Strategi Menghadapi Kenaikan Upah bagi Para Pelaku Bisnis

Strategi menghadapi kenaikan upah

Setiap tahunnya, pemerintah memberlakukan peraturan pemberian UMR dan UMK yang baru. Hal ini bertujuan agar kesejahteraan para pekerja lebih meningkat dari sebelumnya. Mengingat dari tahu ke tahun, harga barang-barang pokok pun juga turut naik. Beberapa di antaranya bahkan mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan.

Sehingga dengan kebijakan dari pemerintah yang mengharuskan para pelaku usaha untuk meningkatkan UMR/UMK  yang harus diterima oleh karyawan setiap tahunnya. Diharapkan dapat menyeimbangkan jumlah pengeluaran dengan harga kebutuhan barang pokok yang juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Jika kenaikan gaji ini tidak dilakukan, seringkali buruh dan karyawan melakukan demo atau mogok kerja untuk memperjuangkan hak serta kenaikan upah demi kelayakan hidupnya. Maka dari itu, penting bagi setiap para pelaku usaha untuk memahami cara atau strategi menghadapi kenaikan upah yang tepat. Dengan demikian, kenaikan gaji pun tidak perlu dijadikan masalah selama hal tersebut sebanding dengan kinerja karyawan dan omset yang didapatkan.

Nah, pada artikel kali ini, Jojonomic akan memberikan informasi untuk Anda mengenai cara yang paling tepat atau strategi menghadapi kenaikan upah bagi para pelaku bisnis. Jika Anda adalah seorang entrepreneur sejati, maka artikel kali ini akan sangat bermanfaat bagi Anda. Simak terus artikelnya hingga tuntas, ya.

Strategi Menghadapi Kenaikan Upah yang Bisa Anda Lakukan

Ilustrasi pengusaha bingung menghadapi kenaikan upah

1. Melakukan penangguhan

Bagi para pelaku usaha kecil dan menengah yang masih sedang merintis. Masalah gaji karyawan seringkali menjadi kendala dalam operasionalnya. Seringkali karyawan mengeluhkan bahwa gaji mereka tidak sebanding dengan pekerjaan yang dilakukannya. Alhasil, mereka mengajukan permintaan untuk minimal mendapatkan gaji setara UMR atau UMK. 

Selain itu, kenaikan nilai UMR dan UMK setiap tahunnya yang ditentukan oleh pemerintah juga tak melulu bisa dipenuhi oleh para pelaku usaha. Ini biasanya dikarenakan skala bisnis yang dijalankan masih kecil dan belum sempat balik modal. Omset yang didapat pun tak seberapa. Itulah alasan beberapa pelaku usaha membayar karyawannya di bawah UMR atau UMK yang berlaku.

Nah, bagi Anda yang mungkin mengalami kendala sama seperti kasus di atas. Anda dapat mengajukan upaya penangguhan upah. Hal ini sudah diatur secara jelas dalam pasal 90 ayat 2 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Pada pasal tersebut berbunyi sebagai berikut, “Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89 dapat dilakukan penangguhan.” Hal ini bertujuan untuk meringankan beban perusahaan tersebut agar tetap dapat beroperasional dengan baik seperti sebelumnya.

Namun perlu diketahui bahwa penangguhan tersebut berlaku dalam satu kurun waktu tertentu. Artinya jika penangguhan berakhir, perusahaan wajib untuk mulai membayar gaji sesuai dengan aturan upah minimum yang berlaku di daerah tersebut.

2. Gugatan jalur hukum

Tak hanya melalui cara penangguhan upah sesuai yang diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan. Para pelaku usaha juga dapat mengajukan gugatan ke jalur hukum. 

Cara ini juga cukup sah untuk dilakukan demi mendapatkan solusi terbaik antara kedua belah pihak yakni perusahaan dengan karyawannya. Nantinya pihak pengadilan akan mempertimbangkan dari berbagai macam aspek yang berkaitan dan menetapkan mana pihak yang salah atau benar dalam kasus tersebut.

3. Perundingan bipartit

Perundingan bipartit merupakan sebuah perundingan yang dilakukan antara pekerja atau buruh dengan pemilik usaha yang bersangkutan. Tujuan dari dilakukannya perundingan ini adalah untuk menyelesaikan perselisihan dalam hubungan industrial antara perusahaan dengan karyawan.

Namun dalam strategi menghadapi kenaikan upah ini, perundingan bipartit tidak dilakukan antara pengusaha dengan karyawannya. Melainkan antara perusahaan dengan pemerintah yang bersangkutan. Nantinya, dalam perundingan tersebut akan dicari solusi terbaik yang dapat menguntungkan bagi para pelaku usaha serta juga kesejahteraan karyawannya. Pemerintah akan memberikan pertimbangan mengenai terobosan program-program yang dapat berperan penting dalam operasional sebuah usaha dan bisnis kecil.

4. Menekan biaya produksi

Alternatif lain yang bisa Anda coba sebagai pelaku usaha kecil dalam menghadapi kenaikan upah yang terjadi adalah dengan menekan biaya produksi semaksimal mungkin. Anda bisa mengurangi hal-hal yang memang tidak terlalu diperlukan dalam operasional sebuah usaha. Misalnya, penggunaan kertas untuk mencetak dokumen yang bisa dialihkan pada dokumen digital.

Selain itu, Anda juga bisa mengantisipasinya dengan mengurangi penggunaan listrik, mencari tempat yang memiliki biaya sewa lebih rendah, mencari supplier bahan baku yang lebih terjangkau dan masih banyak lagi lainnya. 

