Manajemen Konflik dan Strategi Penerapannya yang Tepat

Manajemen Konflik

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, konflik menjadi salah satu hal atau risiko yang tak pernah bisa dihindari. Selalu akan ada orang-orang yang memiliki konflik dengan satu sama lain. Hal ini biasanya dipicu oleh faktor persaingan yang ada dalam perusahaan tersebut. Jika tidak segera diatasi, konflik ini dapat menjadi salah satu pemicu kehancuran dari organisasi atau bisnis tersebut.

Maka dari itu, di dalam dunia bisnis terdapat satu istilah yang disebut dengan manajemen konflik. Apa itu manajemen konflik? Seberapa penting perannya dalam operasional sebuah perusahaan? Dan apa saja strategi yang tepat untuk menerapkannya? 

Pada artikel berikut ini, Jojonomic akan mengajak Anda untuk mengenal lebih jauh mengenai istilah manajemen konflik dan strategi penerapannya yang tepat untuk dilakukan.

Apa itu Manajemen Konflik?

Definisi Manajemen Konflik

Dimulai dari pemahaman pada kata ‘manajemen’ terlebih dahulu. Secara umum, manajemen merupakan sebuah kata yang merujuk pada aktivitas pengelolaan sumber daya yang efektif untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. 

Dalam hal ini, jika manajemen yang dimaksud adalah istilah pada dunia bisnis maka ia dapat diartikan sebagai pengelolaan seluruh sumber daya yang ada di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan atau target dari operasionalnya.

Sedangkan konflik sendiri merupakan sebuah perselisihan yang terjadi antara dua belah pihak atau lebih. Di dalam operasional sebuah usaha, konflik seringkali terjadi antar karyawan yang bertujuan untuk saling menyingkirkan satu sama lain atau memperlihatkan diri bahwa mereka adalah yang terbaik. Hal ini perlu dihindari agar operasional perusahaan dapat berjalan secara optimal dan memberikan hasil yang maksimal.

Maka jika diartikan, manajemen konflik merupakan sebuah cara atau langkah yang dilakukan untuk mengelola sebuah permasalahan maupun pertentangan dalam organisasi agar mereda antara kedua belah pihak. Manajemen konflik ini akan menyediakan ruang khusus untuk mempertemukan antara pihak yang saling berselisih. Untuk kemudian menyelesaikannya dengan kepala dingin dan mencari titik tengah solusi dari permasalahan tersebut.

Tipe Manajemen Konflik yang Perlu Anda Ketahui

Tipe Manajemen Konflik

Menurut Dawn M. Baskerville, terdapat setidaknya 6 tipe manajemen konflik yang perlu Anda ketahui. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Accommodating (Akomodatif)

Tipe yang satu ini merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menengahi permasalahan yang ada antar karyawannya dengan cara mengumpulkan pendapat dari seluruh pihak yang terlibat. Dimulai dengan melakukan musyawarah hingga terjadi penyelesaian masalah yang biasanya akan menguntungkan salah satu pihak saja.

Dalam hal ini, salah satu pihak harus rela mengorbankan kepentingan individunya untuk mengalah dan menyudahi konflik yang terjadi. Tujuannya tentu untuk mempertahankan hubungan atau relasi antara pihak yang terkait.

2. Avoiding (Menghindar)

Avoiding atau menghindar adalah tipe manajemen konflik di mana salah satu pihak memilih untuk menunda pembahasan konflik yang terjadi. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar masalah tersebut dapat segera dilupakan atau hilang dengan sendirinya. Biasanya, cara ini dilakukan untuk mengatasi permasalah yang tidak terlalu besar.

Namun demikian, tidak semua konflik harus diselesaikan dengan cara menghindar. Karena beberapa di antaranya juga harus segera diselesaikan mengingat dapat mempengaruhi produktivitas kinerja setiap orang.

