Saham Preferen; Pengertian, Jenis, dan Keunggulan

Saham preferen termasuk salah satu jenis saham yang paling umum diketahui. Berdasarkan definisinya, saham merupakan sebuah modal awal yang diperlukan sebelum memasuki dunia investasi saham. Saham  adalah suatu surat berharga yang dapat membuktikan bagian kepemilikan atas suatu perusahaan. Jika seseorang membeli saham maka ia dapat dikatakan membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Dan jika perusahaan membukukan keuntungannya, maka seseorang yang berinvestasi juga berhak atas keuntungan yang dimiliki perusahaan tersebut dalam bentuk dividen. ia juga memiliki hak dalam mengambil keuntungan atas naiknya harga saham tersebut dari waktu ke waktu.

Hasil gambar untuk unsplash invest

Saham terbagi dalam 2 kategori utama yaitu:

  1. saham biasa
  2. saham preferen

1. Saham Biasa (Common Stock)

Saham Biasa adalah sebuah sertifikat atau piagam yang mempunyai fungsi sebagai bukti atas kepemilikan suatu perusahaan termasuk aspek-aspek penting dalam perusahaan.

Pemilik saham akan memperoleh hak untuk mendapatkan sebagaian keuntungan tetap atau disebut deviden dari perusahaan tersebut dan juga memiliki kewajiban menanggung resiko atas kerugian yang kemungkinan akan dialami perusahaan tersebut. Saham biasa dapat mewakili atas klaim kepemilikan suatu perusahaan pada pendapatan dan aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut.

Seseorang yang mempunyai saham atas suatu perusahaan memiliki hak berpendapat atau hak suara dalam mengelola perusahaan. Hak suara yang dimilikinya dapat dinilai berdasarkan besar kecil saham yang dimilikinya.

Semakin banyak persentase saham yang dimilikinya maka semakin besar hak suara yang dimilikinya untuk ikut campur dalam mengontrol atas operasional perusahaan.

Namun seseorang yang memegang saham biasa memiliki kewajiban yang terbatas. Hal ini berarti apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka pemegang saham menanggung kerugian maksimum perusahaan tersebut sebesar investasi pada saham tersebut.

Biasanya pemegang saham biasa memiliki resiko yang lebih besar dibandingkan dengan saham preferen, namun pemegang saham biasa juga dapat memperoleh pengembalian keuntungan yang lebih tinggi pula dari yang telah diinvestasikan.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen adalah suatu surat berharaga yang dijual oleh suatu perusahaan dengan menunjukan nilai nominal (rupiah, dolar, yen dan sebagainya) yang dapat memberi pengembangannya berupa pendapatan yang tetap dalam bentuk deviden yang akan diterima setiap kuartal (tiga bulan).

Pemegang saham preferen akan memperoleh dividen terlebih dulu dan memiliki hak suara yang lebih dibandingkan dengan pemegang saham biasa contohnya seperti hak suara dalam pemilihan direksi sehingga dalam membayar ketepatan pembayaran dividen preferen agar tidak lengser para manajemen berusaha semaksimal mungkin.

Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan yaitu antara obligasi dan saham biasa, alasannya yaitu dapat menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi kemungkinan juga tidak mendatangkan hasil, misalnya seperti yang dikehendaki oleh investor.

Saham preferen biasanya tidak membawa hak voting. Beberapa fitur lainnya dari kelas saham ini adalah konversi ke saham biasa dan fitur callability (kemampuan untuk ditebus sebelum jatuh tempo).

Saham preferen dapat diklasifikasikan sebagai ekuitas atau liabilitas keuangan berdasarkan karakteristiknya daripada bentuk hukum. Sebagai contoh, saham preferen abadi dan tidak dapat ditebus (perpetual and nonredeemable preferred shares) diklasifikasikan sebagai ekuitas. Sebaliknya, saham preferen dengan pelunasan wajib pada jumlah yang tetap di masa mendatang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan.

