Shareholders Adalah Peranan Penting Bagi Perusahaan

Jojonomic

Shareholder seringkali disebut juga dengan istilah yang terdengar hampir sama yaitu stockholder. Istilah ini banyak dijumpai terutama di dunia bisnis sehingga siapa saja yang bergelut di dunia bisnis tentu memahaminya dengan lebih jelas. Shareholder atau mungkin Anda menyebutnya stockholder merupakan pemegang saham perusahaan. Dalam hal ini pemegang saham perusahaan bisa saja berupa individu atau juga bisa berupa badan hukum yang sah. Saham yang dimiliki di suatu perusahaan juga bisa saja lebih dari satu. Karena peranannya yang sangat penting bagi perusahaan maka sudah tentu shareholder memiliki kepentingan utama pada suatu perusahaan.

Dalam pelaksanaannya para pemegang saham ini akan bekerja sama dengan para stakeholder perusahaan sehingga perusahaan bisa mendapatkan keuntungan. Tentu saja keuntungan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Sebab keuntungan yang diperoleh perusahaan nantinya juga akan menjadi milik dari para pemegang saham perusahaan. Di sisi lain untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar maka perusahaan membutuhkan modal dari para pemegang saham tersebut. Modal yang diberikan oleh pemegang saham nantinya dapat digunakan oleh perusahaan untuk semakin mengembangkan perusahaan sehingga peluang untuk memperoleh keuntungan bisa lebih besar lagi.

Shareholder juga memiliki hak untuk mendapatkan dividen atau keuntungan perusahaan yang memang akan dibagikan pula kepada para pemegang saham pada suatu waktu tertentu. Selain itu para pemegang saham ini nantinya juga bisa membeli saham yang baru sehingga tetap menanamkan investasinya pada perusahaan terkait. Dengan demikian maka para pemegang saham juga memiliki hak atas aset atau hasil atau kekayaan milik perusahaan.

Peran Shareholder

Seorang shareholder dalam perusahaan umumnya memiliki beberapa peranan, seperti misalnya meliputi hal-hal berikut ini.

1. Memiliki Saham Finansial di Perusahaan

Beberapa hal mengenai perusahaan dan pemilik saham perusahaan sudah dijelaskan sehingga dapat dipetik sebuah kesimpulan bahwa shareholder adalah pemilik saham perusahaan. Beberapa orang mungkin saja memiliki hubungan atau kaitan dengan perusahaan karena adanya beberapa kepentingan pribadi atau golongan. Misalnya adanya kepentingan dalam hal finansial perusahaan atau lainnya. Namun seseorang atau badan usaha yang menanamkan saham pada sebuah perusahaan sudah tentu memiliki hubungan secara langsung dengan perusahaan terkait.

Oleh karena itu kehadiran shareholder bisa dianggap sangat penting bagi sebuah perusahaan. Sebab saham bisa saja menjadi modal bagi sebuah perusahaan untuk bisa berdiri dan terus beroperasional. Penanaman modal berupa saham tentu merupakan suatu bentuk dukungan kepada perusahaan terkait.

2. Shareholder Sebagai Stakeholder

Sekilas memang istilah stakeholder hampir sama dengan shareholder. Namun sebenarnya kedua istilah ini memiliki perbedaan walaupun keduanya sama-sama merupakan istilah yang biasa dijumpai di dunia bisnis atau usaha. Anda yang berkecimpung di dunia bisnis atau mungkin Anda yang merupakan pemilik perusahaan tentu sudah tak asing dengan istilah stakeholder.

Istilah stakeholder sendiri mengacu pada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dalam hal finansial perusahaan. Oleh karena itu stakeholder selalu memiliki hubungan dengan sebuah perusahaan. Melihat peran dari stakeholder maka bisa disebut pula bahwa pemilik saham dari sebuah perusahaan bisa saja menjadi bagian dari stakeholder. Namun lain halnya dengan stakeholder yang belum tentu memiliki hubungan dengan sebuah perusahaan karena berhubungan dengan perihal saham. Mungkin saja seseorang turut menjadi stakeholder karena ia bekerja di perusahaan tersebut atau mungkin menjalin kerja sama dengan perusahaan tersebut.

