Kegiatan pemasaran tak selamanya berjalan mulus sesuai harapan marketer, melainkan terkadang harus menghadapi situasi yang buruk. Biasanya hal tersebut terjadi akibat pergeseran trend yang berkembang dengan cepat di tengah masyarakat. Akibatnya konsumen yang mengikuti tren akan perlahan meninggalkan produk tertentu dan berpaling pada produk lain yang lebih sesuai dengan tren. Untuk mengatasi masalah tersebut, perusahaan perlu memulihkan image atau citra yang dimiliki oleh brand terlebih dahulu dengan melakukan repositioning.
Istilah repositioning mengacu pada proses perubahan persepsi pelanggan terhadap suatu produk atau layanan. Proses ini melibatkan perubahan yang menyeluruh untuk memulihkan citra positif suatu brand dalam pandangan konsumen. Repositioning merupakan tantangan yang tidak biasa, terutama bagi brand sudah dikenal secara luas oleh masyarakat.
Apa yang dimaksud dengan Brand Repositioning?
Brand Repositioning terjadi ketika perusahaan mengubah status brand di pasar. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, perubahan ini bersifat menyeluruh dan memiliki cakupan luas. Brand Repostioning mencakup perubahan dalam harga produk, strategi dan target pemasaran, keterlibatan pelanggan, logo design produk atau perusahaan, dan masih banyak lagi.
Selain isu-isu yang melibatkan perusahaan, berikut ini merupakan sederet alasan perusahaan melakukan Brand Repositioning yakni:
- Terjadi perubahan preferensi konsumen yang menjadi target pemasaran
- Perusahaan menemukan adanya kelompok preferensi pelanggan yang baru, serta adanya peluang untuk mengambil kesempatan tersebut
- Munculnya pesaing dalam segmen dan target pasar yang sama, dimana pesaing memiliki sumber daya yang sangat besar
- Penurunan angka penjualan
- Mengubah value dalam produk yang ditawarkan
- Pergeseran tren yang berkembang dalam masyarakat
Dengan dilakukannya Brand Repositioning, maka diharapkan perusahaan dapat:
- Meningkatkan pertumbuhan penjualan dan peningkatan produktivitas produk
- Meningkatkan market share dan tingkat profitabilitas
- Melakukan perluasan pasar dengan mempertajam segmentasi dan target pasar yang lama maupun membuka segmen dan target pasar yang baru
Brand Repositioning VS Rebranding
Topik diskusi mengenai Brand Repositioning selalu tidak pernah lepas dari konsep Rebranding sebagai pembanding. Memang secara konseptual, keduanya memiliki banyak persamaan. Akan tetapi keduanya berbeda dari segi tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama Brand Repositioning ialah untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari pelanggan sekaligus menarik perhatian target konsumen. Sebaliknya, Rebranding umumnya dilakukan untuk menjauhkan merek dari reputasi yang sudah melekat sebelumnya agar perusahaan dapat memulai awal yang baru.
Dalam konsep Brand Repositioning, Anda berupaya untuk mengubah cara pelanggan Anda memandang merek yang sudah dikenal. Hal tersebut dilakukan melalui pernyataan misi atau pembuatan pesan baru, memperkenalkan produk baru, atau mengubah cara berkomunikasi dengan pelanggan. Sementara pada konsep Rebranding, perusahaan cenderung sepenuhnya mengubah identitas brand seperti memilih nama baru atau merancang logo baru.
Strategi Penerapan Brand Repositioning
Pada dasarnya terdapat berbagai macam tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dengan melakukan Brand Repositioning. Oleh sebab itu, strategi yang digunakan pun bermacam-macam. Secara umum terdapat beberapa macam perubahan yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka melakukan Brand Repositioning:
- Image Repositioning. Strategi ini ditujukan untuk mengubah citra perusahaan. Biasanya produk yang diluncurkan tetap sama, begitupun target konsumen yang dituju.
- Product Repositioning. Strategi ini ditujukan pada target konsumen yang sama, namun produk yang diluncurkan berbeda. Biasanya produk baru lebih relevan terhadap tren yang berkembang dan lebih menarik pelanggan.
- Intangible Repositioning. Pada strategi ini, perusahaan mengubah target konsumen yang dituju. Perubahan target konsumen biasanya dilakukan akibat ketidaksesuaian antara target konsumen lama dengan produk yang ditawarkan. Pada perubahan strategi ini
- Tangible Repositioning. Pada strategi ini, perusahaan meluncurkan suatu produk baru pada target pasar yang baru. Biasanya perusahaan melakukan riset terlebih dahulu untuk mencari kesesuaian antara target pasar dengan produk yang dihasilkan.
Penentuan strategi penerapan Brand Repositioning dilakukan berdasarkan fokus utama yang menjadi tujuan pelaksanaan Brand Repositioning. Berikut ini merupakan tiga macam strategi penerapan Brand Repositioning:
Strategi Keterlibatan Konsumen
Setiap orang ingin terlibat dalam penggunaan merek tertentu, atau secara spesifik ingin memiliki merek tertentu. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka Anda perlu menyesuaikan produk agar sesuai dengan kebutuhan konsumen. Sederhananya dalam menjalankan strategi ini, Anda harus kreatif dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen untuk dapat melibatkan mereka dalam pembuatan brand.
