Social Proof, Hal yang Terkadang Bikin Kamu Jadi Impulsif

Apa yang membuat kamu untuk men-klik artikel ini dan memutuskan untuk membaca ini? Apakah judul artikel, deskripsi yang ditampilkan di halaman pencarian,  atau keinginan kamu sendiri? Kalau kamu masuk dan membaca karena 2 alasan pertama, mungkin kamu sudah mengalami apa yang disebut dengan social proof :). Nah biar artikel ini enggak click bait, yuk kita bahas apa sih sebenarnya social proof.

Social Proof? Apa sih itu?

Jadi begini, kalian tahu kan sebenarnya manusia adalah mahluk sosial? Nah hal ini bisa dilihat dari bagaimana manusia bereaksi ketika dia tidak tahu apa yang harus dilakukan atau berada pada situasi yang dia tidak familiar. Manusia jika dihadapkan pada tersebut maka dia akan mengikuti perilaku yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya.

Nah situasi seperti di atas ini oleh Robert Cialdini dideskripsikan dengan nama “social proof” atau “informational social influence”. Perilaku tersebut akan menonjol ketika seseorang ditempatkan di lingkungan sosial yang asing dan dilakukan untuk mengambil keputusan yang dimaklumi oleh orang dalam lingkungan tersebut. Selain itu efek ini berpengaruh juga kepada seseorang yang berada dalam suatu kelompok. Pilihan mayoritas dalam kelompok tersebut akan mendorong anggotanya untuk memilih hal yang sama tanpa menimbang hal tersebut benar atau salah.

Apa yang Menyebabkan Perilaku Social Proof Terjadi?

Apa itu Social Proof?

Sekarang kan kita sudah tahu nih, bahwa perilaku ini terjadi dengan melihat orang lain untuk menentukan pilihan. Sebenarnya ada beberapa komponen / faktor yang dapat menyebabkan seseorang manusia melakukan hal ini, hal-hal tersebut adalah:

Ketidak Pastian

Ketidak pastian muncul pada setiap situasi yang baru ditemui dan seseorang tidak memiliki pengalaman ataupun referensi untuk mengambil tindakan pada hal tersebut. Hal inilah yang paling penting ada dalam sebuah kondisi di mana social proof dapat dilakukan.

Kesamaan

Jika seseorang ada pada lingkungan yang asing, maka dia akan memiliki kecenderungan untuk mengamati sekitar. Kemudian memilih tindakan yang dilakukan oleh orang yang sekiranya berada dalam posisi yang sama dengan dirinya.

Keahlian

Jika kamu adalah seorang murid, ada kalanya kamu akan menjadikan hal yang dikatakan gurumu adalah sesuatu yang benar dan kamu ikuti. Hal ini terjadi karena kamu percaya dengan guru tersebut sebagai sebuah sumber yang kredibel. Kredibilitas ini hadir dari keahlian yang telah dimiliki olehnya.

Banyaknya Orang yang Terlibat

Ketika sekumpulan orang mengalami sesuatu yang asing secara bersama-sama, maka keputusan yang diambil adalah pilihan mayoritas kumpulan tersebut. Pilihan ini akan diambil secara langsung tanpa mempertimbangkan kebenaran dan validitas pilihan tersebut.

Social Proof sebagai Sebuah Strategi Marketing

Setelah kita mengenal apa itu social proof, maka kita bisa memanfaatkannya sebagai sebuah strategi yang digunakan untuk memasarkan sebuah produk / digunakan sebagai sebuah strategi marketing.

Dengan memanfaatkan teori social proof kamu bisa membuat sebuah produk yang tidak dikenal menjadi sebuah komoditas yang akan dibeli orang dan menghasilkan keuntungan untuk bisnis yang kamu jalankan. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan sebagai langkah strategi marketing dengan memanfaatkan teori social proof adalah:

Gunakan Review Positif dari Pelanggan / Pengguna

Social Proof Review

Hal paling mendasar dalam penggunaan spcial proof sebagai sebuah strategi marketing adalah memasang review positif yang ditinggalkan oleh pelanggan / pengguna bisnis kamu. Dikutip dari Business.com “77% pengguna / pelanggan online melihat review yang ditinggalkan oleh pelanggan atau pengguna sebelumnya”. Hal ini merujuk kepada 2 faktor pendorong di atas, legitimasi bisnis (keahlian) dan kualitas layanan (ketidak pastian).

Tidak dapat dipungkiri, seorang yang baru akan menggunakan sebuah produk atau layanan akan mencari informasi mengenai tersebut, meski terdengar sepele, hal ini ternyata berpengaruh. Sentimen sebuah produk / layanan akan terbangun dari review yang ditinggalkan, jika kamu memunculkan review-review yang positif maka dengan sendirinya produk / layanan tersebut akan memiliki sentimen positif. Hal ini terjadi karena calon pengguna yang belum pasti menentukan pilihannya, akan tertarik dengan komentar positif yang memberikan bisnis / produk yang kamu pasarkan memiliki legitimasi dan spesialisasi dalam hal tersebut.

Membuat Blog untuk Membangun Social Proof

Membuat blog tentang sebuah produk adalah salah satu hal yang bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan social proof. Sejalan dengan menampilkan review positif, blog dapat memberikan pengetahuan serta informasi yang berguna untuk pelanggan kamu ataupun calon pelanggan kamu.