3. Compromising (Kompromi)

Berikutnya ada compromising yang merupakan metode atau cara pemecahan masalah dengan memperhatikan kepentingan bersama. Pendapat dari semua pihak yang terlibat harus dipertimbangkan dan dicari jalan tengahnya untuk kemudian dicari solusi yang terbaik dan paling adil.

Setiap pihak yang terlibat dalam konflik harus mau menurunkan egonya dan mengalah untuk menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan bagi keduanya. 

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

4. Collaborating (Kolaborasi)

Selanjutnya adalah kolaborasi yang juga bisa dijadikan solusi untuk mengatasi konflik internal dalam sebuah perusahaan. Tipe ini berfokus pada pemberian solusi yang menguntungkan bagi pihak yang terlibat. Seluruh pihak tersebut akan diminta untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan perusahaan dengan tetap memperhatikan kepentingan dari individu maupun kepentingan bersama.

Metode ini cocok diterapkan bagi Anda yang menginginkan kekompakan dalam kerja sama di sebuah bisnis. Dalam prakteknya, tipe ini memungkinkan seluruh orang yang terlibat dapat menyampaikan pendapatnya masing-masing dan mempertimbangkan statement satu sama lain. Dengan memahami opini yang disampaikan dan mau menurunkan ego bersama, pencarian solusi dapat dilakukan dengan mudah dan menguntungkan seluruh pihak yang terlibat.

5. Competing (Bersaing)

Berikutnya ada competing atau metode manajemen konflik dengan cara bersaing. Dalam metode ini, salah satu pihak akan mengambil sikap tegas untuk menghadapi pertentangan yang terjadi dengan menolak pendapat atau perspektif pihak lain. Terlebih jika perspektif dari pihak lain tersebut memang sudah terbukti salah dan kurang tepat untuk diaplikasikan.

Pihak yang merasa dirinya benar akan terus memaksakan pendapat dari sudut pandangnya sampai mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkannya. Cara ini biasanya digunakan pada saat seseorang memperjuangkan hak atau keadilan dalam organisasi. Karena seperti yang kita tahu, kesejahteraan sepatutnya menjadi komponen terpenting yang harus diperhatikan oleh para pelaku bisnis maupun karyawan yang berada di tingkat senior. 

Sayangnya, risiko dari menggunakan cara ini adalah dapat membuat hubungan atau relasi antar pihak yang terlibat menjadi tidak harmonis atau canggung. Sebab, bagaimana pun tetap ada pihak yang dirugikan karena pendapatnya harus dipatahkan.

6. Conglomeration (Campuran)

Terakhir ada tipe manajemen konflik yang dilakukan dengan menggabungkan seluruh komponen di atas. Cara yang satu ini terbilang cukup tricky atau rumit. Karena membutuhkan banyak tenaga, waktu serta pikiran untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Strategi Manajemen Konflik yang Bisa Dilakukan

Strategi Manajemen Konflik

Setelah mengetahui beberapa tipe manajemen konflik di atas, selanjutnya Anda juga harus mengetahui strategi dalam manajemen konflik yang bisa Anda lakukan. Pihak penengah atau yang tidak memiliki kaitannya dengan konflik tersebut harus bisa memberikan solusi terbaik dan alasan yang rasional. Jangan sampai dipengaruhi oleh masalah personal sehingga membuatnya tidak objektif dalam melihat permasalahan. Berikut adalah langkah-langkah strategi menghadapi konflik yang bisa Anda lakukan:

1. Kenali permasalahan di awal

Sebagai pimpinan perusahaan yang baik, penting bagi Anda untuk membantu menyelesaikan pertikaian yang terjadi antar karyawan. Galilah informasi dari pegawai yang lain mengenai konflik apa yang sebenarnya terjadi. 

Cari tahu juga informasi mengenai awal mulanya dari berbagai pihak yang menjadi saksi atau justru malah terlibat dalam konflik tersebut. Hal ini bertujuan untuk Anda melihat dari berbagai macam perspektif sehingga bisa menentukan keputusan yang lebih bijak.

