X

Definisi Account Receivable, Jenis dan Peran Pentingnya dalam Bisnis

Account Receivable atau piutang adalah istilah dalam akuntansi yang cukup umum didengar, terutama bagi para pelaku bisnis. Sebab, agar suatu perusahaan dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan, maka perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor penentu keberhasilan perusahaan.

Selain proses produksi, faktor lain yang berperan penting ialah aktivitas jual-beli dan utang piutang yang lebih dikenal dengan Account Payable dan Account Receivable. Piutang usaha adalah bagian dari aset lancar yang ada dalam perusahaan dan disajikan dalam neraca.

Nah, pada artikel kali ini, Jojonomic akan memberikan Anda informasi terkait definisi dari account receivable dan seluk beluk tentangnya. Penasaran, kan? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.

Definisi Account Receivable

Pada konsepnya, account receivable atau piutang ini adalah kebalikan dari account payable (utang dagang). Secara sederhana, account receivable adalah transaksi penagihan yang dilakukan oleh perusahaan pada klien atau konsumennya atas barang yang sudah diberikan pada mereka sebelumnya.

Catatan transaksi yang dimaksud dalam hal ini merupakan penagihan kepada konsumen yang telah memiliki utang kepada pihak penjual. Sedangkan pihak penjual dan konsumen yang dimaksud dalam hal ini dapat diartikan sebagai organisasi, perusahaan, atau perorangan.

Berbeda dengan Account Payable, Account Receivable tercatat buka ketika perintah penjualan dibuat, melainkan saat konsumen sudah membeli barang dagangan yang diperjualbelikan menggunakan sistem kredit (pembayaran di muka). Apabila pembayaran dilakukan saat barang dagangan diterima, maka piutang usahanya dicatat ketika perusahaan menerbitkan invoice kepada pihak konsumen. Jadi, Account Receivable dikarenakan kita menjual suatu barang atau jasa, berbeda dengan Account Payable yang terjadi dikarenakan kita membeli suatu barang atau jasa.

Di masa ini, perusahaan sering kali menerapkan sistem pembayaran secara kredit. Tujuannya yaitu supaya perusahaan dapat menjual banyak barang dagangan maupun jasa guna menghabiskan stok, sehingga tak ada barang yang tersisa dan perusahaan terhindar dari kerugian.

Hal yang Perlu Diketahui tentang Account Receivable

Jumlah uang yang terutang ke dalam bisnis dari pelanggan atau konsumen mereka untuk barang atau layanan yang diberikan adalah piutang. Piutang dicatat dalam neraca Anda sebagai aset lancar. Komponen inilah yang menyiratkan saldo akun jatuh tempo dari debitur dalam satu periode waktu tertentu. Jika memerlukan waktu lebih dari satu tahun untuk mengubah akun menjadi kas, maka piutang tersebut akan dicatat sebagai aset jangka panjang (wesel tagih) di neraca.

Berdasarkan akuntansi berbasis akrual, akun tersebut dikompensasikan dengan penyisihan piutang berisiko. Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan bahwa beberapa piutang tidak akan pernah tertagih. Dengan demikian, penyisihan ini merupakan estimasi jumlah kredit macet yang terkait dengan aset piutang.

Dari uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa pada dasarnya Account Receivable sebenarnya sudah sangat umum dalam bisnis. Hal ini sama dengan keberadaan Account Payable.

Kedua istilah tersebut merupakan istilah lain dari piutang usaha dan utang dagang yang berkaitan erat dengan dunia bisnis atau usaha. Perbedaannya adalah bahwa Account Receivable lebih mengarah kepada penagihan kewajiban pembayaran kepada pihak lain.

Jenis-jenis Piutang

Tidak jarang juga kita menemukan laporan keuangan yang tidak membedakan jenis-jenis piutang secara terpisah. Melainkan disebut menjadi hanya satu komponen yakni piutang saja. Rekening piutang (receivable) berasal dari hasil operasional normal dari suatu bisnis. Dengan demikian, dilihat dari jenis transaksi yang membentuk rekening piutang, secara garis besar receivable bisa dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Trade Receivable (Piutang Dagang)

Piutang dagang adalah klaim atau tagihan atas penyerahan barang/jasa kepada pihak lain. Piutang jenis ini termasuk paling current/liquid (lancar) diantara jenis piutang yang lainnya. Biasanya, piutang dagang dapat ditagih paling lama 90 hari dan tanpa bunga. Walaupun akhirnya dikenakan bunga karena pembayaran yang lewat dari jatuh tempo, akan tetapi pada dasarnya tetap bahwa piutang dagang itu tanpa bunga. Namun pada kenyataanya, tidak sedikit piutang dagang menjadi jenis piutang yang baru bisa ditagih setelah bertahun-tahun, atau tertagih hanya sebagian bahkan tidak tertagih sama sekali.