Selain itu dengan mengisi blog tersebut dengan konten edukatif yang berkaitan dengan bisnis yang kamu lakukan. Dengan memiliki konten seperti ini kamu akan membangun social proof dengan cara membuat bisnis yang kamu lakukan menjadi lebih bersahabat dan peduli terhadap consumer.

Tetapi jangan berhanti sampai di situ saja. Kamu harus bisa meanfaatkan SEO dan SEM sebagai salah satu bentuk promosi tambahan untuk menjaga relevansi blog kamu. Dengan menjaga SEO dan SEM kamu bisa membuat blog yang kamu buat tetap ada dalam peringkat pertama atau halaman depan sebuah mesin pencari, hal ini penting karena biasanya pengguna hanya melihat halaman pertama saja, tanpa mau repot melihat halaman selanjutnya.

Menggunakan Influencer sebagai Bagian dari Branding/Duta Produk (Ambassador)

Ini adalah sebuah hal yang sedang terjadi dan menjadi sebuah cara yang cukup populer dipakai oleh perusahaan. Menggunakan sebuah sosok, terutama yang sudah dikenal khalayak dan memiliki kredibilitas tertentu pastinya akan menjadi sebuah dayatarik tersendiri untuk calon konsumen membeli sebuah produk / jasa.

Influencer, sesuai namanya memiliki sebuah kemampuan untuk menginfluence (mempengaruhi) orang lain untuk menggunakan sebuah produk / jasa tertentu. Selain itu influencer juga dapat membuat sebuah kesan postitif terhadap sebuah produk / jasa yang menggunakan jasa influencer itu.

Menggandeng seorang influencer atau ambassador untuk menjadi salah satu cara promosi sebuah produk / jasa masih menjadi sesuatu yang relevan. Hal ini dibuktikan oleh sebuah survey tang digagas oleh Fourcommunications, sebuah agensi komunikasi yang berbasis di Inggris dan Timur Tengah menyatakan bahwa 49% consumer masih bergantung kepada rekomendasi influencer di sosial media.

Terlibat dalam Percakapan Online Mengenai Produk Terkait

Berinteraksi dengan pelanggan di sosial media adalah salah satu cara untuk menghargai pelanggan. Dengan melakukan interaksi dengan pelanggan, pelanggan akan merasa dihargai oleh produk / jasa yang mereka gunakan. Selain itu pelanggan biasanya juga sering mengutarakan pendapat dan opininya melalui sosial media, dengan melakukan interaksi dan pemantauan, kamu bisa membuat inovasi dan terobosan berdasarkan kebutuhan pelanggan kamu.

Hal yang paling berbahaya sebagai sebuah efek social proof adalah pembelian secara impulsif, karena kamu mengikuti tindakan orang lain maka tanpa ada tujuan yang jelas kamu akan melakukan pembelian secara impulsif. Hal tersebut juga termasuk salah satu efek yang dapat ditimbulkan oleh social proof.

Tetapi sosial media adalah sebuah pedang bermata dua dan kamu harus hati-hati dalam menggunakan sosial media. Terkadang ada orang yang secara terang-terangan akan mengkritik dengan kasar kepada sebuah produk/jasa. Hal ini harus kamu hindari dan redam sebisa mungkin karena hal ini akan memengaruhi persepsi masyarakat terhadap bisnis yang kamu jalani.

Tapi walaupun sudah memanfaatkan social proof, jika cara kerja, dan disiplin karyawan bisnis kamu belum baik, maka belum tentu bisnis kamu bisa berjalan dengan baik. Cara paling baik untuk melihat kedisiplinan karyawanmu adalah dengan melihat waktu absensi mereka. Jojonomic memiliki solusi ini untuk anda

Pantau Karyawan Anda dengan JojoTimes

JojoTimes adalah sebuah sistem HRIS yang memiliki fitur absensi melalui selfie dari perangkat seluler karyawan. Anda tidak perlu lagi repot untuk mengantri absensi di mesin fingerprint ataupun absensi manual. Karyawan hanya tinggal melakukan selfie dan data absensinya akan langsung terekam di sistem HR JojoTimes. Sistem kami merekam semua data, mulai dari wajah, waktu login/absen datang, lokasi absensi, dan waktu absenis keluar/waktu pulang.

Sistem kami memiliki anti fraud yang sudah diuji dan geotagging yang akurat, sehingga karyawan tidak dapat memalsukan data yang diinput ke dalam sistem.

Selain itu JojoTimes memiliki sebuah keunggulan lain, yaitu kemudahan untuk pengajuan, penyetujuan, dan pengaturan cuti secara online. Karyawan dapat mengajukan cuti secara online melalui aplikasi JojoTimes yang terinstall di gawainya. Aplikasi JojoTimes juga membagi cuti-cuti tersebut ke dalam beberapa kategori, seperti cuti sakit, jatah cuti tahunan, hingga izin setengah hari bekerja. Jadi tidak ada kebingungan dalam merekapitulasi jatah cuti antara HRD dan bagian lain.

Selain itu atasan dapat langsung menyetujui permitaan cuti yang dilakukan oleh karyawannya hanya dengan satu sentuhan. Satu sentuhan untuk membatalkan permintaan cuti, hingga meminta karyawan tersebut meninjau kembali cutinya. Kemudahan-kemudahan seperti ini ditawarkan oleh aplikasi kami, JojoTimes!