Dengan kekayaan bersih US$16,5 miliar, taipan perbankan Robert Budi Hartono dan Michael Hartono, pemilik Bank Central Asia dan Grup Djarum, adalah orang Indonesia terkaya, menurut daftar orang kaya terbaru Forbes Indonesia untuk Daftar 50 Orang Terkaya Di Indonesia.
Taipan tembakau Susilo Wonowidjojo naik ke posisi No 2 dari No 4 tahun lalu, kepala konglomerat Anthoni Salim, yang menjalankan Salim Group, tetap di No 3.
Membuat penampilan dalam daftar untuk pertama kalinya di 50 besar adalah:
- Purnomo Prawiro dari grup Blue Bird, yang berada di urutan 25 dengan $1,3 miliar.
- Husodo Angkosubroto dari konglomerat Gunung Sewu Group, yang berada di urutan ke-23 dengan $1,45 miliar.
- Baron kayu Abdul Rasyid, yang berada di nomor 41 dengan $805 juta.
- Pengusaha jamu, Irwan Hidayat, berada di urutan 44 dengan $660 juta.
Miliarder termuda di Indonesia adalah Ciliandra Fangiono yang berusia 38 tahun, yang berada di urutan 22 dalam daftar dengan $1,5 miliar.
Miliarder wanita terkaya di Indonesia adalah Kartini Muljadi yang berusia 84 tahun, yang berada di urutan 29 dalam daftar dengan $1,1 miliar.
Per Desember, secara kolektif, 50 orang terkaya di Indonesia bernilai $102 miliar, naik dari $95 miliar tahun lalu.
Daftar 50 Orang Terkaya Di Indonesia Tahun Adalah:
1) Budi & Michael Hartono; US$16,5 miliar
Hartono diketahui mewarisi perusahaan rokok Djarum puluhan tahun lalu, namun kemudian mengepakkan sayap bisnisnya dengan membeli saham BCA pada masa krisis 1997-1998.
Tahun ini, mereka berhasil meningkatkan kepemilikan saham BCA ke level menjadi 55% dari 47%. Keduanya juga punya kepemilikan di perusahaan Razer, produsen game dari Singapura yang terdaftar di bursa Hong Kong
Dengan begitu, Budi dan Michael Hartono menjadi orang terkaya di Indonesia selama 9 tahun berturut-turut.
2) Susilo Wonowidjojo; US$8 miliar
Salah satu dari mereka yang berhasil adalah sosok Susilo Wonowidjojo. Dilansir dari tirto.id, dirinya merupakan pemilik pabrik rokok PT. Gudang Garam Tbk yang dinobatkan sebagai orang terkaya nomer dua di Indonesia.
Semua keberhasilan yang telah diraih, bukannya datang tanpa usaha. Sedari muda, Susilo telah berkecimpung di industri rokok yang diwariskan oleh keluarganya. Sebagai seorang anak dari perantauan China yang datang ke Indonesia, kerja kerja kerasnya dalam membesarkan bisnis keluarganya sangat menarik dan inspiratif.
3) Antoni Salim; US$5,9 miliar
Anthony adalah Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Selain Indomie, PT Indofood Sukses Makmur juga punya produk lain, seperti Supermi, Sarimi, susu Indomilk, tepung terigu Bogasari Segitiga Biru, Kunci Biru, dan Cakra Kembar, minyak goreng Bimoli dan mentega Simas Palmia.
4) Eka Tjipta Widjaja; US$5,8 miliar
Bisnisnya semakin berkembang, pada 1976, ia mendirikan PT Tjiwi Kimia yang bergerak di bidang bahan kimia. Pada 1980-1981, ia membeli sebidang perkebunan kelapa sawit dengan luas lahan 10 ribu hektar, mesin, serta pabrik berkapasitas 60 ribu ton di Riau serta perkebunan dan pabrik teh seluas 1.000 hektar berkapasitas 20 ribu ton.
5) Sri Prakash Lohia; US$4,4 miliar
Awalnya, perusahaannya hanya memproduksi benang sintetis, tapi kemudian dia dan saudara laki-lakinya, Anil Prakash, mulai memperluas produk-produk mereka seperti serat poliester dan PET (poliester tingkat botol). Setelah itu pada tahun 1995, perusahaannya juga memproduksi produk-produk resin, dan keuntungannya mulai mengalir dalam jumlah yang sangat signifikan.
Dari satu perusahaan, bisnis Sri Prakash kemudian diperluas ke Indorama Shebin, ISIN Lanka, dan Indorama IPLIK; seluruh perusahaan tersebut memproduksi produk-produk yang berkaitan dengan serat sintetis seperti polipropilen, resin PET, polietilen, dan sejenisnya. Kemudian, dia pun mendirikan Medisa Technologies yang membuat sarung tangan medis.
6) Chairul Tanjung; US$4,3 miliar
Ia berhasil mengumpulkan kekayaannya hingga mencapai US$4,8 miliar atau setara Rp67,4 triliun. Pundi-pundi kekayaanya ini diperoleh dari grup perusahaan-perusahaannya yang tergabung di bawah bendera CT Corps. Sukses di dunia bisnis membawanya ke dunia politik. Ia ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Menteri Koordinator Ekonomi di masa jabatannya berakhir.
