Mengenal Take Home Pay, Acuan Dan Cara Perhitungannya

Pernahkah kamu mendengar istilah Take Home Pay (THP)? Jika kamu adalah seorang karyawan ataupun pemilik perusahaan, pasti sudah tidak asing dengan istilah yang satu ini. Karena, istilah ini sangat sering digunakan, terutama dalam untuk sistem payroll kamu, dan akan sering muncul di dalam slip gajimu. Akan tetapi, sering kali orang mengira bahwa THP ini, besarannya sama dengan upah minimum yang berlaku di masing-masing daerah. Namun, sebenarnya, take home pay ini memiliki cara penghitungannya tersendiri.

Selain itu, ada juga yang menganggap bahwa THP itu adalah gaji bersih yang akan kita dapatkan sebagai hak pegawai. Nah, dari sini timbul pertanyaan, apakah pendapat tersebut bersifat valid? Serta, bagaimana cara menghitung THP yang benar? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, akan kami sajikan artikel terkait THP, dan bagaimana cara menghitungnya. Tujuannya, agar kamu mengetahui dari mana asal dana THP yang diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya.

Namun sebelum kita mencari tahu cara menghitung THP ini, terlebih dahulu kamu harus mengetahui pengertian yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, langsung saja kita lihat bersama penjelasan terkait THP di bawah ini.

Oops! We could not locate your form.

Serba Serbi Take Home Pay

Take home pay adalah suatu pembayaran utuh yang diterima oleh karyawan suatu perusahaan setelah menambahkan pendapatan-pendapatan rutin maupun insidentil yang merupakan hak karyawan. Pembayaran tersebut dikurangi dengan hal-hal yang sudah diatur oleh pemerintah dan kebijakan dari perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja. Jadi, bisa dikatakan bahwa THP ini adalah gaji bersih yang didapatkan oleh karyawan.

dasar hukum

Pengertian Take Home Pay

Take home pay merupakan suatu bentuk penghasilan yang diterima karyawan dalam jumlah tertentu yang bisa dibawa pulang secara langsung. Intinya, take home pay merupakan jumlah pembayaran utuh yang diterima seorang karyawan setelah menambahkan berbagai pendapatan rutin.

Take home pay akan dihitung dan dikurangi dengan kebijakan yang sudah diatur pemerintah dan perusahaan. Take home pay termasuk dalam pendapatan insidentil atau komponen atas suatu pemotongan gaji.

Akan tetapi, masyarakat lebih banyak yang keliru dan salah paham dengan menyamakan antara take home pay dengan gaji pokok. Padahal keduanya sangat jauh berbeda baik dari sisi pengertian dan sisi nominal yang diperoleh. Untuk mengenal lebih jauh tentang THP dan supaya tidak salah dalam mengartikan mari kita ketahui dulu perbedaan antara take home pay dengan gaji pokok.

Perbedaan Take Home Pay Dengan Gaji Pokok

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa THP dengan gaji pokok sangatlah berbeda dari segi pengertian dan nominal yang didapat. Perbedaan kedua hal ini seharusnya sudah diketahui karena pada dasarnya gaji pokok merupakan penghasilan yang diperoleh karyawan yang nominalnya ditetapkan sesuai dengan tingkatan dan jenis pekerjaannya.

Berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003, gaji pokok yang diterima karyawan minimal adalah 75% dari jumlah gaji pokok beserta tunjangannya.

Sedangkan take home pay merupakan suatu pendapatan rutin setiap bulan yang besarannya didapat dari pendapatan rutin dan dari pendapatan insidentil yang mampu mengurangi berbagai komponen pemotongan.

Pada dasarnya, gaji karyawan sudah disepakati sebelumnya dengan pihak perusahaan sebelum bekerja. dengan demikian gaji pokok merupakan bagian dari gaji pokok dan tunjangan tetap maupun tidak tetap.

Namun, jika dibandingkan dengan pendapatan insidentil, pendapatan yang diterima secara tidak tetap mampu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti performa karyawan, kinerja karyawan, laba perusahaan hingga prestasi karyawan itu sendiri.

Pendapatan insidentil sangat berbeda dengan gaji pokok bulanan, dimana dalam pendapatan ini tidak selalu bisa diterima setiap bulannya. Namun, karyawan memiliki nominal perhitungan yang berbeda seperti adanya uang lembur dan bonus.