3. Shareholder Menerima Dampak Secara Langsung dari Perusahaan

Jika Anda memutuskan untuk turut memiliki saham dari sebuah perusahaan maka Anda setidaknya perlu mengenal perusahaan tersebut. Sebab apapun yang terjadi pada perusahaan bisa berpengaruh pada Anda dan pihak lain yang telah turut memiliki saham dari perusahaan tersebut. Baik untung maupun rugi yang diterima oleh sebuah perusahaan tentu saja hal ini akan memberikan dampak dan pengaruh secara langsung pada Anda yang turut memiliki saham perusahaan tersebut. Sebenarnya setiap pemilik saham perusahaan nantinya akan mendapatkan laba yang memang dibagikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen. Namun bisa saja pada suatu periode perusahaan tersebut tidak mengalami peningkatan dan bahkan mengalami kemunduran. Tentu saja hal ini akan merugikan karena adanya kerugian yang Anda peroleh dari penanaman saham.

4. Shareholder Hanya Sebagai Penanam Saham

Salah satu hal yang mungkin menjadi keterbatasan dari seorang shareholder adalah perannya yang hanya merupakan penanam saham saja di sebuah perusahaan. Artinya Anda sebagai bagian yang turut memiliki saham finansial perusahaan hanya menerima dampak dari apa yang terjadi pada perusahaan saja.

Sebagai pihak penanam saham maka Anda hanya menunggu dan melihat dari jauh apa saja yang terjadi pada perusahaan. Sebab dalam hal ini Anda tidak memiliki tanggung jawab dan pengaruh terhadap apa saja yang terjadi pada perusahaan. Bahkan mungkin Anda juga tidak turut ambil bagian dalam proses pelaksanaan bisnis oleh perusahaan. Hal ini berbeda dengan stakeholder yang biasanya merupakan bagian dari pelaksana perusahaan sehingga turut berpengaruh dan memiliki tanggung jawab penuh terhadap proses operasional perusahaan.

5. Shareholder Memiliki Sebagian Aset Perusahaan

Yang dimaksud dengan aset perusahaan dalam hal ini adalah segala hal yang menjadi kekayaan bagi sebuah perusahaan. Sebagai seorang penanam saham di sebuah perusahaan maka tentunya Anda turut memiliki sebagian dari apa yang dimiliki oleh perusahaan. Sebagian dari kekayaan perusahaan bisa saja turut menjadi milik Anda. Kekayaan perusahaan bisa berasal dari mana saja termasuk dari omset penjualan atau lainnya. Sebagian hasil atau omset penjualan ini akan menjadi milik Anda saat Anda menanamkan saham pada perusahaan terkait.

Jadi sebenarnya shareholder lebih cenderung berperan dalam hal pendukung atau penanam modal sehingga memiliki keterlibatan secara langsung dengan keuangan atau finansial perusahaan. Jika perusahaan untung maka Anda juga bisa mendapatkan untung. Sebaliknya jika perusahaan rugi maka berarti tidak ada keuntungan yang bisa Anda terima sebagai penanam saham.

Ingin Menjadi Shareholder? Perhatikan Dulu Hal-hal Berikut Ini

Penanam modal atau shareholder bisa dikatakan pula sebagai investor. Bagi kamu yang bingung mengalokasikan uang, carilah perusahaan kredibel dan potensi untuk tempat investasi. Tentu bukan masalah mencari untung. Sebelum investasi, kamu harus pelajari dulu suka duka menjadi seorang investor. Selain mendapatkan keuntungan, investor juga berisiko mengalami kerugian. Untuk itu, sebelum terjun dalam dunia bisnis, terutama penanam modal, pelajari hal-hal utama berikut ini.

Pahami Ilmu Investasi Dulu

Sebelum menanamkan modal pada suatu perusahaan, tentu kamu harus belajar dulu mengenai dunia tersebut. Apalagi jika kamu masih pemula dalam bidang ini dan belum memiliki pengalaman. Caranya, perbanyak membaca buku dan referensi lain. Saat ini, kamu bisa mengakses lebih banyak informasi melalui internet. Lebih lanjut, pelajari jenis-jenis investasi yang cocok buatmu, pentingnya investasi diusia muda, dan produk investasi secara detail. Jika sudah paham, kamu bisa melangkah ke tahap berikutnya pada poin kedua.

