Wajib Baca! 7 Tren E-Commerce 2020

tren e-commerceE-commerce mendapatkan angin segar sejak berkembangnya perangkat mobile smartphone di Indonesia. Dengan dukungan infrastruktur dan suprastruktur yang baik, ke depannya potensi di e-commerce akan semakin besar. Untuk itu, setiap pelaku  usaha perlu merumuskan strategi untuk menangkap dan memanfaatkan tren e-commerce ke depannya.

Perkembangan dunia e-commerce memang sangat cepat, sejalan seiring dengan perkembangan teknologi. Perkembangan ini ikut mendorong minat para pelaku usaha memanfaatkan internet sebagai jalur penjualannya. Tahun lalu saja, total transaksi e-commerce mencapai 77 trilyun rupiah (CNBC Indonesia). Nilai itu meningkat 150% dari tahun sebelumnya.

Tahun ini, nilai transaksi diperkirakan meningkat, karena per bulan saja sudah mencapai Rp 13 T (BeriTagar). Hingga akhir tahun, nilai transaksi  diperkirakan meningkat 100% dari tahun lalu.

Terus, seperti apa tren e-commerce 2020, dan bagaimana perusahaan menyiapkan diri untuk menyambutnya? Berikut ini 7 tren e-commerce 2020.

Oops! We could not locate your form.

1.      Perangkat Mobile masih Menjadi Andalan

Melanjutkan tren e-commerce tahun ini, perangkat mobile masih menjadi andalan dalam melakukan transaksi online. Tak heran sebenarnya, karena secara kemudahan dalam mobilitas dan mekanisme membuat perangkat ini makin diminati menjadi sarana transaksi.

Menurut Google, masyarakat Indonesia yang mengakses internet 95% menggunakan perangkat mobile. Hanya 5 % yang menggunakan perangkat PC saja. Dari pengguna perangkat mobile tersebut, sebanyak 68% telah menggunakannya untuk melakukan transaksi via internet.

Perusahaan dapat menyikapi hal ini dengan meningkatkan responsivitas website ketika diakses via  mobile phone. Begitu juga dengan meluncurkan aplikasi-aplikasi smartphone untuk program Customer Relationship Management (CRM). Tingkat interaksi yang semakin tinggi dengan pelanggan via mobile phone dapat meningkatkan transaksi dan laba perusahaan.

tren e-commerce2.      COD Semakin Ramai

Fenomena COD (Cash on Delivery) atau pembayaran saat pesanan sampai akan menjadi andalan di masa mendatang. Ini berkaitan dengan masih belum berkembangnya rasa aman pada masyarakat tentang transaksi online. Meskipun sudah ada banyak marketplace yang menyediakan mekanisme rekening bersama, namun masih banyak yang belum merasa secure.

Kebiasaan lama mungkin memang sulit diubah. Dan bagusnya, perusahaan ekspedisi menyikapi ini dengan memfasilitasi layanan COD ini. Fenomena cashless dan bayar di tempat tentu semakin diminati para pelanggan.

Perusahaan dapat menyikapi hal ini dengan menyediakan layanan COD, bekerjasama dengan pihak ekspedisi. Dengan demikian, perusahaan dapat memberikan jaminan bahwa barang akan sampai ke tempat pelanggan dan uang pelanggan aman.

3.      Industri Ekspedisi Semakin Berkembang

Ekspedisi merupakan salah satu backbone dalam e-commerce. Oleh karena itu, jasa ekspedisi banyak memberikan pengaruh terhadap tren e-commerce 2020. Yang paling dapat dibaca, adalah meningkatnya jumlah perusahaan yang menyediakan jasa pengantaran barang ini.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Selain itu, ekspedisi ke luar pulau, hingga ke pelosok Indonesia akan semakin mudah dan murah. Kebijakan infrastruktur dari pemerintah nampak akan mulai terasa pengaruhnya. Dan, bagi industri e-commerce, ini berarti berita gembira.

Perusahaan dapat menyikapi hal ini dengan selektif memilih jasa ekspedisi untuk pengantaran produknya. Biasanya  perusahaan layanan ekspedisi yang baru memberikan promo untuk menjaring pelanggan baru. Perusahaan dapat menggunakan kesempatan ini untuk menghemat anggaran dan memberikan pelanggan keringanan ongkos kirim.

