X
    Categories: Bisnis

Wholesaling Vs Retailing, Apa Perbedaannya?

Dalam suatu bisnis, terdapat golongan tertentu. Salah satunya adalah penggolongan dalam sistem jual belinya dan sasaran pasarnya. Misalnya ada wholesaling dan retailing. Banyak yang membandingkan antara wholesaling vs retailing dan keduanya memiliki perbedaan yang mencolok dan cukup dapat diketahui dengan mudah. Baik dari sistemnya ataupun berapa modal yang harus dipersiapkan untuk mengadakan atau menjadi pelakunya.

Wholesaling vs Retailing: Apa itu Grosir?

Wholesaling atau yang lebih dikenal dengan istilah grosir merupakan kegiatan yang menjual produk dalam jumlah atau kuantitas yang besar ke pembeli non konsumen akhir. Tujuan dari dilakukan kegiatan ini adalah agar produk tersebut dijual kembali ataupun untuk pemakaian bisnis. Perusahaan yang mengerjakan wholesale adalah wholesaler atau distributor atau jobber.

Tidak semua distributor adalah pihak ketiga karena produsen bisa juga berperan sebagai distributor. Akan tetapi, apabila branch warehouse tersebut didirikan di tempat atau lokasi yang terpisah, bisa diklasifikasikan sebagai wholesaler.

Baik wholesaling vs retailing keduanya sama-sama memiliki peranan tersendiri. Seperti peranan wholesaling untuk produsen sebagai berikut ini:

  • Para produsen mikro yang sumber keuangannya terbatas dan tidak mampu untuk bisa mengembangkan organisasi atau usahanya lewat penjualan secara langsung.
  • Produsen yang bisa dikatakan sudah cukup mampu untuk lebih memilih menggunakan modal agar bisa memperluas produksi dibandingkan harus melakukan kegiatan penjualan untuk partai besar.
  • Pengecer bisa menjual lebih banyak produk yang diperoleh dari distributor sehingga konsumen bisa memilih produk sesuai dengan yang dibutuhkan.

Pembagian Wholeseller

Secara umum, wholesaler (grosir) ini dibagi menjadi 3 kelompok, antara lain yaitu:

Merchant Wholesaler

Perusahaan independen yang memiliki kepemilikan atas barang dagangan yang dijual dan kemudian melakukan hampir semua fungsi mendistribusikan. Jika dikelompokkan pada jumlah fungsinya, jenis wholesaler ini dibagi menjadi:

  • Full service wholesaler yang memberikan jasa penyimpanan, menjual secara kredit, punya armada penjual, mempunyai bantuan management dan mengirimkan data.
  • Service Wholesaler yang membawa produk yang terbatas dan kemudian menawarkan informasi serta jasa yang lebih banyak.

Broker dan Agen

Perantara ini memiliki fungsi untuk memudahkan suatu transaksi antara pembeli dan penjual. Perlunya perantara karena barang yang dijual tersebut bukanlah barang yang mereka miliki.

  • Kantor Pusat dan Kantor Produsen atau Kantor Cabang Ritel

Jenis wholesaler ini dimiliki sepenuhnya oleh produsen. Sehingga fungsinya adalah berkaitan dengan produsen itu sendiri.

Wholesaling vs Retailing: Apa itu Retail?

Menjual secara ecer atau retail adalah kegiatan menjual suatu produk per unit. Jika dibandingkan, harga wholesaling vs retailing, maka harga per buat atau per buah dari suatu produk dengan sistem ecer lebih mahal dibandingkan dengan wholesaling.

Ada 4 tipe pedagang eceran yang dibedakan berdasarkan pada volume penjualan, jajaran produk yang dikelola, kepemilikan dan caranya beroperasi. Jika berdasarkan pada volume penjualan, retail dibagi menjadi 2, yaitu:

  • Retail kecil yang pemiliknya bertanggung jawab penuh pada seluruh penjualan dan juga management. Umumnya orang yang memiliki bisnis retail kecil mempunyai penghasilan di bawah $500 per tahunnya.
  • Retail besar yang dikuasai organisasi besar misalnya department store, supermarket ataupun outlet dan online store.

Jika berdasarkan pada jajaran produk yang dikelola, retailing dibagi menjadi 2 yaitu general merchandise store yang merupakan pedagang eceran berbagai macam produk seperti supermarket dan limited line store. Limited line store merupakan pedagang eceran yang hanya menjual produk tertentu. Misalnya toko sepatu, toko baju, toko jam, dan lain sebagainya.

