Tujuan Melakukan Storytelling Atau Teknik Bercerita

storytelling

Storytelling tentu sudah tak asing lagi bagi hampir semua orang. Bahkan anak-anak yang duduk di bangku sekolah sekarang ini juga sudah bisa menggambarkan apa arti dari storytelling. Pada dasarnya istilah ini memiliki arti yang sama dengan bercerita atau menceritakan suatu cerita dan semacamnya. Jika digambarkan secraa lebih dalam maka istilah ini merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk menceritakan suatu kisah atau suatu dialog dan sejenisnya. Jadi orang yang menyajikannya berarti menggunakan kemampuannya untuk menyampaikan suatu cerita dengan menggunakan gaya dan intonasi serta alat bantu yang tentunya menarik sehingga mengundang minat audiens. Tentunya ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari adanya teknik bercerita seperti ini.

Tujuan Storytelling

Menimbulkan rasa senang

Saat seseorang merasa sedih atau suntuk mungkin saja ia akan mencari hiburan. Yang namanya hiburan bisa datang dari mana saja dan dari hal apa saja termasuk dari storytelling. Termasuk dari storytelling yang mungkin akan memberikan kesantersendiri bagi orang yang mendengarnya.

Mengembangkan wawasan

Rupanya storytelling tak hanya mampu memberikan suasana senang saja bagi para audiens. Tapi lebih daripada itu rupanya storytelling bisa memberikan sebuah wawasan bagi orang yang mendengarnya. Bisa saja materi yang ada dalam cerita memberikan sebuah informas baru bagi audiens. Atau mungkin bisa saja materi dalam cerita memberikan wawasan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui oleh audiens. Maka dengan mendengar cerita tersebut audiens mendapatkan wawasan dan juga informasi yang baru.

Memberi pengalaman baru

Tidak hanya wawasan atau informasi saja tetapi storytelling juga bisa menambah pengalaman baru bagi orang yang mendengarnya. Cerita yang Anda bawakan mungkin saja berkesan bagi audiens. Sebab audiens bisa saja merasa bahwa cerita yang Anda bawakan tersebut memberikan sebuah pengalaman baru bagi dirinya. jadi melalui cerita tersebut rupanya audiens dapat belajar tentang suatu hal yang baru yang pada akhirnya akan menambah pengalamannya.

Melatih konsentrasi

Umumnya audiens akan mendengarkan sebuah cerita dengan fokus dan penuh perhatian. Sebab hanya dengan fokus maka audiens bisa lebih memahami inti dari apa yang Anda bawakan melalui storytelling. Oleh karena itu membawakan sebuah cerita untuk orang lain bisa berfungsi melatih konsentrasi terutama bagi orang yang mendengarkan cerita Anda.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Struktur Storytelling

Orientation

Orientation jika dilihat secara teori maka berisi informasi mengenai dasar pertanyaan seperti apa dan siapa serta dimana dan kapan. Jadi dalamhal ini sebuah teks yang diceritakan harus mengandung apa yang menjadi iti ceritadan siapa saja pelakunya. Selain itu cerita juga harus menjelaskan tentang dimana dan kapan peritiwa yang diceritakan itu terjadi.

Complication

Struktur yang kedua di dalam sebuah storytelling adalah complication. Umumnya bagian ini menjelaskan tentang apa yang terjadi apda tokoh atau pelaku yang diceritakan. Biasanya di antara para pelaku dalam ceriita terjadi suatu gesekan. maka gesekan tersebut pada akhirnya menimbulkan sebuah konflik atau pertentangan dan sejenisnya.

Resolution

Di akhir cerita tentunya terdapat suatu penyelesaian. Jika di tengah cerita tadi digambarkan bahwa para pelaku mengalami konflik maka di akhir cerita akan terjadi suatu penyelesaian. Hal ini yang disebut dengan resolution. Penyelesaian dalam cerita bisa terdiri dari dua jenis. Ada penyelesaian yang menyenangkan dan ada juga penyelesaian yang tidak menyenangkan atau bahkan menyedihkan.