Bagaimana? Sudah jelas bukan perbedaan antara take home pay dengan gaji pokok. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa take home pay merupakan penghasilan yang diterima karyawan yang sudah dikurangi dengan biaya pemotongan baik itu pajak penghasilan, iuran, BPJS dan lain sebagainya yang menjadi komponen pemotong gaji atau utang karyawan itu sendiri.

Aturan Dasar Rumus Penghitungan Take Home Pay

Dari penjelasan tersebut, artinya pertanyaan yang tertulis pada paragraf pembuka sudah terjawab, bukan? Untuk itu, sekarang saatnya kita menjawab pertanyaan selanjutnya terkait cara menghitung THP ini. Sebelumnya, kita harus mengetahui dulu, dasar aturan yang digunakan untuk rumus hitung take home pay di Indonesia.

Dasar aturan yang digunakan ini, merujuk pada pengertian upah yang disebutkan pada Pasal 1 Ayat 30 Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, yang berbunyi ”Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan”.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Perbedaan dengan Pendapatan Rutin

Selain sering dianggap sama seperti gaji bersih, THP ini sering salah diartikan sebagai pendapatan rutin, lho! Keduanya kerap kali dianggap sama, padahal dalam artian sebenarnya, pendapatan rutin adalah komponen gaji dari transaksi tetap, biasanya juga sudah dijanjikan dalam perjanjian tertulis dalam jumlah nominal yang nantinya secara rutin akan didapatkan oleh karyawan per bulannya.

Sedangkan pendapatan THP adalah jumlah total sesudah terlepas dari tanggung jawab pekerja atas hal-hal yang perlu dibayarkan. Umumnya, iuran BPJS Ketenagakerjaan dan pembayaran PPh 21, serta potongan pinjaman karyawan sudah dihitungkan oleh Staf HR, sehingga berapa pun yang diterima oleh karyawan menjadi take home pay. Oleh karena itu, jumlah THP ini mungkin akan berbeda tiap bulan tergantung pendapatan insidentil dan potongan yang diberlakukan.

Dari penjelasan pada poin sebelumnya, disebutkan ada pendapatan insidentil. Lantas, apa sih pendapatan insidentil itu?

Pendapatan Insidentil

Selain bisa mendapatkan pendapatan secara rutin per bulannya, karyawan perusahaan juga sangat berhak menerima pendapatan insidentil yaitu pendapatan yang tiap bulannya tidak bisa didapatkan sebab jenis pendapatan ini akan tergantung dengan aktivitas lembur atau bonus berdasarkan prestasi seorang karyawan. Jadi jumlah yang diterima setiap karyawan pada umumnya akan berbeda-beda, yang nantinya akan mempengaruhi THP seorang pegawai.

Acuan untuk Menghitung Take Home Pay

Nah, setelah mengetahui secara singkat terkait THP, kamu juga harus mengetahui apa saja yang dijadikan acuannya. Untuk menghindari adanya miss communication dalam perhitungan pendapatan antara karyawan dan staff HR, sebaiknya jelaskan lebih dulu dengan detail mengenai ketentuan dan komponen upah yang berlaku di perusahaanmu. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, THP yang berlaku ini terdiri atas:

gajiGaji Pokok

Komponen pertama yang menjadi acuan untuk menentukan nominal take home pay adalah gaji pokok. Gaji pokok ini bisa diartikan sebagai pendapatan dasar yang diterima karyawan yang dilihat dari tingkat atau jabatan dan jenis pekerjaannya yang sudah ditetapkan dalam kontrak kerja.

Tunjangan Tetap

Selanjutnya adalah tunjangan tetap yang juga menjadi bahan acuan dari THP. Komponen ini dapat diartikan sebagai pembayaran yang dilakukan rutin dan tidak berhubungan dengan target atau bonus.

Tunjangan Tidak Tetap

Terakhir ada komponen tunjangan tidak tetap. Di mana, tunjangan tidak tetap ini bisa diartikan sebagai  pemberian pendapatan tidak tetap untuk karyawan dan keluarga.

Di samping memahami acuan perhitungan upah karyawan di atas, kamu juga perlu mengetahui ketentuan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang berlaku di tempat perusahaanmu berada. Untuk mengetahui besarnya upah minimum provinsi di Indonesia pada Tahun 2019, bisa dilihat melalui poin di bawah ini.

