Revitalisasi Adalah; Tahapan dan Jenis yang Paling Populer

Revitalisasi adalah

Revitalisasi adalah suatu bentuk usaha untuk menghidupkan kembali suatu kawasan sehingga terlihat lebih menarik. Bisa juga upaya untuk mengembalikan bagian kota yang dulu pernah hidup, tapi kemudian mengalami degradasi. Diketahui, skala revitalisasi ini memiliki dua tingkatan berbeda, yaitu makro dan mikro.

Proses revitalisasi suatu kawasan meliputi perbaikan dalam aspek ekonomi, sosial, dan sudah pasti aspek fisik. Pendekatannya pun harus mampu mengenali dan memanfaatkan setiap potensi dari lingkungan yang dimaksud.

Bisa dikatakan, revitalisasi bukan hanya berorientasi pada keindahan suatu kawasan secara fisik saja, tapi juga disertai dengan peningkatan ekonomi masyarakat dan pengenalan budaya setempat. Apalagi, untuk melaksanakan proses revitalisasi diperlukan keterlibatan masyarakat di lokasi sekitar.

Namun, keterlibatan yang dimaksud bukan sekadar sebagai pendukung aspek formalitas saja. Selain itu, masyarakat yang terlibat dalam proses tersebut bukan hanya berasal dari lingkungan sekitar, tapi juga masyarakat dalam arti luas.  

Revitalisasi adalah

Berbagai tahapan dalam proses revitalisasi

Mengingat revitalisasi adalah kegiatan yang begitu kompleks, tak heran jika proses ini terjadi dalam beberapa tahapan berbeda yang membutuhkan waktu tertentu, di antaranya:

Intervensi fisik

Sesuai dengan namanya, tahapan intervensi fisik ini menjadi awal dari kegiatan fisik revitalisasi yang dilakukan secara bertahan. Mulai dari kondisi fisik bangunan, perbaikan dan peningkatan kualitas, sistem penghubung, tata hijau, sistem reklame, dan ruang terbuka kawasan. Mengingat citra kawasan sangat berhubungan dengan kondisi visual secara keseluruhan, terutama dalam menarik pengunjung, maka intervensi fisik jadi faktor utama yang wajib diperhatikan.

Jadi jangan heran, jika isu lingkungan atau environmental sustainability dianggap penting. Dengan demikian, intervensi fisik sudah terwujud sesuai harapan dengan memperhatikan konteks lingkungan. Meski begitu, perencanaan fisik juga tetap harus dilandasi dengan pemikiran dan persiapan yang cukup panjang.

Revitalisasi ekonomi

Selanjutnya adalah revitalisasi ekonomi yang diawali dengan proses peremajaan artefak urban. Bisa dibilang, proses ini ikut mendukung proses rehabilitasi seluruh kegiatan ekonomi. Diharapkan, perbaikan fisik kawasan yang bersifat jangka pendek mampu memberi nilai tambah bagi seluruh kawasan kota.

Di dalam suatu kegiatan revitalisasi ini juga perlu dikembangkan lagi fungsi lain yang bisa mendorong terjadinya aktivitas ekonomi. Bukan hanya itu, aspek sosialnya pun juga harus diperhatikan sebagai bentuk vitalitas baru.  

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Revitalisasi sosial atau institusional

Keberhasilan proses revitalisasi suatu kawasan bisa terukur jika mampu menciptakan lingkungan yang menarik bukan sekadar menjadikannya indah. Artinya, kegiatan revitalisasi ini harus memiliki dampak positif dan bisa meningkatkan dinamika serta kehidupan sosial masyarakat secara keseluruhan.

Tentu saja, ini menjadi hal yang logis karena memang segala jenis kegiatan perancangan dan pembangunan kota bertujuan untuk menciptakan lingkungan sosial yang memiliki jati diri. Hal semacam ini pastinya membutuhkan dukungan dari pengembangan institusi yang baik.   

revitalisasi adalah

Jenis revitalisasi paling populer

Revitalisasi kawasan kota lama

Revitalisasi dan semua unsur yang termasuk di dalamnya merupakan hasil dari konservasi-preservasi yang jadi bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan fisik budaya masa lampau. Tentu saja, warisan budaya ini masih memiliki nilai historis dan estetika secara arsitektural. 

Bisa dikatakan, revitalisasi kawasan kota lama ini merupakan suatu upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap sesuai dengan kondisi aslinya dan mencegah terjadinya kerusakan. Biasanya, upaya ini disertai pula dengan restorasi, rehabilitasi, dan rekonstruksi tergantung dari kondisi lingkungan yang hendak dilestarikan.

Sebenarnya, revitalisasi kawasan kota lama ini lebih ditujukan untuk kawasan pusat kota tua atau downtown. Di mana, kawasan tersebut telah dirancang dan ditata sedemikian rupa sehingga memberikan identitas yang unik dan memancarkan khazanah struktur visual kota di masa kejayaannya.

Berdasarkan pernyataan dari Kevin Lynch (1960), obyek yang termasuk dalam kategori ini bisa berupa node (titik pertemuan) utama, landmark, atau focal point dalam suatu kawasan.

Pada dasarnya, wacana tentang preservasi ini sudah ada sejak munculnya paham new urbanism yang memiliki misi revitalisasi bagian kota demi mengembalikan identitasnya ke wajah kota semula.