2. Non-trade Receivable (Piutang Non-Dagang)

Berbeda dengan piutang dagang, piutang non-dagang (non-trade receivable) adalah piutang yang berasal dari aktivitas perusahaan yang bukan berupa penyerahan barang/jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.

Ciri Account Receivable

a. Nilai Jatuh Tempo

Nilai jatuh tempo dapat diartikan sebagai jumlah nilai transaksi utama yang ditambah bunga. Biasanya, pembayaran yang memiliki jatuh tempo dalam kurun waktu tertentu akan menimbulkan bunga. Bunga ini tentu wajib dibayarkan oleh pihak terutang.

b. Tanggal Jatuh Tempo

Tanggal jatuh tempo adalah hari atau tanggal pembayaran yang telah ditentukan sesuai kesepakatan. Pada tanggal yang telah ditentukan ini, pihak penjual harus menagih tagihan yang wajib dibayar oleh pihak konsumen.

Apabila pihak konsumen terlambat dalam membayarnya, dengan kata lain konsumen membayar tidak sesuai tanggal jatuh tempo, maka biasanya pihak penjual akan menerapkan sistem denda sebagai konsekuensinya. Sehingga jumlah tagihan yang harus dibayarkan konsumen akan lebih besar dibandingkan jumlah tagihan saat jatuh tempo.

c. Umur Jatuh Tempo

Umur jatuh tempo dibagi menjadi dua jenis: umur jatuh tempo bulanan dan umur jatuh tempo harian. Piutang yang menggunakan sistem tempo bulanan, waktu jatuh tempo penagihan pembayarannya sama dengan tanggal terjadinya piutang pada bulan-bulan berikutnya. Misalnya, jika penagihan dilakukan pada tanggal 2 Juni, maka piutang selanjutnya akan ditagih pada 2 Juli, tanggal yang sama pada bulan-bulan berikutnya hingga utang tersebut lunas.

Peran Penting Account Receivable

Semakin banyak pelanggan maka suatu perusahaan dapat dikatakan semakin baik. Namun, jika beberapa dari mereka terlambat membayar kepada perusahaan, maka perusahaan tidak akan menerima keuntungan sama sekali. Dengan kata lain proses penjualan kepada mereka dapat merugikan bisnis Anda. Pembayaran terlambat dari pelanggan adalah faktor utama mengapa perusahaan mengalami masalah arus kas.

Salah satu cara terbaik untuk melacak keterlambatan pembayaran dari pelanggan adalah dengan menghitung rasio perputaran piutang. Account receivable turnover ratio atau rasio perputaran piutang adalah perhitungan keuangan sederhana yang menunjukkan cepat atau lambatnya pelanggan membayar tagihan mereka. Hal ini dapat dihitung dengan membagi total penjualan bersih dengan rata-rata piutang.

Penutup

Demikianlah artikel penjelasan dari kami mengenai seluk belum account receivable kali ini. Bagaimana pun, utang piutang dalam sebuah bisnis merupakan hal yang cukup umum dan wajar dilakukan. Namun Anda tetap harus melakukan pencatatan terhadap utang yang Anda berikan dan piutang yang sudah dibayar oleh klien.

Dengan begitu, arus kas bisnis Anda akan tetap berjalan dengan baik dan lancar. Anda pun tak perlu takut lagi soal kerugian karena berkurangnya aset yang dipinjamkan namun tidak dibayar atau dikembalikan oleh klien.

Nah, untuk memudahkan Anda dalam mengelola keuangan perusahaan agar kasnya tetap lancar. Gunakanlah Jojo Expense, aplikasi yang dapat membantu Anda dalam manajemen pengeluaran perusahaan dengan lebih efisien. Perangkat ini digadang-gadang dapat meningkatkan efektivitas kinerja manajemen pengeluaran perusahaan hingga 76 persen.

Selain itu, Jojo Expense juga dibekali ragam fitur yang cukup lengkap. Sebut saja mulai dari Capture Expense, Reimbursement Online, Cash Advance, Mobile Approval dan masih banyak lagi lainnya. Aplikasi ini juga dibekali teknologi canggih berupa Intelligence OCR dan Realtime Geotagging yang memungkinkan perusahaan dapat terhindar dari aksi penipuan keuangan. Menarik, bukan?

So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Jojo Expense dan permudah cara Anda dalam mengelola keuangan perusahaan sekarang juga!

Karni Fadhillah:

This website uses cookies.