Upah Minimum 34 Provinsi di Indonesia Tahun 2019

Menurut Pasal 89 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, upah minimum ditentukan setiap tahunnya. Tujuannya untuk menciptakan kehidupan yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat, dengan pertimbangan dari Gubernur dan Bupati/Walikota, beserta Dewan Pengupahan Provinsi. Untuk melihat besarnya UMP pada masing-masing provinsi di Indonesia, bisa kamu lihat pada tabel di bawah ini, yang berlaku sejak 1 Januari 2019.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Wilayah dan Provinsi

Nominal

Wilayah Sumatera dan Sekitarnya

AcehRp. 2.935.985
Sumatera UtaraRp 2.303.402
Sumatera BaratRp 2.289.228
Bangka BelitungRp 2.976.705
Kepulauan RiauRp 2.769.754
RiauRp 2.662.025
JambiRp 2.423.888
BengkuluRp 2.040.406
Sumatera SelatanRp 2.805.751
LampungRp 2.241.269

Wilayah Jawa

BantenRp 2.267.965
DKI JakartaRp 3.940.972
Jawa BaratRp 1.668.372
Jawa TengahRp 1.605.396
DI YogyakartaRp 1.570.922
Jawa TimurRp 1.630.058

Wilayah Bali dan Nusa Tenggara

BaliRp 2.297.967
Nusa Tenggara BaratRp 1.971.547
Nusa Tenggara TimurRp 1.971.547

Wilayah Kalimantan

Kalimantan BaratRp 2.211.266
Kalimantan SelatanRp 2.651.781
Kalimantan TengahRp 2.615.73
Kalimantan TimurRp 2.747.560
Kalimantan UtaraRp 2.765.463

Wilayah Sulawesi

GorontaloRp 2.384.020
Sulawesi UtaraRp 3.051.076
Sulawesi Tengah,Rp 2.123.040
Sulawesi TenggaraRp 2.351.869
Sulawesi SelatanRp 2.860.382
Sulawesi BaratRp 2.369.670

Wilayah Maluku dan Papua

MalukuRp 2.400.664
Maluku UtaraRp. 2.507.163
PapuaRp 3.128.170
Papua BaratRp 2.881.160

Setelah mengetahui besaran upah minimum pada masing-masing provinsi yang ada di Indonesia, berarti sekarang kamu bisa mulai menghitung besaran THP. Untuk itu, scroll terus artikel ini untuk memperoleh penjelasan lebih lengkapnya ya!

Cara Menghitung Take home pay

Mengacu pada penjelasan terkait pendapatan rutin, insidentil, dan nominal UMP di perusahaanmu, maka kamu bisa mulai untuk melakukan penghitungan THP. Namun sebelum itu, satu hal yang perlu kamu ingat adalah nominal dari take home pay ini, tidak boleh lebih kecil dari UMP-nya. Selain itu, upah juga diikat oleh struktur dan skala gaji yang harus dibuat oleh setiap perusahaan.

Mengingat potongan pada take home pay sangat bergantung pada peraturan yang sedang berlaku dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara karyawan dan perusahaan, maka rumusan perhitungannya adalah sebagai berikut:

Untuk menghitung total take home pay maka cara sederhananya adalah menjumlahkan seluruh total nominal pendapatan yang diperoleh dalam setiap periode bulan atau mingguan. Namun disisi lain, dalam menghitung take home pay tidak asal menjumlahkan semuanya, ada rumus tersendiri yang bisa digunakn untuk menghitung take home pay.

Rumus ini berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan nomor 13 tahun 2003 pasal 1 ayat 30 yang berisikan: Upah merupakan hak pekerja yang dapat diterima dan dinyatakan dalam bentuk yang sebagai imbalan dari perusahaan kepada pekerja yang sebelumnya sudah ditetapkan dan dibayar berdasarkan perjanjian, kesepakatan serta perundang-undangan yang berlaku, termasuk dengan tunjangan bagi pekerja atau keluarga atas pekerjaan itu sendiri.