Saham preferen dapat bersifat kumulatif atau non-kumulatif. Saham preferen kumulatif mensyaratkan bahwa jika perusahaan gagal membayar dividen, maka dividen diakumulasikan dan perusahaan tersebut harus menebusnya di lain waktu agar dapat membayar lagi dividen saham biasa. Sebaliknya, non-kumulatif tidak memiliki fitur ini dan jika tidak tidak ada, perusahaan tidak perlu membayarnya di lain waktu.

Saham Preferen atau Hybrid Secuirty

Saham preferen sering disebut hybrid security karena memiliki karakteristik kombinasi saham biasa dan obligasi. Saham biasa tidak menerima dividen secara teratur, dan harga saham biasa tergantung pada tingkat pertumbuhan dividen (dividen yang lebih tinggi adalah pendorong naik potensial untuk harga saham biasa).

Sementara itu, pemegang saham preferen menerima dividen secara teratur dan pada jumlah yang tetap, mirip dengan kupon efek utang seperti obligasi. Misalnya, jika nilai nominal saham Rp1.000, dan dividen 10%, perusahaan harus membayar Rp100 per tahun kepada pemegang saham preferen.

Bisa dikatakan, saham preferen kumulatif adalah jenis saham preferen dari segi hak tagih ataupun klaim jenis saham. Secara prinsip, saham yang berdasarkan pada hak tagih dibagi atas saham biasa dan saham preferen.

Saham biasa adalah saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba ataupun rugi yang didapatkan oleh perusahaan. Pun sebaliknya, saham preferen adalah saham yang menjalankan sistem bagi hasil tetap. Jika perusahaan mengalami kerugian, maka pemegang saham preferen bakal mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan aset. Nah, saham preferen ini diketahui juga menggabungkan obligasi dan saham biasa.

Secara garis besar, para pemegang saham preferen ini sangat berpengaruh terhadap manajemen perusahaan. Pengertian saham preferen kumulatif diartikan sebagai jenis saham preferen yang merujuk pada kepemilikan saham dengan hak khusus atau dibedakan dengan pemegang saham biasa.

Saham preferen kumulatif memberikan hak kepada sang pemilik atas pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam suatu persentase atau jumlah tertentu. Para pemegang saham preferen kumulatif ini memiliki keunggulan dalam hal pembagian dividen atau aset ketika likuiditas.

Kendati demikian, pemegang saham biasa memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham. Sementara pemegang saham preferen tidak memiliki hak suara apapun. Adapun persamaan antara keduanya adalah pemegang saham biasa ataupun saham preferen hanya berhak menerima dividen jika perusahaan mendapatkan keuntungan.

Hasil gambar untuk unsplash invest

Jenis-jenis saham preferen

Lima jenis umum saham preferen adalah:

  1. Convertible preferred stock
  2. Participating preferred stock
  3. Cumulative preferred stock
  4. Callable preferred stock
  5. Adjustable-rate preferred stock

Convertible preferred share

Convertible preferred share memiliki fitur konversi menjadi saham biasa perusahaan. Karena memiliki opsi konversi, pemegang berpotensi memperoleh manfaat dari apresiasi harga saham biasa. Sebagai catatan, setelah mengonversinya menjadi saham biasa, kita tidak dapat mengkonversi kembali ke saham preferen.

Participating preferred share

Ini adalah jenis saham preferen di mana pemegang saham menerima dividen sebelum mereka dibayarkan kepada pemegang saham biasa, dan lebih disukai daripada saham biasa jika terjadi likuidasi.

Pemegang juga menerima dividen tambahan, biasanya dibayarkan jika jumlah dividen yang diterima oleh pemegang saham biasa melebihi jumlah per-saham yang ditentukan.

Participating preferred shares terutama dikeluarkan oleh perusahaan baru yang membutuhkan masukan uang tunai. Jenis saham ini juga dapat dikeluarkan sebagai tanggapan atas tawaran pengambilalihan yang bermusuhan sebagai bagian dari strategi.

Cumulative preferred share

Saham preferen kumulatif (cumulative preferred share) membayar dividen reguler, biasanya setiap tiga bulan. Ketika perusahaan tidak membayar, jumlah dividen yang terutang akan menumpuk dan harus dibayar sebelum menerbitkan dividen kepada pemegang saham preferen. Tidak semua saham preferen memiliki fitur ini, beberapa di antaranya tidak kumulatif.