Tak perlu  takut menggunakan perusahaan baru karena terkadang yang baru justru lebih bersemangat memberikan layanan terbaik. Sedangkan, perusahaan lama juga terkadang telah jenuh dan menurun standar pelayanannya jika tidak dikontrol dengan baik.

tren e-commerce4.      Marketplace Menemui Tantangan

Era marketplace tampaknya akan mengalami stagnan setelah beberapa tahun ini berkembang cukup cepat. Strategi bakar uang yang digunakan di awal-awal akan mulai dikurangi dan marketplace mulai menuju ke arah monetisasi. Perkembangan marketplace semakin kelihatan lebih mendatar dan normal.

Ini menjadi  tantangan bagi marketplace untuk menyediakan promo yang kreatif dan layanan yang baik. Karena selama ini marketplace selalu identik dengan perang harga, membuat penjual mulai melirik channel lain untuk penjualan. Adanya game dan kuis dalam marketplace menjadi  salah satu upaya yang sangat baik untuk menjaga loyalitas pelanggan.

Perusahaan dapat menyikapi ini dengan membuat toko online sendiri dan melakukan  optimasi. Dengan branding dan optimasi yang baik, pelanggan akan dengan mudah berpindah ke toko online tersebut. Apalagi sekarang program COD sudah dapat difasilitasi  via jasa ekspedisi. Ini  tentu memberikan rasa aman yang lebih besar daripada rekening besama di marketplace.

tren e-commerce5.      Media Sosial Kembali Berkibar

Setelah agak lama menggeliat akibat banyaknya penipu yang menjual via media sosial, kini media sosial akan semakin berkibar. Fasilitas  COD via ekspedisi banyak memberikan pengaruh dalam hal tren e-commerce. Apalagi secara frekuensi, orang lebih banyak membuka media sosial daripada aplikasi lainnya.

Media sosial juga semakin berkibar akibat banyak media sosial mulai mengembangkan aplikasinya untuk mendukung transaksi e-commerce. Beberapa fitur marketplace atau social media for business semakin berkembang dan diminiati. Masyarakat akhirnya cenderung ingin langsung bertransaksi via media sosial daripada harus membuka aplikasi lain.

Perusahaan dapat menyikapi hal ini dengan mengoptimalkan media sosialnya. Social media manager benar-benar akan sangat dibutuhkan ke depannya. Semakin lama, mungkin semakin banyak yang dibutuhkan.

Perusahaan juga perlu untuk membuat mekanisme transaksi via media sosial yang lebih cepat dan mudah. Bila perlu, perusahaan dapat menyewa jasa pihak luar untuk mengembangkan hal ini.

6.      Fintech dan Alat Pembayaran Digital Makin Diandalkan

Start Up pembayaran digital semakin diminati oleh masyarakat. Terutama karena kemudahan dan bonus-bonus yang ditawarkan. Ditambah lagi, adanya  fasilitas gratis transfer ke bank-bank berbeda, meski terbatas, juga ikut mendorong pertumbuhannya.

Ke depannya akan semakin banyak transaksi  yang dilakukan masyarakat via  dompet digital ini. Apalagi, semakin banyak jenis layanan ini yang hadir dengan keunggulan-keunggulan yang berbeda.

Perusahaan dapat menyikapi hal ini dengan menggunakan layanan dompet digital  ini untuk menerima pembayaran. Dengan demikian, transaksi akan semakin ringkas dan mudah sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.

7.      Penetrasi Produk Impor Sulit Dibendung

Meski dengan ancaman resesi globlal di depan mata, penetrasi produk  impor masih akan terus menyerbu marketplace Indonesia. Defisit neraca perdagangan yang terjadi sejak awal tahun ini, tampaknya masih akan berlanjut di masa mendatang.

Di satu sisi, ini dapat menjadi tantangan yang sangat berat bagi para pelaku usaha dalam negeri.  Di sisi lain, ini dapat menjadi waktu yang tepat untuk lebih mengembangkan produk dengan diferensiasi tertentu. Dengan demikian, perusahaan perlu melakukan positioning dan branding yang tepat untuk dapat terus bertumbuh.

Memanfaatkan Digital Platform untuk Menyambut Tren E-Commerce

Digitalisasi menjadi tuntutan utama bagi perusahaan untuk dapat bersaing menangkap tren e-commerce tahun depan. Untuk  menggunakan digitalisasi ini, tidaklah sulit. JojoExpense dapat melakukannya dengan baik.

tren e-commerce Jojoexpense menyediakan fitur arsip data dan digitalisasi reimburse dengan baik. Tak perlu lagi administrasi yang rumit dan konvensional. Perusahaan dapat menghemat anggaran yang cukup besar dari  hal-hal yang tak perlu dilakukan. Coba demonya disini dengan gratis. Dan, jangan lewatkan tren e-commerce untuk semakin maju dan berkembang.