Salah satu perusahaan yang menerapkan strategi ini ialah ZinePak. Zinepak adalah perusahaan yang melihat penurunan penjualan musik dan mengambil kesempatan untuk bekerjasama dengan artis. Zinepak berusaha mengubah cara berkomunikasi dengan penggemar melalui pembuatan merchandise untuk dipasangkan dengan CD artis. Disini perusahaan membantu membangun merek perusahaan bersama dengan artis yang bersangkutan dengan melibatkan konsumen, yakni para penggemar.
Strategi Identitas
Identitas merupakan aspek terpenting yang harus ada saat perusahaan membangun suatu merek. Identitas mengacu pada logo, slogan, skema warna, materi pemasaran, dan lain-lain yang menggambarkan suatu produk atau perusahaan. Melalui identitas suatu produk atau perusahaan, maka konsumen akan mendapatkan gambaran mengenai fungsi dan cara kerja produk. Sederhananya, identitas merupakan value yang terkandung dalam produk dan dihasilkan oleh perusahaan.
Strategi identitas pada dasarnya berkaitan dengan perubahan value yang ditawarkan oleh perusahaan. Melalui adanya perubahan identitas yang diikuti dengan perubahan komposisi value yang terkandung dalam produk, diharapkan konsumen dapat lebih merasakan perbedaan kualitas produk. Selain itu, perubahan identitas juga diharapkan berdampak pada kesetiaan konsumen terhadap brand produk.
Strategi Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial merupakan kewajiban organisasi untuk turut mengambil bagian dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Biasanya tanggung jawab sosial ini diikuti oleh tanggung jawab organisasi terhadap lingkungan sekitar. Dewasa ini seiring mencuatnya isu-isu sosial dan lingkungan, perusahaan dituntut agar tidak hanya mementingkan keuntungan pribadi melainkan juga memikirkan dampak kegiatan operasional terhadap sosial dan lingkungan.
Wujud strategi tanggung jawab sosial umumnya dapat kita jumpai dengan mudah. Misalnya melalui penggalangan dana untuk membantu korban bencana alam, atau berdonasi untuk membantu orang yang tidak mampu. Bahkan ada juga perusahaan yang turut menyumbangkan dana untuk pembangunan infrastruktur pada pemerintah, dan melakukan tindakan konservasi lingkungan.
Faktor Penentu Keberhasilan Brand Repositioning
Setelah memilih strategi yang sesuai dengan fokus utama yang ingin dicapai, maka sekarang saatnya Anda melangkah untuk menerapkan Brand Repositioning. Dalam praktiknya, strategi Brand Repositioning dapat dikatakan berhasil apabila Anda mendapati jumlah permintaan pelanggan di posisi stabil atau mengalami peningkatan.
Berikut ini merupakan tiga faktor penentu keberhasilan Brand Repositioning Strategy:
Complete Overhaul
Istilah complete overhaul atau perombakan total merujuk pada cakupan perubahan yang diharapkan oleh perusahaan. Cakupan perubahan tersebut biasanya melibatkan divisi-divisi lain yang terkait dengan bagian yang akan diubah. Misalnya, ketika Anda memberikan identitas baru terhadap brand produk Anda, maka Anda juga perlu mengubah cara komunikasi Anda dengan pelanggan. Dengan demikian maka pelanggan akan menyadari perubahan yang Anda lakukan di perusahaan.
Investment
Setiap perubahan yang dilakukan oleh perusahaan melibatkan pengeluaran sejumlah biaya atau investasi. Biaya tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan terkait dengan perubahan yang diharapkan, misalnya riset pasar, fasilitas produksi, bahan baku, dan sebagainya. Oleh sebab itu, perubahan tidak dapat dilakukan secara instan melainkan harus melewati proses perencanaan yang matang.
Marketing Changes
Selain mengubah tampilan dan nuansa perusahaan, Anda pun harus mengubah strategi pemasaran. Ini merupakan langkah penyesuaian yang bertujuan untuk menjangkau audiens baru atau mempertahankan relasi dengan audiens yang ada saat ini. Misalnya, ketika Anda mengubah target pemasaran dari kaum pemuda menjadi secara spesifik “pemuda yang produktif atau sudah berpenghasilan”. Maka Anda perlu menyesuaikan strategi pemasaran Anda dengan kebiasaan target konsumen baru Anda.
Keberhasilan penerapan Brand Repositioning Strategy salah satunya terletak pada pengelolaan anggaran yang sudah ditetapkan. Untuk membantu mengelola pengeluaran biaya investasi dalam rangka mengimplementasikan strategi baru, kini telah hadir aplikasi JojoExpense. Aplikasi JojoExpense memungkinkan Anda untuk memantau pengeluaran anggaran dimana saja. Anda tidak perlu khawatir akan kemungkinan terjadinya penipuan, karena aplikasi ini memiliki fitur ydeteksi penipuan keuangan.
JojoExpense juga memiliki beberapa fitur andalan lain, seperti:
- Disbursement dan Reimburse dimanapun dan simpan bukti transaksi melalui penyimpanan cloud
- Pengajuan uang panjar kerja ke lebih dari 150 bank lokal
- Pengajuan dan persetujuan anggaran dalam satu kali klik
Tertarik mencoba? Segera daftarkan perusahaan Anda dan coba gratis sekarang juga!