Callable preferred share

Saham preferen Callable (juga dikenal sebagai redeemable preferred stock ) memungkinkan perusahaan untuk menariknnya pada tanggal tertentu dan harga penebusan tertentu di masa depan. Harga penebusan mungkin sedikit lebih tinggi atau sama dengan harga penerbitan asli. Perusahaan membayar dividen, seperti bentuk ekuitas lainnya, tetapi juga dapat dibeli kembali oleh penerbit, yang merupakan karakteristik dari efek hutang.

Karena memiliki fitur call, jenis preferred shares ini lebih menguntungkan bagi emiten. Pemegang preferred shares tidak memiliki opsi untuk menolak call. Oleh karena itu, redemption merupakan kebijaksanaan perusahaan penerbit.

Adjustable-rate preferred share

Adjustable-rate preferred share  adalah jenis saham preferen yang membayar dividen bervariasi karena dikaitkan dengan tolok ukur yang ditentukan, misalnya, yield surat perbendaharaan negara (SPN). Penentuan tingkat penyesuaian dinyatakan dalam prospektus dan mungkin memiliki tingkat maksimum dan minimum. Fitur penyesuaian ini membuatnya lebih stabil daripada preferred shares lainnya.

Efek perubahan suku bunga ke saham preferen

Perlu kamu ketahui, salah satu risiko signifikan preferred shares adalah tingkat sensitivitas yang cukup tinggi terhadap suku bunga. Harganya cenderung naik saat suku bunga turun dan harganya menurun saat suku bunga naik.

Perusahaan bisa menggunakan opsi call pada preferred shares saat dividen terlalu tinggi daripada tingkat suku bunga pasar. Setelah ditebus, seringkali saham ini kembali diterbitkan dengan pilihan pembayaran dividen yang lebih rendah.

Kelebihan & Kekurangan Saham Biasa & Preferen

a. Saham biasa

Kelebihan saham biasa ini adalah tidak memiliki jatuh tempo, perusahaan lebih transparan, dan memungkinkan untuk dilakukannya diversifikasi usaha dan sebagainya. Namun, saham ini juga memiliki kekurangan seperti penjualan saham dapat menganggu kendali dari investor mayoritas, timbulnya agency problem yang menimbulkan peningkatan biaya agency yang berakibat kepada konflik antar kelompok seperti pemilik usaha, pengelola, manajer, hingga karyawan dalam perusahaan.

b. Saham Preferen

Seperti yang telah dijelaskan di atas, invstor yang memiliki saham jenis ini akan didahulukan atas pembagian dividen atas pendapatan perusahaan, di mana jumlahnya akan lebih besar dibandingkan saham pada umumnya. Bukan hanya itu, ketika perusahaan dilikuidasi, investor akan mendapatkan uang terlebih dahulu atas investasi yang dilakukan, sebelum mengembalikan modal pada pemilik saham biasa.

Akan tetapi kekurangan pada saham preferen yaitu tidak memiliki hak paksa atas dividen yang dibagikan, juga fluktuasi harganya lebih besar dibanding harga obligasi.

Hasil gambar untuk unsplash invest

Keunggulan saham preferen kumulatif

Ada beberapa keunggulan saham preferen kumulatif, di antaranya sebagai berikut:

  • Pengambilan dividen saham preferen kumulatif sangat diutamakan untuk diambil terlebih dulu. Sementara sisanya, baru disediakan untuk saham non-kumulatif. Biasanya, dividen saham kumulatif ini memiliki persentase dan nilai yang lebih tinggi.
  • Dalam hal pembagian kekayaan, jika perusahaan mengalami likuidasi, maka para pemegang saham preferen lebih diutamakan dari pemegang saham non-kumulatif. Pembagian kekayaan ataupun aset dinilai sangat menguntungkan para pemegang saham preferen dibandingkan saham biasa.

Pembayaran dividen kumulatif

Secara umum, pembayaran dividen kumulatif dijelaskan dalam perjanjian penerbitan saham preferen. Melalui perjanjian tersebut dijelaskan, bahwa emiten harus membayar semua dividen yang belum terbayar di tahun-tahun sebelumnya.