Sedangkan, berdasarkan pada bentuk kepemilikannya, retailing dibagi menjadi 4 yaitu:

  • Corporate chain store yang terdiri dari 2 toko eceran atau lebih yang dikelola dan dimiliki secara sentral.
  • Independent retailer yang merupakan pedagang eceran yang berdiri sendiri serta tidak tergantung pada suatu organisasi tertentu
  • Rantai sukarela dan asosiasi pengecer
  • Franchising adalah usaha eceran dari perjanjian kontrak antara pemilik dan pengguna hak merek.

Fungsi Retailing

Ada beberapa fungsi retail yang dapat Anda ketahui, antara lain yaitu:

  • Membeli dan menyimpan barang. Fungsi yang pertama yaitu retail membeli barang dari produsen dalam jumlah yang besar dan kemudian barang-barang tersebut disimpan dengan baik di suatu gudang atau tempat tertentu.
  • Target pemasaran dari retailer adalah memindahkan hak milik barang atau jasa kepada konsumen akhir.
  • Memberikan informasi dasar mengenai suatu barang. Karena retailer memang berhubungan secara langsung dengan konsumen akhir, maka berbagai informasi dasar mengenai suatu produk akan diberikan retailer ke konsumen akhir.
  • Mudah dijangkau. Perusahaan retail bisanya beroperasi di titik-titik lokasi yang dekat dengan para konsumennya sehingga lebih mudah untuk dijangkau.
  • Ada berbagai produk di pengecer, sehingga konsumen dapat lebih mudah memilih produk yang diinginkan atau dibutuhkan.
  • Mengubah produk ke bentuk yang lebih menarik. Hal ini juga akan meningkatkan keinginan beli para konsumen karena retailer telah mengubah barang dari bentuk awal, menjadi bentuk baru.
  • Ikut menangani berbagai keluhan dari konsumen. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa retail memang berhubungan langsung dengan konsumen akhir, sehingga keluhan konsumen dapat ditangani oleh retailer.
  • Pembayaran yang lebih mudah. Di beberapa situasi, retailer menyediakan berbagai sistem pembayaran sehingga para konsumen dapat memilihnya, dan tentu lebih memudahkan konsumen untuk membayarnya.

Tujuan Retailing

Selain fungsi, retailing juga memiliki tujuan tertentu antara lain sebagai berikut:

  • Menyediakan pilihan sehingga bisa sesuai dengan keinginan para konsumennya.
  • Memberikan penawaran baik suatu produk atau jasa dengan cakupan unit yang lebih kecil, sehingga lebih memungkinkan para konsumen untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhannya.
  • Tujuan yang selanjutnya yaitu dengan menyediakan pertukaran nilai tambah dari suatu produk atau bisa juga disebut dengan (ready exchange of value).
  • Tujuan yang keempat yaitu mengadakan transaksi dengan konsumen.
  • Berperan menjadi perantara antara distributor dan juga konsumen akhir.
  • Menghimpun berbagai jenis barang yang dibutuhkan oleh para konsumennya.
  • Sebagai tempat rujukan saat konsumen menginginkan atau membutuhkan barang.
  • Dan yang terakhir yaitu menjadi penentu eksistensi barang dari manufaktur pasar konsumennya.

Wholesaling vs Retailing: Jenis-Jenis Retailing

Ada cukup banyak jenis-jenis retailing. Antara lain sebagai berikut:

Berdasarkan Kepemilikannya

  • Independent Retail Firm. Suatu pengecer yang memang pengoperasiannya secara independen (tanpa adanya penggabungan). Contohnya: pasar inpres, warung, ruko, toko kelontong dan lain sebagainya.
  • Corporat Chain. Beberapa kelompok usaha yang memang saling terkait di dalam manajemen yang sama dan dimiliki oleh beberapa investor. Contohnya: pasar walayan dan department store.
  • Franchising atau Waralaba. Suatu sistem pemasaran yang dimana franchisor memberikan hak ke franchise untuk menjalankan usaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan Produk yang Dijual

Berdasarkan dari produk yang dijual, memang ada beberapa pembagian lagi, diantaranya sebagai berikut:

