Rehabilitasi adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan, memulihkan nama baik, atau membentuk hak yang telah hilang. Di dalam dunia hukum, rehabilitasi berdasarkan pada keputusan hakim yang menyatakan, bahwa individu yang bersangkutan telah bersalah, tetapi yang dilakukannya tidak seberat perkiraan sebelumnya. Bahkan, bisa dikatakan individu tersebut tidak melakukan kesalahan dalam bentuk apapun.
Diketahui, tujuan utama dari rehabilitasi adalah untuk mengembalikan nilai serta citra kehormatan diri pada individu supaya bisa diterima kembali di tengah masyarakat dan tidak mengulanginya.
Penggolongan rehabilitasi adalah
Berdasarkan definisi yang telah dijabarkan di atas, rehabilitasi digolongkan menjadi tiga, di antaranya sebagai berikut:
Rehabilitasi fisik
Rehabilitasi fisik artinya melatih, menyembuhkan, dan mengembalikan kondisi tubuh seseorang yang telah mengalami kerusakan pada kondisi semula. Misalnya, seseorang dengan kesehatan fisik yang baik bisa berubah drastis menjadi kurus atau mengalami kerusakan pada organ tubuh tertentu. Salah satu penyebab dari kondisi yang demikian adalah penyalahgunaan obat-obatan terlarang atau narkotika.
Rehabilitasi sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kondisi individu tersebut pada kondisi terbaiknya, seperti saat belum menyalahgunakan narkoba. Perbaikan seperti inilah yang diharapkan mampu membuat individu tersebut kembali sehat dan beraktivitas normal seperti sediakala.
Rehabilitasi narkoba
Golongan berikutnya adalah rehabilitasi narkoba yang berarti mengembalikan kondisi kejiwaan para pecandu narkoba supaya bisa lepas dari segala keterikatan dengan obat-obatan terlarang. Rehabilitasi semacam ini juga bisa diberikan pada pengguna narkoba yang belum memasuki fase kecanduan atau ketergantungan.
Bagi pengguna yang belum kecanduan cenderung lebih cepat proses penyembuhannya karena zat racun yang terdapat dalam narkoba belum sepenuhnya mengendalikan aktivitas sel otak. Pada dasarnya, rehabilitasi narkoba lebih mengutamakan pada upaya menghilangkan dampak negatif dari efek candu yang disebabkan oleh obat-obatan tersebut supaya kondisinya kembali normal.
Rehabilitasi mental
Golongan yang terakhir adalah rehabilitasi mental yang artinya segala upaya untuk perbaikan cara berpikir dan penataan kembali kondisi kejiwaan yang terganggu. Kondisi ini bisa berupa stres, depresi, emosi yang tidak stabil, gampang tersinggung, hingga sering berhalusinasi.
Kondisi seperti ini bisa diakibatkan karena beban hidup yang terlalu berat hingga penggunaan obat-obatan terlarang. Bisa dikatakan pula, rehabilitasi mental adalah jalan terbaik untuk menyembuhkan dan mengembalikan karakter sekaligus sifat seseorang supaya kembali normal.
Berbagai kasus yang diperlukan tindakan perlindungan rehabilitasi
Beberapa kasus kejahatan yang layak mendapatkan rehabilitasi, antara lain:
Kejahatan yang disebabkan oleh anak di bawah umur
Anak-anak yang belum berusia 18 tahun, tetapi telah melakukan tindak kejahatan tertentu merupakan golongan yang wajib mendapatkan rehabilitasi secara benar. Sebab, anak-anak di usia ini lebih membutuhkan perbaikan moral dan perilaku daripada mendapatkan hukuman pidana penjara. Namun, rehabilitasi semacam ini juga memerlukan peran orangtua dalam mengembalikan karakter mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya demi masa depan nantinya.
Pecandu narkoba
Tak bisa dipungkiri, menggunakan narkoba bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Sebab, narkoba memiliki efek buruk yang bisa mengakibatkan seseorang tidak bisa berpikir secara rasional dan berperilaku menyimpang. Selain itu, zat beracun yang terkandung di dalam narkoba bisa merusak jaringan otak yang memicu halusinasi penggunanya. Tentu saja, hal tersebut bisa merusak masa depan dan kesehatan tubuh yang bersangkutan dalam jangka panjang.
Dengan adanya rehabilitasi, diharapkan para pengguna narkoba ini bisa mendapat pembinaan dan segala aktivitas yang nantinya disesuaikan dengan minat dan bakat masing-masing. Di samping itu pula, mereka akan diajarkan bagaimana untuk bertanggung jawab terhadap diri dan tidak ketergantungan lagi dengan obat-obatan terlarang dalam jenis apapun.