Misalnya saja, ada suatu kondisi tertentu yang membuat dividen tidak bisa dibayarkan selama tiga tahun berturut-turut. Nah, di tahun keempat seandainya emiten mengambil kebijaksanaan membayar dividen, maka emiten harus melunasi seluruh dividen saham preferen selama empat tahun. Kewajiban pembayaran dividen kumulatif ini muncul jika emiten memutuskan akan membayar dividen kepada investor saham biasa.

Secara umum, pemegang saham preferen memiliki hak preferensi atas dividen dalam jumlah tertentu. Pemegang saham tersebut kerap dikenal sebagai pemegang saham tanpa partisipasi. Sementara itu, saham preferen yang memungkinkan untuk menerima dividen melampaui jumlah tertentu disebut sebagai partisipasi.

Saham preferen bisa saja menjalin partisipasi dengan saham biasa dalam ukuran maupun derajat partisipasi. Selain itu, terdapat perjanjian dengan pemegang saham untuk mempelajari seberapa jauh partisipasi tersebut.

Adapun ketentuan tambahan di mana untuk mempertahankan hak dividen saham preferen secara berkesinambungan, yaitu ketika dewan komisaris tidak mengeluarkan ataupun mengumumkan dividen saham biasa. Sementara itu, saham preferen non-kumulatif merupakan saham preferen yang jika pada suatu tahun tidak dibagikan dividen, maka hak atas pembagian dividen tersebut bisa hilang.

Pada intinya, dividen yang absen dibayarkan pada tahun sebelumnya jelas berimbas pada akumulasi di tahun berikutnya. Oleh sebab itu, apabila dana yang tersedia untuk pembayaran dividen ini terbatas, maka pembayaran atas dividen kumulatif harus didahulukan.

Bisa juga muncul suatu kejadian, investor saham biasa tidak mendapatkan pembayaran dividen di tahun keempat. Hal ini terjadi, jika dana yang tersedia ternyata hanya cukup untuk membayar dividen pemegang saham preferen kumulatif.

Saham preferen partisipasi

Berdasarkan definisinya, saham preferen partisipasi adalah saham yang membagikan dividen kepada para pemegangnya. Setelah menerima dividen, para pemilik saham ini tetap memiliki hak untuk membagi keuntungannya berupa dividen. Selanjutnya, dividen tersebut akan dibagikan kepada para pemegang saham biasa atau participating preference shares.

Saham preferen non-kumulatif

Bisa diartikan, saham preferen non-kumulatif adalah saham yang tidak memiliki hak untuk mendapatkan dividen yang belum terbayar pada tahun sebelumnya secara kumulatif atau non-cumulative preferred stock.

Karakteristik saham pilihan

Seperti halnya saham biasa, dividen saham preferen tak bisa dikurangkan dari besaran pajak apapun. Satu-satunya komponen dalam perhitungan biaya modal yang membayar pendapat dan bisa dikurangkan dari pajak adalah utang.

Para pemegang saham preferen ini tidak harus menerima dividen, tapi perusahaan biasa membayar mereka. Jika tidak, mereka pun tidak bisa membayar dividen kepada para pemegang saham biasa. Kondisi semacam ini jadi sinyal keuangan yang buruk bagi suatu perusahaan.

Cara menghitung saham preferen

Apabila suatu saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo, maka rumus untuk menghitung biaya komponen saham preferen adalah sebagai berikut:

Biaya saham pilihan = dividen pada harga / harga yang disukai / 1-flotasi yang disukai

Berdasarkan rumus di atas, harga yang diinginkan adalah nilai pasar saat ini, sedangkan biaya flotasi adalah biaya penjaminan untuk penerbitan saham preferen yang dinyatakan sebagai persentase.

Biasanya, biaya saham preferen ini cenderung lebih tinggi dibandingkan biaya utang. Sebab, utang dipandang sebagai komponen biaya modal yang paling berisiko. Apabila suatu perusahaan menggunakan saham preferen sebagai sumber pembiayaan, maka hal tersebut harus meliputi biaya saham preferen dengan biaya rata-rata tertimbang formula modal.