Akan tetapi, arti dari upah keseluruhan dalam hal ini harus dijumlahkan dari pendapatan insidental yang selanjutnya dikurang dengan potongan atas kewajiban karyawan yang telah dijelaskan sebelumnya seperti utang karyawan, pajak penghasilan dan lain sebagainya. Berikut merupakan rumus untuk menghitung take home pay:

Take home pay = (pendapatan rutin + pendapatan insidental) – (potongan PPh 21 + Potongan BPJS + Potongan lainnya)

Berikut merupakan contoh perhitungan take home pay yang bisa dipelajari. Berikut diantaranya:

Contoh perhitungan 1

Awan memiliki gaji pokok sebesar 7 Juta Rupiah per bulannya. Di tahun 2020, Awan mendapat potongan pinjaman dari perusahaan sebesar 70 Ribu Rupiah. Di bulan yang sama, Awan mendapatkan bonus sebesar 4 Juta Rupiah dari kemampuannya mencapai target.

Untuk menghitung take home pay maka bisa gunakan rumus diatas seperti:

Take Home Pay = (7.000.000 + 4.000.000) – (180.000 + 70.000 + 100.000)

                                = (11.000.000) – (350.000)

                                = 10.650.000

Jadi total take home pay yang dimiliki awan adalah Rp. 10.650.000,- (Sepuluh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah)

Contoh perhitungan 2

Pelangi bekerja di PT.Sari Murni dengan gaji pokok sebesar 4 juta rupiah. Setiap bulannya, pelangi mendapatkan tunjangan makan sebesar 800 ribu rupiah dan tunjangan BPJS ketenagakerjaan dan BPJS kesehatan sebesar 200 ribu rupiah. Pada suatu hari pelangi mendapatkan bonus sebesar 5 juta rupiah dari prestasi kerjanya.

Untuk menghitung take home pay pelangi maka bisa dihitung dengan cara sebagai berikut:

Take Home Pay = 4.000.000 + 8.00.000 + 5.000 .000 + 200.000

                                = 10.000.000

Jadi total take home pay yang dimiliki pelangi adalah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)

Contoh perhitungan 3

Andi bekerja di PT. Maju Jaya dengan gaji pokok sebesar 5 juta rupiah. Di bulan Agustus 2020 Andi memiliki potongan pinjaman di kantornya sebesar 50.000 dan iuran BPJS ketenaga kerjaan dan kesehatan sebesar 200 ribu rupiah. Di bulan yang sama, Andi mendapatkan bonus atas pencapaian targetnya di perusahaan sebesar 3,5 juta rupiah.

Untuk menghitung take home pay Andi, maka bisa dihitung dengan cara sebagai berikut:

Take Home Pay = (5.000.000 + 3.500.000) – (200.000 + 300.000 + 50.000)

                                = (8.500.000) – (550.000)

                                = 7.950.000

Pentingnya Mengetahui Take Home Pay

Setelah mengetahui berbagai pembahasan diatas mengenai take home pay, cara perhitungannya, acuannya dan lain sebagainya tentu sudah sangat jelas bahwa take home pay sangat berbeda dengan gaji pokok yang diterima setiap bulannya dari perusahaan.

Penting bagi kita untuk dapat mengetahui tentang take home pay agar keuangan menjadi tidak berantakan. Dengan take home pay maka kita bisa terhindar dari kesalahpahaman dan dapat mengetahui bagaimana awal dan ketentuan upah yang diterima kita setiap bulannya.

take home pay

Mengapa Take Home Pay Tidak Selalu Sesuai Dengan Kenaikan Gaji?

Saat karyawan mendapatkan kenaikan gaji atau mungkin promosi, biasanya uang saku yang dibawa pulangpun akan bertambah. Namun hal tersebut tidak selamanya benar. Seperti yang telah dijelaskan dalam ulasan sebelumnya mengenai pengertian serta cara menghitung take home pay, ulasan di bawah ini akan berfokus pada alas an mengapa kenaikan gaji tidak selalu dibarengi dengan kenaikan take home pay itu sendiri.

Kenaikan gaji biasanya diberikan kepada karyawan yang telah bekerja cukup lama atau dinilai pantas untuk menempati posisi yang lebih tinggi. Kenaikan tersebut biasanya dibarengi dengan gaji tahunan atau nilai kenaikan gaji per jam – nya. Bagaimanapun, yang Namanya kenaikan akan selalu menyenangkan dan terlihat ‘waw’ di atas kertas.