Kejahatan seksual
Diketahui, kasus kejahatan berupa perkosaan, pelecehan seksual, dan semacamnya bisa mendapat ancaman hukuman minimal 12 tahun kurungan penjara. Namun, para terdakwa ini juga diharuskan mendapat rehabilitasi demi mengurangi kecenderungan atas perilaku yang menyimpang tersebut sehingga lebih mudah disembuhkan.
Saat ini, kejahatan seksual lebih banyak dilakukan karena adanya perilaku yang menyimpang secara psikologis. Perilaku seperti ini berawal dari ketidakpahaman tentang risiko hukum yang bisa menjerat kapan saja, bahaya, dan juga efek buruk yang menimpa korban beserta keluarganya.
Wanita Tuna Susila (WTS)
Selain kejahatan seksual, perilaku dan kegiatan para wanita tuna susila dianggap meresahkan masyarakat. Sebab, tindakan mereka tidak sesuai dan bertentangan dengan norma agama. Kegiatan yang mereka lakukan juga bisa merusak moral, menjatuhkan citra sekaligus martabat masyarakat karena bisa ditiru oleh generasi mendatang.
Oleh sebab itulah, wanita tuna susila wajib diberikan rehabilitasi secara menyeluruh di panti karya sosial khusus wanita. Biasanya, rehabilitasi ini berupa pemahaman tentang perilaku yang baik di masyarakat dan program pembinaan yang disesuaikan dengan bakat serta minatnya.
Manfaat rehabilitasi
Sesuai dengan definisinya, rehabilitasi bermanfaat untuk mengembalikan citra baik dan perilaku seseorang yang menyimpang. Segala perilaku yang meresahkan masyarakat tersebut akan dibuat kembali baik.
Secara garis besar, hukuman pidana penjara tidak bisa sepenuhnya memberi dampak jera bagi pelaku kejahatan. Pasalnya, hukuman ini disinyalir mengandung berbagai perilaku dan praktik yang tercela di dalamnya. Sementara pemberian program rehabilitasi mengutamakan pembentukan moral diri yang jauh lebih baik.
Diketahui, rehabilitasi jangka panjang sekurang-kurangnya selama enam bulan bisa memengaruhi perilaku seseorang menjadi lebih baik. Bahkan, orang tersebut bisa lebih memahami kerugian apa saja yang didapatkan dari kejahatan yang pernah dilakukan.
Manfaat lain dari rehabilitasi adalah kemampuan untuk menata dan menjadikan cara berpikir seseorang menjadi lebih dewasa, bijaksana, dan mandiri. Selain itu, rehabilitasi membuat seseorang tidak mudah terpengaruh lagi untuk berbuat kejahatan yang sama.
Rehabilitasi juga memungkinkan seseorang yang telah bebas dari penjara memiliki lapangan pekerjaan baru atau menciptakan peluang usaha yang berguna bagi sekelilingnya. Tentu saja, upaya ini berasal dari berbagai program yang telah dipelajari dan dipraktikkan selama pembinaan di lapas ataupun di pusat rehabilitasi.
Di samping itu, rehabilitasi yang dilakukan secara benar dan tuntas bisa menjadi seorang pelaku kejahatan mampu memberikan nasihat kepada orang lain supaya tidak mengikuti jejaknya.
Secara umum, rehabilitasi bukan hanya diberikan pada para pelaku kejahatan yang berusia di bawah delapan belas tahun saja. Namun, rehabilitasi ini juga bermanfaat bagi orang dewasa dan lansia untuk memperbaiki perilaku dan nama baik mereka di tengah masyarakat setelah dibebaskan dari hukuman.
JojoExpense mencegah terjadinya aksi kejahatan di lingkungan perusahaan
Mengingat kasus kriminalitas yang semakin marak di kalangan masyarakat, tak ada salahnya jika perusahaan melakukan tindakan pencegahan terhadap berbagai aksi kejahatan. Termasuk di antaranya penipuan dalam hal pengelolaan keuangan.
Untuk mencegah hal tersebut, ada baiknya jika kamu menggunakan aplikasi JojoExpense. Aplikasi ini mampu mengumpulkan data secara otomatis, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi risiko penipuan keuangan. Bahkan, perusahaan juga bisa memegang kendali penuh anggaran dengan mudah tanpa perlu repot.
Fitur paling menarik dari JojoExpense adalah peringatan dalam percobaan penipuan dalam reimbursement dan cash advance. Menarik, bukan?
Daripada menerka dan hanya bisa membayangkan seperti apa kecanggihan aplikasi JojoExpense, sebaiknya kamu coba saja dulu versi gratisnya. Lalu, tentukan keputusanmu demi produktivitas perusahaan yang jauh lebih baik!