Cari Tahu Apa Saja Keuntungan Berinvestasi

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, investasi berhadapan dengan dua macam hal yaitu keuntungan dan kerugian. Apabila kamu belum siap untuk menerima kerugian, berarti belum benar-benar siap terjun ke dunia ini. Sebaliknya, jika kamu sudah siap akan keuntungan, maka akan mengupayakan berbagai hal supaya investasi tepat sasaran. Jangan takut pula ketika hal-hal diluar dugaan terjadi.

Nah, kali ini akan dibahas mengenai keuntungan apa saja yang akan diperoleh, terutama bagi penanam saham. Ya, ada dua keuntungan yang akan kamu peroleh yaitu capital gain dan pembagian dividen. Apakah artinya? Capital gain berarti keuntungan yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual saham. Keuntungan tersebut diperoleh dari investasi jangka panjang atau trading. Sementara, pembagian dividen diperoleh dari perusahaan dimana kamu menanamkan modal. Sesuai namanya, maka dividen berarti keuntungan yang dibagi perusahaan kepada investor saham. Untuk besarannya, disesuaikan dengan porsi atau nilai dari saham masing-masing.

Bentuk keuntungan yang diberikan kepada investor, biasanya berbentuk laba bersih. Namun, jika kondisi perusahaan sedang merugi, maka dividen tidak akan dibagikan. Meski demikian, perusahaan juga tidak menjamin akan membayar dividen ketika pendapatan sedang naik atau meraih keuntungan. Disini, setiap perusahaan memiliki kebijakannya masing-masing. Untuk itu, sebagai shareholder yang cerdas, cermati terlebih dulu perusahaan yang akan kamu tanam modal biar sama-sama mendapatkan keuntungan.

Apa yang Ingin Kamu Capai

Sebelum investasi, sebaiknya tetapkan terlebih dulu apa tujuan yang ingin kamu capai. Hal ini dilakukan ketika kamu investasi saham dan jenis investasi yang lainnya.  Dengan mengetahui tujuan dari investasi, maka kamu akan tahu pasti apa yang harus dilakukan untuk memenuhi tujuan tersebut. Pastikan pula untuk menetapkan target yang ingin dicapai ya!

Nah, target yang dimaksud adalah keuntungan yang ingin diperoleh. Jadi, saat posisi return, biasanya perusahaan akan membagikan keuntungan kepada investor. Disini, apabila target sudah tercapai, kamu bisa memutuskan untuk menarik modal atau melanjutnya investasi dengan target dan tujuan yang berbeda.

Seberapa Lama Ingin Investasi

Ada juga jenis investasi dilihat dari jangka waktunya yaitu investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek. Jika kamu memutuskan investasi saham, sudah pasti jenisnya investasi jangka panjang. Yuk cermati masing-masing perbedaannya! Jadi, selain waktu, fokus dari kedua investasi ini berbeda. Pada investasi jangka pendek, kamu perlu memperhatikan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual saham. Sementara, jika investasi jangka panjang lebih berfokus pada saham yang akan dijual dan dibeli, serta pada kisaran berapa saham tersebut akan dijual dan dibeli lagi. Jika sudah memilih investasi saham, maka bersabarlah menanti hasil. Jangan terburu-buru, karena keuntungan baru akan diperoleh dalam kurun waktu cukup lama.

Kesalahan Klasik yang Sering Dilakukan Investor. Bikin Rugi!

Menganggap bahwa Investasi Harus Berupa Modal yang Bernilai Besar

Bagi investor kelas atas, tentu nilai investasi yang biasa ditanam bernilai besar. Namun, tidak berarti setiap investasi harus memerlukan modal besar. Ada banyak instrumen investasi dengan tawaran modal awal kecil. Misalnya, hanya dengan modal Rp500.000, kamu sudah bisa berinvestasi pada suatu perusahaan kredibel. Meskipun sedikit, jika diperbolehkan menyimpan uang sedikit demi sedikit, maka akan membuahkan hasil juga nantinya.

