Sharing Economy : Arti, Perkembangan, dan Pro Kontra Sharing Economy

sharing economy

Dulu, orang tua sering menyarankan untuk membeli aset, salah satunya adalah rumah. Kini, tampaknya membeli aset seperti rumah dan mobil dianggap remeh dan merugi. Apakah rekomendasi ini masih relevan dengan situasi Sharing Economy saat ini?

Sharing Economy sendiri menggunakan ruang kosong, tempat dan kendaraan untuk dapat berproduksi, bahkan kerap menimbulkan kerancuan akibat regulasi yang belum jelas. Padahal, dari perspektif seorang financial planner, bagaimana pandangan mereka terhadapa sharing economy?

Tentunya aplikasi seperti Grab, GoJek, dan Uber sudah tidak asing lagi bagi kita. Aplikasi ini milik perusahaan berkembang yang mengandalkan teknologi smartphone untuk memberikan layanan kepada publik.

Perusahaan yang menggunakan sistem sharing economy dalam implementasinya kini digunakan oleh banyak orang sebagai tujuan investasi karena dianggap dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi bagi investor.

Sharing Ekonomi adalah model ekonomi yang biasanya didefinisikan sebagai aktivitas berbasis peer-to-peer (P2P) untuk mendapatkan, menyediakan, atau berbagi akses ke barang dan jasa yang dipromosikan oleh platform online berbasis komunitas.

Manfaat sharing ekonomi tidak hanya antusiasme untuk mengambil langkah-langkah efisiensi sumber daya melalui konsumsi bersama, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan dari konsumsi yang tak terbendung. Selain itu, juga dapat menghemat biaya.

Maka dari itu, fenomena sharing economy menjadi tidak terelakkan, selain mendapat keuntungan yang tinggi, bisa menekan angka kerugian dan hemat. Lantas apa arti penting Sharing Economy? dan mengapa harus sharing economy? berikut ulasannya

Pengertian Sharing Economy

sharing economy

Sharing Ekonomi dapat diartikan secara harfiah sebagai sikap berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai, kemandirian, dan kemakmuran.

Apa perbedaan antara sharing ekonomi dan jenis ekonomi lainnya? Faktanya, sharing ekonomi yang dapat memberikan setiap orang untuk dapat menghasilkan uang dari aset yang sudah mereka miliki.

Secara akademis, “sharing ekonomi adalah model ekonomi di mana individu dapat meminjam atau menyewa aset milik orang lain”. Bayangkan dengan sistem ekonomi ini, kita bisa meningkatkan tingkat pemanfaatan aset secara maksimal.

Sharing Ekonomi membutuhkan Internet untuk menyesuaikan penawaran dan permintaan. Karena Internet tidak memiliki batas, penawaran dan permintaan dapat dipenuhi dengan bebas di seluruh penjuru dunia.

Saat ini, orang tidak pernah melepaskan ponselnya. Inilah yang terjadi pada kaum milenial, khususnya masyarakat saat ini. Karenanya, dari perspektif ini, banyak kaum milenial yang berpikir memiliki rumah dan mobil pribadi hanyalah pemborosan dan beban.

Cara terbaik adalah menggunakan uang itu untuk mengumpulkan pengalaman perjalanan. Mendapatkan ide, pembaharuan, dan klaim baru lebih berarti daripada memiliki aset.

Perkembangan Sharing Economy

sharing economy

Dunia telah melalui berbagai sistem ekonomi. Dari sistem ekonomi setelah Revolusi Prancis hingga era ekonomi modern, hingga penemuan Internet. Kemudian ada konsep sharing economy, satu orang bisa menjadi konsumen sekaligus produsen.

Semangat sharing ekonomi dengan bertindak berdasarkan efisiensi sumber daya melalui konsumsi bersama. Selain itu, sharing ekonomi memiliki manfaat lain yaitu mengurangi dampak konsumsi yang tidak terbendung terhadap lingkungan dan menghemat biaya, karena cara yang digunakan adalah dengan mengkonsumsi atau menyewa barang bekas yang masih layak pakai, dan menyediakan barang lain yang membutuhkan. Tetapi tidak ada kemampuan untuk menggunakan atau membelinya.

Oleh karena itu, pada saat perekonomian sedang mengalami krisis atau keterpurukan, konsep sharing economy dapat berkembang pesat. Jadi jika Anda melihat banyak dari startup di atas yang menggunakan konsep sharing economy. Dorongan perusahaan sebenarnya berasal dari permintaan konsumen.