Meski pada kenyataannya, dengan terlalu ‘royal’ pada kenaikan gaji hingga merencanakan ini itu bahkan sebelum kaki menginjak pekarangan, hal tersebut mungkin akan membuat anda merasa kecewa setelahnya. Hal ini dikarenakan jumlah kenaikan gaji yang anda terima ternyata tidak sebesar yang anda bayangkan.

Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai bagaimana peningkatan gaji tidak selalu berbanding lurus dengan take home pay.

take home pay

Gaji dan Pajak

Tarif pajak yang diterima oleh seorang pegawai tidak akan naik jika tidak dikarenakan situasi tertentu. Namun hal inipun tidak selamanya sejalan dengan besarnya jumlah pajak yang akan diambil dari gaji anda itu sendiri.

Bisa dikatakan bahwa sekecil apapun kenaikan gaji yang anda terima akan melalui yang namnya pemotongan pajak yang juga semakin besar.

Pajak yang diambil dari kenaikan atau jumlah total gaji anda sesuai dengan persentase dari total gaji yang anda terima. Jadi potongan pajak yang dikenakan akan selalu berbanding lurus dengan total gaji yang anda dapatkan.

Bisa dikatakan bahwa setiap kenaikan gaji yang ada, anda akan otomatis mendapatkan kenaikan total atau jumlah pajak yang harus dibayarkan.

Berikut adalah beberapa cara yang bisa anda lakukan untuk mengurangi jumlah pembayaran pajak dari kenaikan gaji antara lain adalah :

Mengurutkan jumlah penghasilan yang dikenai pajak. Contoh paling mudah adalah dengan meningkatkan dana atau tunjangan hari tua. Hal tersebut dapat menurunkan jumlah pajak yang harus anda tanggung karna telah dipotong dari pembayaran gaji sebelum pajak gaji diberikan.

take home pay

Kenaikan dan Tunjangan Hari Tua

Banyak orang yang tidak menyadari bahwa jumlah pajak yang ditanggung akan ikut melonjak Ketika seorang karyawan mendapatkan kenaikan gaji. Namun hal tersebut sangat berbeda atau bahkan berbanding terbalik dengan hubungan antara kenaikan gaji dan tunjangan hari tua.

Tunjangan hari tua yang akan ikut naik sesuai dengan kenaikan gaji tidak akan mengalami peningkaytan pemotongan pajak. Hal tersebut dikarenakan oleh jumlah atau nilai dari tunjangan hari tua berasal dari persentase gross pay atau total gaji ‘kotor’ yang anda dapatkan. Gaji kotor yang dimaksut adalah total gaji sebelum dipotong pajak.

Yang berarti bahwa setiap kenaikan gaji akan selalu berbanding lurus dengan total penambahan tunjangan hari tua. Dimana seiring dengan kenaikan gaji anda, kontribusi pension yang anda dapatkan juga akan meningkat.

Anda bisa menggunakan hal ini sebagai salah satu sarana terbaik dalam menyimpan kenaikan gaji anda kedalam tunjangan hari tua. Dimana dalam situasi tersebut sangat kecil kemungkinan untuk kehilangan uang dalam pembayaran pajak.

Tujuan lain dalam mengalokasikan peningkatan gaji terhadap tunjangan hari tua dalah demi terjaminnya masa depan di hari tua yang lebih baik. Hal tersbeut mungkin akan sangat mengesalkan karna anda tidak akan melihat hasil kenaikan pangkat atau jabatan anda secara langsung dalam bentuk uang dibawa pulang atau take home pay, namun anda akan bangga Ketika jumlah uang tersebut telah tersimpan aman untuk menjamin masa depan yang akan datang.

Tidak perlu merasa khawatir setelah pension merupakan harapan dari setiap karyawan.

take home pay

Cara Mengelola Pengeluaran

Banyak orang lebih suka membelanjakan uang sebanyak yang mereka dapatkan tanpa mempedulikan berapa besaran biaya yang didapatkan dari kenaikan gaji itu sendiri. Anda mungkin akan terkejut apabila total gaji kenaikan yang didapatkan ternyata langsung habis secepat yang anda lakukan sebelum mendapatkan kenaikan tersebut.