Product Retailing

  • Department Store, merupakan perusahaan pengecer dengan jumlah karyawan setidaknya 25 orang. Department store ini menjual berbagai pakaian dan juga peralatan rumah tangga.
  • Specialty Store, merupakan perusahaan pengecer yang hanya menjual jenis-jenis barang tertentu saja. Misalnya toko sepatu, toko baju. toko ponsel, toko komputer dan lainnya.
  • Catalog Showroom, yaitu pengecer yang hanya menjual produk lokal dan mematok harga yang rendah. Dan untuk area perbelanjaannya relatif kecil dan biasanya memang berdekatan dengan tempat pajangan dari ecerannya tersebut.
  • Food and Drug Retailer, sesuai dengan namanya yaitu pengecer yang menjual berbagai makanan beserta obat-obatan dengan jumlah yang besar namun dengan harga yang relatif rendah.

Service Retailing

  • Rented Goods Service, merupakan penyewaan produk-produk tertentu ke konsumen. Misalnya, mobil, motor, alat-alat pesta dan lain sebagainya.
  • Owned Goods Service, pengecer yang memang menjual jasa perawatan atau perbaikan untuk barang-barang tertentu. Misalnya, bengkel mobil, bengkel motor, service AC, service komputer dan lainnya.
  • Non Goods Service, menjual jasa perorangan yang tidak berbentuk fisik. Misalnya asisten rumah tangga, supir pribadi, baby sitter dan lainnya.

Berdasarkan Non Store Retailing

  • Telephone & Media Retailer, pengecer yang menggunakan telepon atau media periklanan lain dalam memasarkan produknya.
  • Mail Order, menawarkan produk melalui email.
  • Vending Machines, alat yang digunakan untuk menjual satu jenis produk. Misalnya di stasiun KRL terdapat vending machines yang menjual minuman.
  • Electronic Shopping, penjualan dengan memanfaatkan barang-barang elektronik dan jaringan internet yang ada.
  • Direct Selling, penjualan secara langsung yang dilakukan oleh pengecer.

Berdasarkan Strategi Penetapan Harga

Dan yang selanjutnya berdasarkan dari penetapan harga. Yaitu para retailer akan menawarkan berbagai produk yang mereka jual, tentunya dengan harga yang bervariasi dan harga pun mulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal. Meskipun harganya mahal, konsumen akan tetap membelinya karena keinginan atau bahkan kebutuhannya akan produk tersebut.

Meskipun jenis barangnya sama, tetapi setiap retailer bisa saja memberikan harga yang berbeda. Meskipun demikian, biasanya harga yang ditawarkan memang tidak jauh berbeda. Untuk harga dari produk barang atau jasa yang tinggi biasanya disertai dengan pelayanan khusus yang menarik dan memuaskan konsumen. Dan cara seperti ini umumnya diterapkan oleh Specialty dan Department Store. Jadi, tidak heran ya kalau barang sama namun harga lebih tinggi, karena pelayanan yang diberikan.

Tapi, meskipun demikian ada juga pengecer yang lebih memilih untuk menjual produk serupa tapi dengan harga yang lebih terjangkau. Ini dilakukan agar menarik minat beli orang-orang. Dan yang menerapkan metode pemasaran ini adalah Discount Store yang menjual berbagai barang tapi dengan harga yang lebih terjangkau. Dengan harga yang terjangkau, biasanya Discount Store memberikan layanan yang biasa saja untuk para konsumen atau pelanggan.

Jenis Retail Berdasarkan Lokasi

Dan yang terakhir ada jenis retail berdasarkan dari lokasinya. Antara lain sebagai berikut:

  • Yang pertama ini ada Strip Development atau bisa juga disebut dengan Mal Strip. Merupakan suatu layanan komersial yang memang dikembangkan, sehingga siapapun bisa memiliki akses untuk langsung ke area parkir ataupun jalan.
  • Downtown Central Business Districts, adalah berbagai pusat bisnis ataupun komersial yang ada di suatu kota tertentu. Kenapa kota tertentu? Karena biasanya hanya ada di kota-kota besar, dan kota tersebut sangat identik dengan “kawasan finansial” atau “distrik keuangan”.
  • Dan juga Shopping Center atau pusat perbelanjaan yang merupakan suatu tempat dengan fungsi untuk perdagangan eceran ataupun retail yang lokasinya menjadi komplek atau suatu bangunan.