Upaya ini dinilai mampu memberikan sejumlah kontribusi berupa PAD yang cukup besar bagi sebuah kota apabila dikelola dengan baik dan memperhatikan segala aspek ekonomi serta keuntungan budayanya. Salah satunya adalah sumber-sumber sejarah yang memiliki nilai tambah bagi kebudayaan dan estetika kota tersebut.

Revitalisasi jadi katalisator peremajaan lingkungan

Beberapa kota di Amerika Serikat bahkan telah membuktikan, bahwa historic preservation semacam ini bisa menjadi semacam katalisator atau pendorong untuk meremajakan kembali seluruh lingkungan di sekitarnya. Contohnya terjadi di kawasan sejarah Beacon Hill, Boston yang jadi kawasan perumahan. Nilai properti di kawasan tersebut diketahui terus mengalami peningkatan secara signifikan menjadi tiga kali lipat antara tahun 1955 hingga 1962.

Begitu juga dengan Kota Vieux Corre, New Orleans yang mampu menarik minat para wisatawan secara khusus untuk melihat berbagai kenangan sejarah di dalamnya. Menariknya, upaya ini bukan sekadar menciptakan kawasan yang indah dan menghidupkan sejarah, tapi juga meningkatkan pendapatan kota hingga USD 150 juta per tahun dan menjadikannya kota konvensi utama.

Revitalisasi ruang terbuka

Ruang terbuka dalam hal revitalisasi adalah segala hal yang menyangkut seluruh lanskap, elemen keras atau hardscape seperti jalan pedestrian, taman, dan berbagai ruang rekreasi di lingkungan suatu perkotaan. Ada pendapat lain yang mengatakan, bahwa ruang terbuka adalah pembentuk struktur dasar sketsa suatu kota. Ruang terbuka ini bisa berupa tempat-tempat di tengah kota, jalan, mall, ataupun taman-taman kecil di sekitarnya.

Dari berbagai pernyataan tersebut bisa disimpulkan, bahwa ruang terbuka atau open space merupakan ruang yang terbentuk sedemikian rupa, berupa softscape ataupun hardscape dengan kepemilikan pribadi ataupun publik yang digunakan untuk kepentingan bersama dalam konteks perkotaan.

Pada dasarnya, tipologi dari ruang terbuka adalah taman (park), lapangan (taman), area yang berbatasan dengan air (waterfront), jalan (street), dan lost space.

Ruang publik dikhususkan bagi siapa saja

Secara umum, ruang publik adalah suatu lokasi yang sengaja didesain untuk digunakan oleh siapa saja yang memiliki hak akses. Seluruh interaksi antar individu di dalamnya tidak terencana dan tanpa terkecuali. Berbagai tingkah laku dari para pelaku di dalamnya adalah subyek yang menjadi bagian dari norma sosial kemasyarakatan.

Bisa dikatakan pula, ruang publik atau ruang terbuka bisa berfungsi secara optimal ketika mampu memenuhi beberapa aspek, seperti etika, fungsional, dan estetika atau keindahan. Jika dijelaskan, aspek etika mengandung arti tentang bagaimana suatu ruang publik bisa diterima keberadaannya dan citra positif seperti apa yang bisa tercipta dari tempat tersebut.

Berbeda halnya dengan aspek fungsional yang setidaknya mengandung tiga faktor di dalamnya, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan. Faktor sosial jadi syarat utama untuk menghidupkan suatu ruang publik berupa orang yang berkumpul dan terjadi interaksi. Sedangkan faktor lingkungan berupa kawasan yang nyaman dan mampu menjadi daya tarik bagi individu ataupun kelompok untuk masuk ke dalamnya.

Sementara aspek estetika ruang publik memiliki tiga tingkatan yang berbeda, yaitu estetika formal, pengalaman, dan estetika ekologi.

Estetika formal adalah estetika yang menyangkut obyek keindahan yang memiliki jarak dengan subyek. Estetika pengalaman adalah obyek yang bisa dinikmati dengan partisipasi atau berbagai bentuk interaksi. Terakhir adalah estetika ekologi yang berupa obyek keindahan yang bisa dinikmati melalui proses partisipasi dan adaptasi. Estetika ekologi ini juga memungkinkan kita untuk berkreasi terhadap ruang yang bersangkutan.

Revitalisasi adalah

Revitalisasi di lingkungan perusahaan dengan JojoPayroll

Jika kita bicara soal revitalisasi, sebenarnya bukan hanya kawasan tertentu saja yang membutuhkan proses revitalisasi. Suatu perusahaan atau bisnis juga memerlukan revitalisasi yang mampu meningkatkan produktivitas dan juga efisiensi. Nah, salah satu bentuk revitalisasi yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan perubahan pada sistem payroll perusahaan menggunakan JojoPayroll.

JojoPayroll merupakan aplikasi penggajian bulanan secara otomatis yang semua perhitungannya telah disesuaikan dengan kebijakan perburuhan Indonesia. Bahkan, basis data seluruh karyawan bisa diintegrasikan dengan pajak pribadi, asuransi, tunjangan, dan juga reimbursement.

JojoPayroll juga menyediakan fitur pengunduhan slip gaji yang telah disertai dengan keterangan Take Home Pay, Deduction, Benefit, dan semua detail lain untuk berbagai kebutuhan. Selain itu, kamu juga bisa melakukan transfer gaji secara real time ke lebih dari 150 akun bank di Indonesia hanya dalam satu sentuhan.

Menariknya lagi, JojoPayroll juga menyediakan versi yang bisa diakses secara gratis jika kamu ingin mencoba berbagai kemudahan yang ditawarkan. Jadi, tunggu apalagi?