Biasanya para freelancer yang menggunakan jasa bisnis ini memiliki berbagai alasan, mulai dari kebutuhan akan ruang kerja yang berguna, hingga bekerja di tempat baru, atau bahkan sekedar ingin refreshing ide-idenya. Contoh lainnya adalah AirBnB, dimana anggota dapat menyewakan kamar atau rumah yang tidak digunakan untuk penyewa yang semuanya terkoneksi dengan platform AirBnB.

Oleh karena itu, jika Anda berniat mendirikan bisnis dengan konsep “sharing economy” atau berinvestasi di perusahaan dengan konsep “sharing economy”, terlepas dari apakah memberikan bunga investasi yang tinggi, tentunya Anda harus memperhatikan beberapa hal berikut: kepercayaan, legalitas, dan transparansi.

Ini karena kepercayaan pengguna atau konsumen adalah aspek utama bisnis ini. Selain itu, penting untuk mengelola risiko dengan hati-hati agar pengguna dan penyedia terhindar dari perilaku kriminal. Oleh karena itu, jika Anda sudah tergabung dalam bisnis ini, Anda harus membuat profil yang jelas dan deskripsi layanan yang transparan untuk diberikan kepada pengguna.

Pro dan kontra dari Sharing Economy

sharing economy

Konsep sharing ekonomi bahwa satu orang dapat menjadi konsumen sekaligus produsen, yang dianggap sebagai wajah baru dalam berbisnis. Internet telah menjadi media promotor yang baik untuk menerapkan konsep ekonomi berbagi.

Keunggulan sistem sharing ekonomi ini berdampak positif bagi masyarakat. Orang-orang mengakui bahwa segala sesuatu mudah diperdagangkan melalui dunia digital.

Lihat saja aplikasi Go-Jek, Uber dan Grab, aplikasi ini mudah diakses, memberikan layanan yang memuaskan, pengemudi yang ramah, dan harganya jauh lebih murah dibandingkan penyedia transportasi reguler lainnya yang merupakan ekonomi berbasis digital. Keuntungan yang diberikan oleh acara tersebut.

Konsumen akan mendapatkan keuntungan dari respon cepat terhadap permintaan, banyak pilihan dan harga yang kompetitif. Harga lebih murah bisa diberikan karena biasanya penyedia barang atau jasa adalah perorangan atau pengusaha kecil, dan struktur biayanya lebih rendah dari pada perusahaan.

Kerugian dari sistem sharing ekonomi ini adalah model sharing ekonomi berbasis teknologi tidak memenuhi persyaratan standar peraturan yang ada. Ini terjadi di seluruh pelosok tanah air, menyangkut pajak, perizinan, dan aspek lainnya, sehingga sering terjadi kerusuhan atau demonstrasi.

Rekomendasi atau pengalaman pengguna lain yang menggunakan layanan Anda juga penting untuk meyakinkan pengguna di masa mendatang. Ya, dalam hal kepercayaan, reputasi, legitimasi, dan sistem pemasaran tidak jauh berbeda dengan konsep bisnis lainnya, sehingga lebih banyak pengguna yang dapat menggunakan layanan Anda. Di sini, konsep ekonomi berbagi lebih pada menghubungkan banyak orang untuk saling berbagi.

Kesimpulan

dokumen

Jika Anda ingin menggunakan konsep ini untuk menjalankan bisnis, Anda harus memiliki tingkat kepercayaan dan reputasi yang tinggi. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan hal lain yaitu trust, legitimacy dan transparansi.

Singkatnya, berdasarkan uraian di atas, sharing ekonomi adalah jalan keluar yang mudah. Tidak diperlukan sertifikat kepemilikan, tetapi Anda dapat memanfaatkan fasilitas ini.

Sharing Ekonomi telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir dan sekarang telah menjadi istilah yang mencakup semua transaksi ekonomi online. Bahkan, ini juga mengacu pada interaksi business-to-business (B2B).

Maka hadir sebuah software bernama JojoPayRoll yang bergabung dengan sharing ekonomi memudahkan tugas tim anda dalam melakukan pembayaran.

Platform kerja JojoPayRoll kolaboratif dengan Perusahaan yang menyediakan ruang kerja terbuka dan bersama untuk pekerja lepas, wirausahawan, dan karyawan di daerah perkotaan besar dalam membangun tim yang kuat.

Tunggu apalagi, gunakan JojoPayRoll dalam mengembangkan sistem bisnis sharing economy dan dapatkan ujicoba gratis sekarang!