Melakukan Storytelling

Kontak mata dengan audiens

Saat Adna sedang melakukan storytelling maka sudah seharusnya Anda melakukan kontak mata dengan para audience. Anda bisa memandang audiens lalu diam sejenak. Maka dalam proses bercerita tersebut tentunya audiens akan merasaseolah diajak berinteraksi. Selain itu melalui adanya kontak mata maka Anda juga bisa melihat respon audiens terhadap cerita Anda.

Ekspresi melalui mimik wajah

Selain kontak mata dengan audiens rupanya dalam bercerita Anda juga perlu memberikan ekspresi yang sesuai dengan apa yang sedang diceritakan. Ekspresi ini bisa ditunjukkan melalui mimik Anda. Dengan adnaya mimikwajah Anda maka cerita yang Anda sampaikan akan terasa lebih hidup sehingga audiens akan semakin menikmatinya.

Gerak tubuh sesuai

Bercerita juga biasanya diikuti dengan adanya gerakan tubuh yang sesuai dengan apa yang diceritakan. Jadi tidak hanya mimik atau ekspresi wajah saja yang bsia membuat cerita Anda menjadi hidup. Tetapi gerakan tubuh Anda juga bisa membuat cerita Anda menjadi lebih hidup pula. Tentu audiens akan lebih terbawa ke dalam cerita Anda dan larut dalam suasana.

Suara jelas

Sebenarnya saat Anda sedang membawakan sebuah storytelling maka berarti Anda membawakannya untuk orang lain atau untuk audiens. Maka suara Anda haruslah jelas agar bisa terdengar dengan baik oleh para audiens. Selain itu Anda juga perlu mengatur intonasi yang tepat agar cerita bisa disampaikan dengan baik. Anda juga bisa meirukan beebrapa suara lain yang sesuai dengan apa yang sedang Anda ceritakan sehingga cerita menjadi lebih hidup.

Kecepatan dan tempo tepat

Selain suara yang jelas rupanya dalam mebawakan sebuah cerita Anda juga harus bisa menjaga tempo atau kecepatan. Sebaiknya menyampaikan cerita tidakdilakukan dengan sangat cepat ataupun sangat lambat. Sebab hal ini bisa membuat audiens menjadi semakin bingung. Akibatnya audiens tidakakan bisa mennikmati cerita yang sedang Anda bawakan.

Adanya alat peraga

Hal terakhir yang juga bisa Anda lakukan saat bercerita atau melakukan storytelling adalah menggunakan alat peraga. Kehadiran alat peraga tentu akan membantu Anda untuk membawakan materi cerita dengan baik. Kehadiran alat peraga juga akan membuat audiens merasa terhibur dan tidak akan bosan.

Menyajikan Storytelling

Storytelling sebaiknya tidak dilakukan secara sembarangan. Namun untuk menyajikannya maka Anda perlu mempelajari dan memahami isi serta jalan cerita yang akan disampaikan dengan baik. Jika Anda bisa memahaminya maka Anda bisa menyajikannya dengan cara yang tepat kepada orang lain atau audiens. Maka apa yang ingin Anda sampaikan melalui aktivitas storytelling tersebut bisa tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu sebaiknya Anda berlatih secara berulang agar nantinya bisa menyajikan storytelling dengan baik hingga seluruh tujuan bisa dicapai.

Langkah tepat storytelling sama seperti langkah tepat dalam memilih sistem absensi terbaik untuk perusahaan. Misalnya dengan memilih untuk menggunakan JojoTimes. Produk ini dipercaya dapat membantu sistem absensi perusahaan yang lebih mudah dan efektif. Selain itu dapat terintegrasi dengan sistem HR yang digunakan.

Hal tersebut karena fitur-fitur yang dikembangkan di dalam JojoTimes. Contohnya yaitu beberapa fitur berikut di bawah ini.

  • Pengenalan wajah biometris dengan geo-locator yang akurat
  • Mengelola laporan kehadiran, perizinan cuti dan jam kerja
  • Tarif lembur yang dapat disesuaikan
  • Terintegrasi dengan sistem absensi yang sekarang, serta pengaturan izin cuti dan advance

Jadi, tidak perlu ragu untuk memutuskan. Segera daftarkan perusahaan Anda sekarang juga. Dapatkan coba gratis selama 14 hari dan rasakan manfaat yang diberikan oleh produk yang satu ini.