Fungsi Wholesaling vs Retailing untuk Kegiatan Distributor

Tentunya wholesaling vs retailing ini juga memiliki fungsi yang berbeda. Untuk kegiatan distributor sendiri, ada beberapa fungsi yang diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Selling and Promoting, dimana distributor menyediakan wiraniaga untuk produsen agar bisa mencapai ataupun memenuhi kebutuhan pelanggan dengan biaya yang rendah.
  • Buying and Assortment, building yang bisa membeli beragam jenis produk sesuai dengan permintaan atau apa yang dibutuhkan oleh pelanggan.
  • Bulk breaking, dimana pedagang grosir membeli barang dalam jumlah yang besar kemudian memecahnya menjadi unit yang lebih kecil sehingga bisa dibeli oleh pedagang eceran.
  • Warehousing, wholesaler menyimpan persediaan untuk mengurangi biaya persediaan dan juga resiko pemasok dan pelanggan.

Perbedaan Wholesaling vs Retailing dari Metode Operasi

Sedangkan jika dilihat dari metode operasinya, termasuk yang membedakan antara wholesaling vs retailing, dibedakan menjadi 4 yaitu:

  • Full service retailing yang memberikan pelayanan sepenuhnya terhadap konsumen misalnya butik.
  • Supermarket retailing yang menyediakan jenis barang berdasarkan pada jenis produk masing-masing sehingga orang yang membelinya juga bisa memilih sesuai dengan kebutuhannya.
  • Discount retailing menawarkan produk dengan harga yang lebih murah dengan pelayanan yang lebih sedikit sehingga keuntungan juga sedikit.
  • Non store retailing merupakan pengecer yang menawarkan produk langsung ke konsumen tanpa harus menggunakan toko.

Lalu Apa Bedanya Wholesaling dengan Retailing?

Jika dirangkum, wholesaling vs retailing memiliki perbedaan yang mencolok. Beberapa perbedaan tersebut yaitu:

Harga

Harga yang dijual oleh pedagang grosir lebih murah dibandingkan dengan pedagang eceran. Ini disebabkan karena distributor membeli langsung ke produsen sehingga harga yang dibeli adalah harga asli yang diberi oleh produsen.

Sedangkan pengecer membelinya dari grosir yang harganya sudah diakumulasikan atau dihitung dengan biaya lain seperti biaya pengiriman dan keuntungan yang diambil oleh pedagang grosir.

Sistemnya

Perbedaan mendasar wholesaling vs retailing adalah sistem jual belinya. Jika pedagang grosir membeli langsung dari produsen dalam jumlah yang banyak maka retailing membeli dari pedagang grosir dan jumlahnya pun tidak terlalu banyak. sehingga berpengaruh pada harga jual dari produk eceran.

Hubungan

Pedagang grosir memiliki kaitan langsung dengan produsen. Ini disebabkan karena tidak hanya sebagai pembeli namun wholesaler juga bisa bertindak sebagai distributor. Sedangkan pengecer tidak memiliki kontak secara langsung dengan produsen.

Kuantitas dan Kualitas

Pedagang grosir harus membeli produk dalam jumlah yang besar sehingga jikapun ada produk yang kualitasnya kurang bagus, tidak bisa memilih dan membuangnya. Sebaiknya penjual barang secara eceran bisa memilih produk yang berkualitas dan jumlah produk yang dibeli tidak terlalu banyak.

Itulah perbedaan antara wholesaling vs retailing yang harus Anda ketahui. Agar lebih mudah untuk pencatatan keuangan misalnya untuk pengajuan pembelian barang baik yang jumlahnya besar atau tidak, akan lebih mudah dengan JojoExpense.

Manfaatkan JojoExpense untuk Wholesaling vs Retailing

Aplikasi JojoExpense memiliki mobile approval yang memungkinkan Anda untuk dapat menyetujui pengajuan dana dimana saja dan tentunya kapan saja. Ada pula capture expense yang mempermudah Anda dalam mengolah data dari catatan data yang diunggah, serta budget controlling. Dengan fitur tersebut, Anda akan lebih mudah untuk mengontrol keuangan perusahaan.

Jadi, untuk lebih mudah mengatur keuangan Anda, gunakan saja JojoExpnese. Coba dulu versi gratisnya di JojoExpense dan bandingkan hasilnya. Yuk pakai aplikasi expense management dari Jojonomic sekarang dan dapatkan gratis demo selama 14 hari!

Danti Wibowo:

This website uses cookies.