2. Cari solusi yang paling tepat untuk memecahkan masalahnya

Setelah Anda berhasil mendapatkan seluruh informasi mengenai konflik yang terjadi tersebut. Selanjutnya, Anda juga harus menentukan solusi terbaik yang bisa diambil untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Lagi-lagi, dalam hal ini Anda harus melihatnya secara rasional dan objektif. Jangan sampai masalah personal atau sifat ketidakdewasaan Anda menguasai dan justru memberikan solusi yang kurang tepat dan berat sebelah.

3. Pertimbangkan solusi tersebut secara matang

Setelah Anda mendapatkan solusi yang sekiranya tidak berat sebelah. Sebagai seorang pihak penengah, Anda harus menyampaikan solusi tersebut pihak yang terlibat dalam konflik. Utarakan seluruh solusi yang ada dengan detail agar tidak terjadi salah paham dalam pemecahan masalahnya.

4. Implementasi solusi permasalahan

Jika solusi yang diberikan sudah sesuai dengan perspektif masing-masing pihak terkait dan tidak ada yang dirugikan. Langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan setiap solusi yang sudah disepakati sebelumnya.

5. Lakukan evaluasi

Anda yang berperan sebagai pihak penengah harus melakukan pemantauan atau peninjauan secara berkala mengenai solusi tersebut. Apakah sudah benar-benar diterapkan atau malah sebaliknya? Hal ini bertujuan agar masalah yang sama tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Manajemen Konflik Internal

Tentu saja dalam sebuah perusahaan, konflik yang terjadi secara garis besar ada dua, yaitu konflik dalam perusahaan sendiri atau internal, dan konflik dengan pelanggan maupun perusahaan lain atau eksternal. Ada baiknya memahami bagaimana mengatasi hal tersebut untuk mendapatkan penyelesaian yang optimal. Terlebih dahulu, berikut ini beberapa tips manajemen konflik internal yang dapat dilakukan sebuah perusahaan untuk dapat berkembang lebih baik.

Internal Meeting Berkala

Salah satu hal yang sering kali dilakukan untuk membantu mengatasi konflik yang terjadi dalam internal perusahaan yaitu dengan jalan mengadakan pertemuan secara berkala. Entah mingguan atau bulanan untuk membahas banyak hal termasuk potensi konflik yang terjadi. Dengan demikian maka perusahaan dapat lebih mudah untuk mengetahui apa yang tengah terjadi di dalam internal perusahaan lalu mencari cara terbaik untuk mendiskusikan serta memberikan jalan keluarnya. Melalui pertemuan ini maka seluruh konflik diharapkan dapat diketahui sejak awal dan dapat diselesaikan dengan baik.

Team Building

Langkah berikutnya yang juga merupakan salah satu strategi manajemen konflik yang cukup umum dilakukan perusahaan secara internal yaitu dengan jalan mengadakan team building. Biasanya acara ini diadakan dalam rangka untuk saling mengeratkan hubungan antar karyawan dan menghindari potensi konflik yang rawan terjadi. Baik antara atasan dan bawahan maupun dengan sesame pekerja. Melalui adanya acara seperti ini maka dapat meningkatkan kerja sama tim yang baik sehingga konflik dapat dihindari semaksimal mungkin.

Manajemen Konflik Eksternal Dengan Pelanggan

Berikutnya sangat perlu juga memahami apa saja potenti konflik yang dapat terjadi dengan konsumen. Maka dari itu dibutuhkan strategi yang tepat untuk mengatasi manajemen konflik dari pihak eksternal tersebut. Secara garis besar seperti yang disebutkan di atas, mengatasi dan strategi manajemen konflik bisa saja bervariasi. Namun belum tentu setiap strategi di atas cocok untuk mengatasi hal-hal yang dialami dengan pelanggan. Supaya lebih jelas dan tepat sasaran, berikut ini langkah manajemen konflik eksternal dengan pelanggan yang dapat dilakukan.