7) Boenjamin Setiawan; US$3,5 miliar
Boenjamin Setiawan atau yang akrab dipanggil dr. Boen ini merambah dunia usaha dengan menjadi seorang pengusaha di bidang farmasi atau obat-obatan.
Dirinya dikenal sebagai pendiri dari PT. Kabel Farma, sebuah perusahaan farmasi terkemuka di Tanah air. Sejak masih muda, dr Boen sudah mendulang banyak pengalaman soal bisnis.
8) Mochtar Riady; US$2,7 miliar
Pendiri Grup Lippo Mochtar Riady memiliki peran besar di balik kelahiran dan kesuksesan OVO sebagai salah satu dompet digital tanah air.
9) Peter Sondakh; US$2,3 miliar
Peter Sondakh dikenal sebagai pebisnis ulung dan piawai dalam menggunakan koneksi tingkat tinggi. Bersama Bambang Trihatmodjo, Grup Rajawali ikut membangun Plaza Indonesia bersama PT Bimantara. Rajawali juga merambah sektor telekomunikasi dengan mendirikan Excelcomindo Pratama, yang dioperasikan sejak 1996 dan kemudian dijual ke Telekom Malaysia.
10)Sukanto Tanoto; US$2,11 miliar
pada 25 Desember 1949 ini mengawali karier bisnis sebagai kontraktor/supplier suku cadang pada tahun 1967. Setelah mencapai sukses, dia kemudian beralih ke industri sumber daya alam lainnya, seperti kelapa sawit, kehutanan, pulp dan kertas, serta pembangkit tenaga listrik.
Sekarang RGE telah menjelma menjadi grup global dengan total aset lebih dari 20 miliar dolar AS, mempekerjakan 60 ribu orang, beroperasi di Indonesia, Tiongkok, dan Brasil, serta memiliki kantor penjualan di mancanegara.
11)Tahir; US$2,1 miliar
12)Bachtiar Karim; US$2 miliar
13)Putera Sampoerna & keluarga; US$1,9 miliar
14)Theodore Rachmat; US$1,9 miliar
15)Murdaya Poo; US$1,7 miliar
16)Kusnan & Rusdi Kirana; US$1,7 miliar
17)Eka Tjandranegara; US$1,7 miliar
18)Martua Sitorus; US$1,7 miliar
19)Eddy Katuari & keluarga; US$1,7 miliar
20)Kuncoro Wibowo & keluarga; US$1,6 miliar
21)Ciputra & keluarga ; US$1,5 miliar
22)Ciliandra Fangiono & keluarga; US$1,5 miliar
23)Husodo Angkosubroto & keluarga; US$1,5 miliar
24)Hary Tanoesoedibjo; US$1,4 miliar
25)Purnomo Prawiro; US$1,3 miliar
26)Edwin Soeryadjaya; US$1,3 miliar
27)Djoko Susanto; US$1,3 miliar
28)Achmad Hamami & keluarga; US$1,2 miliar
29)Kartini Muljadi & keluarga; US$1,1 miliar
30)Tuck Kwong Rendah; US$1,1 miliar
31)Husain Djojonegoro & keluarga; US$1 miliar
32)Benny Subianto; US$1 miliar
33)Harjo Sutanto; US$950 juta
34)Alexander Tedja; US$935 juta
35)Soegiarto Adikoesoemo; US$930 juta
36)Aksa Mahmud; US$860 juta
37)Garibaldi Thohir; US$855 juta
38)Sjamsul Nursalim; US$830 juta
39)Hasyim Djojohadikusumo; US$825 juta
40)Eddy Kusnadi Sariaatmadja; US$820 juta
41)Rasyid Abdul; US$805 juta
42)Lim Hariyanto Wijaya Sarwono; US$800 juta
43)Arifin Panigoro; US$680 juta
44)Irwan Hidayat; US$660 juta
45)Sudhamek; US$655 juta
46)Raja Ning; US$650 juta
47)Jogi Hendra Atmadja; US$630 juta
48)Prajogo Pangestu; US$570 juta
49)Santosa Handojo; US$555 juta
50)Trihatma Haliman; US$500 juta
Dengan adanya kemungkinan kerusakan dokumen karyawan yang berada dalm perushaan. Seperti yang dijelaskan diatas dimana karyawan bisa saja melakukan tuntukan kepada perusahaan jika Ijazahnya mengalami kerusakan. Sehingga perusahaan perlu menyimpan dan memastikan dokumen tersebut dengan baik dan benar. Solusi terbaik untuk menghindari hal ini adalah dengan menggunakan aplikasi JojoTimes. Aplikasi ini dilengkapi berbagai fitur yang mampu meningkatkan performa perusahaan. Seperti contohnya fitur Mobile Leave Request and Approval, Secured Cloud Based Storage, maupun Import and Export Employee Data.
Dengan aplikasi ini akan mempermudah perusahaan menyimpan dan mengatur data-data karyawan. Dimana akses terhadap data-data tersebut dapat dicek kapan dan dimana saja. Sehingga perusahaan kinera akan lebih efektif, efisien dan rapi.