salah satunya untuk memastikan kamu tidak berada di posisi ekonomi yang sulit ketika mungkin jadi salah satu orang yang terdampak PHK dari perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat resesi.

Bahkan, banyak pakar ekonomi yang menyarankan supaya kita menyiapkan dana darurat hingga sebesar 9 bulan hidup dan bekerja ketika terjadi resesi. Jadi sebaiknya, dana darurat ini telah dipersiapkan sejak kondisi ekonomi masih normal. Dengan begitu, ketika sewaktu-waktu terjadi deflasi maupun inflasi, kamu bisa lebih siap menghadapinya.

Berbelanja seperlunya

Ketika deflasi terjadi, harga barang di berbagai sektor seketika menjadi murah. Tentu saja wajar jika kamu merasa tergoda untuk berbelanja. Namun ketahuilah, membeli barang ketika deflasi tanpa adanya kepastian kapan harga akan naik merupakan langkah yang cukup buruk. Apalagi jika membeli barang elektronik maupun barang yang nilainya menurun.

Oleh sebab itu, pastikan kamu membeli barang yang penting saja ketika deflasi. Meski memang harga barang-barang tersebut tergolong murah dari biasanya. Ingat, uang yang dimiliki harus disimpan untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tak menentu.

Jangan pernah bosan berinvestasi

Ketika pasar keuangan terguncang, tak heran jika banyak orang yang menjadi panik. Hal ini yang memancing para investor untuk menjual semua investasinya sehingga risiko terjadinya crash semakin tinggi.

Nah, kondisi seperti ini bisa kamu manfaatkan karena kamu telah menyimpan uang tunai dalam jumlah besar sehingga memiliki daya beli untuk mengangkut saham-saham murah yang anjlok akibat panic selling dan mendapat diskon besar. Pasalnya, dalam sejarah pasar modal, ketika kejatuhan pasar terjadi, maka selanjutnya adalah fase pemulihan pasar yang membuat harga saham melambung tinggi ketika pasar sudah mulai tenang.

Jangan lelah belajar untuk mengembangkan kemampuan diri

Salah satu tindakan yang bisa kamu lakukan di kala resesi adalah terus belajar demi meningkatkan kemampuan sekaligus kualifikasi yang dimiliki. Dengan begitu, kamu bisa tetap relevan di lini karier yang digeluti dan memperkecil kemungkinan menjadi korban PHK.

Mencari bisnis sampingan yang menjanjikan

Percayalah, bisnis sampingan bisa membantu meningkatkan pendapatan kamu sembari bekerja seperti biasa. Apalagi di tengah perkembangan teknologi yang sedemikian pesat saat ini, ada banyak bisnis yang bisa kamu lakukan secara online. Kamu hanya perlu memastikan, bahwa bisnis yang dilakoni mampu mendiversifikasi sumber pendapatan demi kebutuhan hidup sehari-hari.

Pilihan investasi terbaik ketika terjadi deflasi

Kamu harus tahu beberapa pilihan investasi terbaik ketika terjadi resesi di Indonesia. Meski jenis investasi seperti saham sedang tidak stabil di pasar, tapi kamu masih bisa mendapatkan keuntungan dari resesi jika memilih instrumen yang tepat. Berikut rekomendasi instrumen terbaik yang bisa kamu manfaatkan ketika terjadi deflasi.

Membeli saham dari sektor inti

Bisa dikatakan, saham akan menjadi tidak stabil dan cenderung fluktuatif ketika deflasi terjadi. Kendati demikian, ada beberapa sektor yang justru terus berkembang dan memberikan kamu keuntungan yang stabil saat ekonomi negara sedang goyah.

Sektor yang terus mengalami kemajuan ini dikenal sebagai sektor inti, seperti misalnya di sektor kesehatan, barang konsumen, dan utilitas. Sebab, masyarakat masih akan menghabiskan uang untuk barang-barang rumah tangga, keperluan medis, dan makanan, apapun kondisi ekonominya. Alhasil, saham dari sektor tersebut cenderung berkinerja baik di tengah resesi.

Fokus berinvestasi dalam bentuk dividen saham

Selanjutnya adalah dividen saham karena mampu menghasilkan pendapatan pasif selama resesi berlangsung di negara kita. Para ahli berpendapat, ketika kamu sedang membandingkan dividen saham, maka cara terbaiknya adalah mencari perusahaan yang memiliki rasio utang rendah terhadap ekuitas dan neraca yang kokoh. Namun bila kamu tidak tahu harus memulai dari mana, maka coba lihat kesempatan investasi pada perusahaan yang telah menaikkan dividennya atau perusahaan yang dikenal dengan sebutan dividend aristocrats.

Reksadana dari sektor usaha yang mumpuni

Pilihan investasi terbaik ketika terjadi resesi adalah reksadana dari sektor usaha yang mumpuni. Berinvestasi dalam bentuk reksadana, seperti yang bisa ditemukan di bursa dan dana indeks berbiaya rendah. Biasanya, reksadana ini juga tidak memiliki risiko terlalu tinggi seperti halnya investasi dalam bentuk saham individual.

Investasi dalam bentuk emas

Pilihan investasi yang terakhir saat resesi adalah dalam bentuk emas karena harganya seringkali naik seiring kondisi ekonomi di tengah pasar yang kian memburuk. Hal ini terjadi karena investor merasa lebih nyaman berinvestasi dalam bentuk saham sehingga mereka beramai-ramai menjual investasi emas yang dimiliki. Inilah yang membuat harga emas anjlok, terutama selama resesi pada saat saham dianggap sebagai instrumen investasi yang kurang menjanjikan.  

Jojonomic

Nah, untuk mencegah terjadinya deflasi pada perusahaan anda ayo gunakan JojoExpense. Digitalisasikan manajemen finansial Anda dan singkirkan kebutuhan bukti transaksi tercetak. Keuangan perusahaan Anda juga akan menjadi lebih teratur dan efisien.