Layanan Pelanggan

Bila menemukan masalah atau konflik dengan pelanggan, maka cara yang paling mudah untuk menyelesaikan hal tersebut yaitu dengan jalan memberikan layanan pelanggan. Dengan adanya layanan tersebut maka akan cukup mudah untuk pelanggan memberikan keluhan dan mencari jalan keluar untuk permasalahan yang sedang dihadapi. Maka dari itu tidak ada salahnya jika memberikan banyak cara untuk membantu layanan pelanggan yang optimal. Entah melalui telepon, chat, email, maupun alternatif lainnya.

Pemberian Garansi

Konflik yang dialami pelanggan juga bisa dengan mudah diatasi melalui pemberian garansi para produk yang dipasarkan. Sehingga dengan adanya sistem garansi tersebut, jika pelanggan merasa kecewa atau tidak puas maka dapat segera menggunakan layanan yang satu ini. Setidaknya dengan pemberian garansi produk, sebagian dari permasalahan dan resiko konflik yang mungkin terjadi bisa diatasi sejak dini oleh perusahaan. Sehingga kepercayaan pelanggan meningkat dan resiko konflik juga menurun.

Manajemen Konflik Eksternal Dengan Kompetitor

Tidak hanya dalam mengahadapi pelanggan saja, tetapi konflik juga bisa terjadi dengan perusahaan kompetitor akibat persaingan bisnis. Maka dari itu, lakukan beberapa poin berikut ini untuk mengatasi konflik eksternal yang terjadi akibat adanya persaingan bisnis atau kompetitor

Strategi Marketing

Terapkan strategi marketing melalui promosi yang tepat. Sehingga tercipta persaingan bisnis yang kuat dan mampu menghindari resiko dengan pesaing atau perusahaan lain. Sebisa mungkin gunakan strategi marketing yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasar. Sehingga dengan demikain perusahaan tetap maju serta produk yang dihasilkan tetap mendapatkan kepercayaan pelanggan meskipun ada banyak pesaing lain di pasaran.

Persaingan Sehat

Hal lain yang harus dilakukan untuk menghindari konflik dengan perusahaan lain terutama perusahaan pesaing yaitu melakukan persaingan bisnis yang sehat. Hindari menjatuhkan perusahaan lain dan berusahalah untuk secara inovatif dan kreatif menyusun langkah promosi produk yang tepat sasaran. Hindari meniru produk perusahaan lain dan ciptakan inovasi yang unik sehingga menghindari konflik akibat persaingan yang kurang sehat tadi. Dengan demikian maka konflik dengan perusahaan pesaing akan jauh lebih minim dan masing-masing tetap dapat menjalankan bisnisnya secara optimal.

Manfaat Manajemen Konflik Pada Perusahaan

Tentunya dengan menerapkan berbagai manajemen konflik di atas, mulai dari mencari strategi yang tepat, hingga melakukan aplikasi yang sesuai untuk permasalahan internal dan eksternal, maka ada banyak manfaat yang bisa didapatkan. Sebagai gambaran, berikut ini beberapa manfaat penting yang bisa diperoleh dari adanya manajemen konflik yang maksimal pada sebuah perusahaan.

Mengembangkan Kompetensi

Dengan adanya manajemen konflik yang tepat, maka secara tidak langsung hal ini mengarah pada pengembangan kompetensi yang lebih maksimal. Sehingga setiap individu yang terlibat di dalam perusaahaan mampu mengembangkan dirinya lebih baik untuk meraih tujuan dan target perusahaan yang diterapkan. Sehingga otomatis setiap karyawan memiliki kemampuan yang sama baiknya dan makin berkembang untuk mendukung perusahaan secara lebih maksimal.