Selalu Rajin Mengecek Investasi

Sekali lagi, investasi saham merupakan jenis investasi jangka panjang. Artinya, kamu harus sabar dengan hasil sesuai yang diharapkan. Mengecek sesekali boleh, tapi jika terlalu sering justru menimbulkan rasa takut pada dirinya. Bisa saja, terbersit pemikiran apakah uang kamu akan kembali seutuhnya atau tidak? Bukannya fokus dan memikirkan bagaimana investasi akan sukses, malah berusaha menarik uangmu kembali. Jadi, lebih baik hindari menengok imbal hasil terlalu sering.

Terlalu Toleran terhadap Kerugian Bernilai Kecil Tanpa Patokan Batas Toleransinya.

Ketika seseorang memutuskan untuk menanam saham, maka siap tidak siap harus menerima segala resiko yang ada. Setiap investor, bahkan senior sekalipun tidak bisa menduga apakah harga saham yang dibelinya tidak akan pernah turun dibawah harga beli dikemudian hari. Mereka selalu berhadapan dengan fluktuasi harga saham, baik baik ataupun turun. Namun, jika kamu tidak ingin rugi, sebaiknya patoklah batas toleransinya. Sebenarnya, nilai saham dapat dicek setiap waktu dalam bursa. Nah, ketika kamu menemukan gelagat yang kurang baik terhadap pergerakan nilai saham yang semakin anjlok, putuskan untuk jual atau bertahan. Memang ada dilema yang akhirnya tidak diketahui oleh siapapun. Biasa saja, setelah penurunan nilai, justru akan naik kembali. Sebaliknya, nilai akan bertambah turun sehingga kerugian yang diterima semakin besar.

Lalu, bagaimana solusinya? Ada rumusan dimana kamu harus menjual saham. Apabila nilainya turun mencapai 8%, maka segera jual. Atau, apabila nilai saham turun hingga 5%, jual separonya. Jika masih turun lagi hingga 10%, jual separonya. Mengikuti rumusan ini bertujuan untuk bertahan lebih lama dan menyambar peluang selanjutnya.

Tidak Mampu Memilah Informasi dengan Baik

Terkadang, investor sukses memiliki ilmunya sendiri supaya mendapatkan banyak untung selama menanam saham. Memang, saat ini sudah tersedia layanan konsultan, pialang, kerabat, bahkan sahabat yang bisa memberikan masukan terkait bermain saham. Namun, hanya sedikit yang memberi informasi benar. Kebanyakan justru menyesatkan. Untuk itu belajarlah memilih informasi dengan benar, supaya bisa dijadikan pegangan atau patokan dalam membeli dan menjual saham.

Tidak Berani Ambil Resiko

Salah satu kunci sukses berinvestasi adalah berani mengambil resiko dan pantang menyerah. Sifat itulah yang jarang dimiliki oleh investor pemula karena mungkin dipengaruhi oleh minimnya budget dan masih dalam tahap belajar. Rasa takut akan gagal justru menjadi kendala bagi seseorang untuk bisa maju. Toh, jika keputusanmu sudah dipertimbangkan dengan bulat, mengapa harus ragu?

Itulah beberapa kesalahan klasik yang sering dilakukan investor. Yuk mulai belajar menjadi shareholder yang tangguh!

Peranan shareholder memang cukup penting dalam sebuah perusahaan. Sama halnya jika menggunakan sistem payroll yang tepat dalam sebuah bisnis dan perusahaan. Misalnya melalui penggunaan JojoPayroll, dimana produk ini akan membantu pembayaran payroll yang lebih sistematis dan otomatis. Termasuk dapat membantu cetak slip gaji otomatis untuk diberikan pada para pegawai dan membantu pemotongan pajak maupun BPJS dengan otomatis juga.

Seluruh manfaat ini dapat diperoleh berkat adanya beberapa fitur menarik dari JojoPayroll. Meliputi fitur One-Click Generate Payroll Data, Progressive Tax Calculation, Adjustable Payday & Working Period, Adjustable Tax Configuration, Automatic Prorate for New Joiners serta beberapa fitur yang lainnya. Oleh sebab itu jangan ragu jika ingin beralih pada JojoPayroll. Dapatkan segera coba gratis pada perusahaan Anda sekarang juga dan lihat sendiri bagaimana produk ini bekerja untuk mengoptimalkan pembayaran payroll karyawan Anda. Dapatkan sistem payroll yang lebih baik dengan menggunakan produk JojoPayroll.