Anda akan mengalami atau ditempatkan pada situasi yang sangat mengherankan. Dimana anda mendapatkan kenaikan gaji yang bagus namun entah bagaimana tetap habis sama persis seperti sebelum anda mendapatkan kenaikan gaji.

Tidak peduli berapa banyak gaji yang anda dapatkan sudah seharusnya untuk berpegang teguh terhadap anggaran bulanan yang sudah direncanakan. Hal ini demi memastikan bahwa pengeluaran yang terjadi tidak akan melebihi penghasilan yang didapat atau besar pasak daripada tiang.

Meskipun normal bagi setiap karyawan untuk bersikap ‘royal’ Ketika tiba hari gajian, namun penting untuk tetap berpegang teguh pada anggaran bulanan anda yang sudah direncanakan dengan seksama. Setelah mendapatkan kenaikan, alangkah baiknya untuk membuat skema pengeluaran terlebih dahulu.

Jangan kalap dengan obral diskon di hari kenaikan gaji. Alokasikan dana yang didapatkan pada hal – hal penting yang mendesak. Sedangkan keinginan – keinginan lain bisa dikondisikan terlebih dahulu.

Anda bisa menggunakan jumlah gaji dari kenaikan yang didapatkan untuk ditabung demi keperluan yang lebih besar kedepannya seperti membeli mobil atau rumah. Atau anda bisa menggunakannya sebagai anggaran jaga – jaga apabila terjadi hal yang tidak diprediksikan.

Menjaga Hasil Kenaikan Gaji

Salah apabila anda bersikap seenaknya atau tidak berbuat yang terbaik setelah mendapatkan promosi atau kenaikan gaji. Penting untuk terus bekerja keras serta menjaga sikap yang positif di tempat anda bekerja. Kedua hal tersebut adalah faktor penting dalam mendapatkan kenaikan posisi atau gaji selanjutnya.

Jangan menyepelekan apalagi bersikap sombong karna telah mendapatkan gaji yang lebih. Hal tersebut akan membantu anda untuk terus naik di perusahaan atau pekerjaan yang sedang anda tekuni.

Harus selalu dipahami bahwa tidak ada yang Namanya abadi di dunia ini. Bahkan sebuah posisi yang tinggipun bisa lengser akibat kroposnya pondasi. Pekerjaan yang sedang anda tekuni mungkin tidak akan selamanya memberi anda kenyamanan atau tanpa gangguan.

Ada kalanya pondasi tersebut akan ambruk dan membuat anda terlunta – lunta karna sudah tidak punya apa – apa. Akan lebih baik untuk selalu mencari pekerjaan yang berbeda atau terus meningkatkan skill yang ada. Jangan cukup terfokus pada satu jenis pekerjaan saja sementara pekerjaan tersebutpun bisa menghilang.

Selalu sediakan dana darurat untuk menutupi kebutuhan – kebutuhan anda Ketika peristiwa seperti yang telah disebutkan sebelumnya benar – benar terjadi. Semoga dengan adanya dana tersebut akan membantu mengembalikan pijakan ekonomi anda kedepannya.

Kesimpulan

Take home pay merupakan suatu pendapatan rutin setiap bulan yang besarannya didapat dari pendapatan rutin dan dari pendapatan insidentil yang mampu mengurangi berbagai komponen pemotongan.

Acuan take home pay adalah gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak tetap. Acuan tersebut diberlakukan untuk menghindari kesalahpahaman antara karyawan dan sta inance di perusahaan.

Bagaimana? Apakah penjelasan terkait Take home pay ini sudah cukup jelas? Kami harap, artikel ini akan membantumu untuk crosscheck apakah gaji bersih yang kamu dapatkan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku?

JojoPayrollNah, apabila kamu merasa kesulitan untuk mengecek payroll yang didapatkan dari tempatmu bekerja, kamu bisa gunakan aplikasi JojoPayroll lho! Karena, aplikasi ini akan membantumu mengelola penggajian kapan saja dan di mana secara online. Salah satunya dengan perhitungan payroll dan juga mencetak slip gaji secara otomatis dan digital. Dengan begitu, kamu akan bisa melihat dan menyesuaikan, apakah gaji bersih yang kamu dapatkan sudah sesuai dengan ketentuan dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) perusahaan. Rasakan sendiri manfaat yang akan kamu dapatkan dari penggunaan aplikasi ini. Selamat mencoba!