Memperluas Pasar

Manfaat lain yang bisa diperoleh yaitu dapat membantu untuk memperluas pasar dengan cara yang baik dan tepat. Adanya persaingan dengan kompetitor lain serta upaya untuk menghindari komplain pelanggan otomatis membuat perusahaan mengupayakan hal yang lebih baik. Seperti yang diberikan di atas, melalui layanan pelanggan dan garansi yang memuaskan. Dengan demikian maka akan semakin banyak pelanggan yang percaya dan tertarik membeli atau menggunakan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan layanan yang optimal dan konflik yang minim, otomatis hal ini mampu memberikan kepercayaan lebih dan membuat makin banyak pelanggan baru yang tertarik dan berubah menjadi pelanggan tetap yang konsisten. Sehingga pasar makin dikenal luas dan usaha juga makin berkembang.

Mengevaluasi Sistem

Manajemen konflik baik dalam sisi internal maupun eksternal mampu mendorong perusahaan untuk melakukan evaluasi terhadap sistem yang lebih optimal. Dengan adanya konflik maka perusahaan akan mencari akar masalah dan kemudian mencari jalan keluar yang tepat. Sehingga melalui hal ini pula seluruh sistem dengan kinerja yang kurang baik juga dapat ditingkatkan dan menghindari resiko terjadinya kelemahan pada sistem yang dibangun oleh perusahaan.

Meningkatkan Kinerja

Manfaat berikutnya yaitu untuk meningkatkan kinerja di dalam perusahaan itu sendiri. Minimnya konflik akan membuat suasan kerja jauh lebih menyenangkan. Sehingga dengan demikian semangat kerja karyawan tentu juga akan lebih baik dan lebih meningkat. Oleh sebab itu melalui strategi manajemen konflik yang tepat, maka hubungan antar karyawan akan lebih optimal dan secara tidak langsung terjaga tetap baik. Entah itu hubungan sesame karyawan, maupun hubungan antara atasan dan bawahan. Akan tercipta lingkungan kerja yang lebih kondusif.

Mempermudah Meraih Visi Dan Misi

Dengan meningkatkan kinerja, maka hal ini akan memberikan keuntungan dalam meraih visi dan misi perusahaan sepenuhnya. Dengan kerja sama yang dihasilkan, otomatis visi dan misi perusahaan dapat tercapai dan target yang diterapkan juga bisa dipenuhi dengan baik. Sehingga perusahaan berkembang makin baik dan mengalami peningkatan pendapatan.

Kesimpulan

Nah, itulah tadi sekilas informasi mengenai definisi manajemen konflik, tipe sekaligus strategi cara menghadapinya. Setiap pemimpin dalam perusahaan harus aktif dalam menjaga hubungan harmonis antar karyawan. Bantulah mereka setiap kali terlibat konflik antar satu sama lain agar tidak mempengaruhi situasi kerja karyawan yang lain.

Selain hubungan internal antar karyawan yang perlu diperhatikan. Sebagai pelaku usaha Anda juga harus memperhatikan kesejahteraan mereka dari waktu ke waktu. Karena konflik ini tidak hanya bisa terjadi sesama karyawan saja. Namun bisa juga antara karyawan dengan perusahaan.

Salah satu cara terbaik untuk mensejahterakan mereka adalah dengan melakukan distribusi gaji secara tepat waktu. Anda bisa menggunakan aplikasi JojoPayroll untuk membantu memudahkan sistem penggajian dalam perusahaan Anda. 

Lewat aplikasi ini seluruh aktivitas payroll dapat dilakukan secara otomatis. Mulai dari perhitungan gaji, pembuatan slip gaji, laporan absensi hingga kalkulasi BPJS atau pph 21. Menarik, bukan?

Anda pun bisa menjadwalkan penggajian sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan perusahaan. Dengan demikian, distribusi gaji yang lambat tak lagi jadi kendala dan karyawan Anda pun akan semakin sejahtera. 

So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan JojoPayroll dan permudah cara Anda dalam mendistribusikan gaji karyawan.