Ketahuilah, saham satu ini merupakan jenis saham yang paling disukai oleh perusahaan lain dan bukan individu. Jika perusahaan memegang saham semacam ini, maka diperbolehkan menyisihkan sekitar 70% dividen dari yang disukai dari perpajakan. Dengan demikian, hal ini benar-benar meningkatkan pengembalian setelah pajak.

Biaya tertimbang modal

Dikatakan, biaya ini adalah tingkat bunga rata-rata yang wajib dibayar oleh perusahaan untuk membiayai sejumlah asetnya. Dengan begitu, biaya ini juga merupakan tingkat rata-rata pengembalian minimum yang harus diperoleh atas aset lancarnya demi memuaskan para pemegang saham, investor, dan juga kreditur.

Umumnya, biaya rata-rata tertimbang modal ini berdasarkan pada struktur modal perusahaan bisnis yang memiliki lebih dari satu sumber pembiayaan untuk perusahaan bisnis. Misalnya, perusahaan bisa menggunakan pembiayaan utang dan ekuitas.

Biaya modal merupakan konsep yang lebih umum dan perusahaan hanya membayar untuk membiayai operasionalnya tanpa spesifikasi komposisi struktur modal.

Ada beberapa perusahaan bisnis kecil yang hanya menggunakan pembiayaan utang untuk operasionalnya. Bahkan, startups kecil lainnya pun menggunakan pembiayaan ekuitas, khususnya ketika mereka didanai oleh investor ekuitas, seperti pemodal ventura. Seiring pertumbuhan perusahaan kecil ini, maka kemungkinan mereka akan menggunakan kombinasi antara pembayaran utang dan ekuitas.

Ketahuilah, utang dan ekuitas membentuk suatu struktur permodalan perusahaan bersama dengan akun lain di sisi kanan neraca perusahaan. Salah satunya adalah saham preferen. Seiring berkembangnya perusahaan, bisa saja mereka mendapatkan pembiayaan dari sumber utang, ekuitas biasa, ataupun saham preferen.

Fakta Kepemilikan Saham

Ada fakta menarik dari seputar kepemilikan saham biasa. Penjualan saham biasa pertama (IPO) di sejarah peradaban dunia berlangsung pada tahun 1602. Saat itu Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) adalah perusahaan pertama yang mengenalkan sistem IPO atau pembagian saham. Seperti yang kita tahu, VOC adalah perusahaan dagang Belanda dengan catatan sejarah yang brutal di Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Sedangkan, saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak-hak istimewa tambahan dari saham biasa. Pada dasarnya, saham ini adalah gabungan dari obligasi dan saham biasa. Jika seseorang memiliki saham preferen, ia tidak memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham.

Meskipun tidak memiliki voting rights, dibandingkan dengan pemegang saham preferen diistimewakan dalam urusan pembagian dividen. Selain itu, pemilik saham ini mendapatkan hak atas klaim deviden dari perusahaan yang tidak diberikan pada tahun-tahun sebelumnya.

Akan tetapi, pemegang saham preferen biasanya diberikan nominal dividen yang tetap selama masa berlaku saham. Saat perusahaan melakukan likuidasi aset, pemegang saham preferen akan berada di urutan kedua setelah pemilik obligasi dan sebelum pemegang saham biasa.

Saham ini dapat dikonversi menjadi saham biasa. Kerugian dari kepemilikan saham jenis ini adalah pemegang saham sulit menjual belikan saham yang dimilikinya karena jumlahnya yang sedikit.

Jojonomic HRM

Laporan kehadiran bulanan yang dihasilkan secara otomatis memungkinkan karyawan Anda menggunakan waktu mereka untuk tugas-tugas yang lebih mendesak dan datang pada hari gajian. Tidak hanya lebih cepat untuk perusahaan Anda, itu pasti lebih akurat. Atur beban kerja Anda lebih baik dan kelola semua proyek Anda di satu tempat. Ini akan memudahkan Anda untuk melacak jam kerja Anda dan mendistribusikannya di antara rekan-rekan Anda. Tingkatkan kinerja tim hingga 100% dengan sistem monitoring aktivitas real-time, anti-fraud dan pengelolaan administrasi HR otomatis. JojoTimes solusi untuk semua kebutuhan Mobile HR