Bahkan jika memang harus terpaksa, Anda juga bisa menggunakan solusi dengan efisiensi karyawan. Artinya, terdapat beberapa pekerja yang nantinya akan di PHK untuk beberapa posisi yang mungkin tidak terlalu dibutuhkan untuk sementara waktu atau masih bisa Anda lakukan sendiri sebagai pelaku usaha.

5. Pindah lokasi bisnis

Beberapa pelaku usaha juga memilih untuk memindahkan operasional bisnisnya ke tempat yang memiliki UMR atau UMK lebih rendah sebagai strategi menghadapi kenaikan upah. Namun hal ini tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Karena Anda harus menyiapkan seluruhnya jauh-jauh hari dan mempertimbangkan banyak aspek yang berkaitan.

Jika Anda menjalankan sebuah bisnis dengan partner, maka diskusikanlah cara atau strategi yang tepat dalam menghadapi kenaikan upah karyawan ini. Jangan mengambil keputusan secara terburu-buru. Pastikan Anda memikirkannya dengan kepala dingin dan mempertimbangkan setiap konsekuensi dari masing-masing keputusan.

Lalu, Bagaimana Cara Menghadapi Karyawan yang Ingin Naik Gaji Secara Pribadi?

Cara Menghadapi Karyawan yang Ingin Naik Gaji

Beberapa karyawan juga seringkali mengharapkan kenaikan gaji atas upaya dan kontribusi yang telah mereka lakukan untuk bisnis Anda. Mereka biasanya akan mengajak Anda, sebagai pelaku usaha, untuk berbicara empat mata. 

Nah, dalam situasi seperti ini, Anda tak boleh langsung menolak mentah-mentah ajuan kenaikan gaji yang diinginkan oleh karyawan tersebut. Pertimbangkan terlebih dahulu satu dan lain hal, berikut beberapa langkah yang bisa Anda coba dan terapkan saat menghadapi karyawan tersebut:

1. Dengarkan penjelasan karyawan terlebih dahulu

Tak ada yang salah dari seorang karyawan yang meminta kenaikan gaji atas kinerjanya. Namun sebelum itu, Anda harus meminta penjelasan dari sisi karyawan tersebut terlebih dahulu. Tanyakan baik-baik kenapa ia pantas untuk mendapatkan kenaikan gaji.

Jika memang eksistensi karyawan tersebut memberikan dampak peningkatan penjualan yang baik terhadap bisnis Anda. Maka tak ada salahnya untuk Anda mempertimbangkan kenaikan gaji yang ia ajukan.

2. Hindari menolak secara mentah-mentah

Jangan pernah menolak pengajuan kenaikan gaji karyawan dengan kata yang kurang sopan atau terlalu frontal. Hindari menggunakan kata tidak untuk menolak pengajuan tersebut. Sebagai gantinya, Anda bisa menjelaskan dari sisi perusahaan saat ini. Misalnya, kondisi keuangan perusahaan yang masih belum stabil.

3. Pertimbangkan kompetensi yang dimiliki karyawan tersebut

Coba tinjau kembali bagaimana kinerja karyawan tersebut selama ini. Apakah cukup baik atau justru malah sebaliknya? Jika memang karyawan tersebut adalah salah satu yang terbaik dalam bisnis Anda. Maka pengajuan kenaikan gaji bisa dipertimbangkan dengan menyesuaikan nominal berdasarkan kondisi finansial perusahaan.

Jangan sampai karena terlalu idealisme Anda dalam mengejar omset, Anda sampai melupakan kesejahteraan karyawan yang juga harus diperhatikan. Karyawan yang berkompeten dan memiliki kontribusi cukup besar dalam penjualan bisnis Anda perlu dipertahankan. Jangan sampai pengajuan kenaikan gaji yang ditolak dan tidak dipertimbangkan membuat mereka memilih untuk mencari peluang pekerjaan baru di luar sana.

Kesimpulan

Itulah tadi artikel singkat mengenai strategi menghadapi kenaikan upah yang bisa Anda coba dan terapkan. Kenaikan upah karyawan tidaklah selalu buruk bagi pelaku usaha. Hal ini juga dapat memberikan pengaruh baik karena mampu meningkatkan produktivitas karyawan selama bekerja. 

Selain itu, perlu diketahui bahwa loyalitas karyawan juga bisa diukur dari kesejahteraan mereka dalam sebuah perusahaan. Artinya, semakin sejahtera dan bahagia mereka bekerja bersama Anda, tentu loyalitas mereka akan semakin tinggi.

Hal berikutnya yang tak boleh Anda lupakan selain dari upah karyawan adalah distribusi atau sistem penggajian. Jangan sampai Anda membayar gaji mereka dengan tidak tepat waktu. Karena hal ini juga akan mempengaruhi produktivitas karyawan saat bekerja.

Untuk memudahkan cara Anda dalam mendistribusikan gaji karyawan, Anda bisa menggunakan JojoPayroll.

JojoPayroll merupakan sebuah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan untuk memudahkan sistem penggajian. Dilengkapi dengan fitur pembuatan slip gaji secara online sehingga dapat menghemat waktu Anda lebih banyak daripada melakukannya dengan cara yang konvensional. Software ini juga dilengkapi fitur kalkulasi BPJS dan PPH 21 yang akan sangat membantu Anda dalam operasional sebuah bisnis.

Selain itu, Anda juga tak perlu takut lagi telat transfer gaji karyawan karena prosedur yang rumit dan perhitungan konvensional yang ribet. Karena dengan JojoPayroll seluruh perhitungan dapat dilakukan secara otomatis dengan hasil yang lebih akurat. Transfer gaji karyawan pun dapat dilakukan dengan jadwal sehingga dapat sampai secara tepat waktu.

Menarik, bukan? So, tunggu lagi? Yuk, gunakan JojoPayroll dan permudah cara Anda dalam mendistribusikan gaji karyawan!