Cara Menumbuhkan Sense Of Belonging Dalam Diri Kita

Sense of belonging dalam diri manusia terlihat dari perasaan aman, nyaman, dikenali dan diterima dalam satu kelompok sama halnya seperti ikan dalam air. Tentunya sense of belonging ini berperan besar terhadap kesehatan mental dan secara tidak langsung kesehatan fisik.

Sense of belonging biasanya diartikan sebagai rasa memiliki suatu kelompok atau organisasi dalam diri anggotanya. Tentu sense of belonging adalah salah satu kebutuhan dasar untuk manusia. Tidak hanya itu bahwa sense of belonging juga sebagai pembentuk identitas dalam diri individu dan sebagai motivasi untuk berpartisipasi dalam kelompok apapun. Dalam diri manusia terlihat dari perasaan aman, nyaman, dikenali dan diterima dalam satu kelompok sama halnya seperti ikan dalam air. Tentunya sense of belonging ini berperan besar terhadap kesehatan mental dan secara tidak langsung kesehatan fisik.

Sense Of Belonging Dalam Organisasi

Manusia memang memiiki perasaan ingin diterima. Ini adalah suatu hal yang wajar. Kebutuhan akan penerimaan itu berlaku dimana saja, termasuk di dalam organsasi. Organisasi selalu memiliki sistemnya sendiri, sehingga ketika pertama kali masuk. Seseorang akan dipaksa untuk beradaptasi. Ketika proses beradaptasi ini berjalan. Rasa memiliki terhadap organisasi pun mulai tumbuh.

Tumbuhnya sense of belonging tidak dapat berdiri sendiri. Organisasi juga harus memfasilitasi hal tersebut, secara tidak langsung ia mulai merasa menjadi bagian didalamnya. Lalu ia akan melihat kondisi sekitar dan mencari cara untuk bisa diterima. Usaha yang dilakukan orang yang apabila dihargai, akan menimbulkan rasa  sedih dan empati pada organisasi dan orang yang didalamnya. Sehingga terbentuklah sense of belonging dalam dirinya.

Sense of belonging dalam diri anggota akan memberi dampak positif pada kehidupan organisasi, ia dijadikan sebagai motor untuk kreativitas dan profesionalitas kerja anggota organisasi. Karena rasa memiliki akan menumbuhkan etos kerja yang tinggi, profesional dan optimal.

Tentu akan berlaku hal sebaliknya jika dalam organisasi tidak memiliki sense of belonging maka akan timbul perasaan dikhianati ketika usaha dari individu tidak diakui. Sehingga terbentuklah perasaan tidak nyaman yang bila dibiarkan akan menjadi wabah penyakit yang merusak sistem organisasi itu sendiri.

  1. Tidak menemukan teman yang bisa dijadikan panutan atau andalan
  2. Orang sekitar susah menerima dirinya
  3. Organisasi tidak memiliki program yang jelas dalam menerima anggota
  4. Kondisi organisasi yang tidak kondusif, dalam arti terkesan cuek akan kehadiran individu sebagai anggota baru
  5. Kurangnya kemampuan diri untuk menyesuaikan dengan sesama anggota.

Sense of belonging diwujudkan dalam bentuk inisiatif, keberanian mengambil tanggung jawab dan risiko, serta keinginan berbagi. Dengan Sense of belonging seorang anggota akan senantiasa memberikan yang terbaik untuk organisasi atau perusahaannya.

Rasa memiliki merupakan ekspresi jiwa yang penting dalam kehidupan seseorang. Rasa memiliki juga akan memiliki dampak yang nyata terlihat dalam perilaku seseorang. Seseorang yang memiliki rasa memiliki akan bertindak peduli, terikat, memiliki empati, termotivasi bahkan mampu memberdayakan dirinya sendiri meskipun tidak ada stimulan.

Rasa Sangat erat hubungannya dengan batin. Mungkin organisasi secara fisik dianggap tak bernyawa, tapi sebenarnya di dalamnya ada nyawa, ada pimpinan, visi-misi, manajer, dan staf. Tantangannya, bagaimana membuat mereka feel at home, dalam pengertian bukan nyaman dan santai di rumah. Bukankah kini banyak keluarga modern tidak ada pembantu, sehingga penghuni rumah harus bersih-bersih rumah hingga ngosek wc sendiri. Inilah yang harus disadari organisasi; harus memancing dan memicu sense ini. Layaknya sebuah rumah tangga, tidak bisa hanya sebagian yang punya sense of belonging, tapi harus mutual atau saling memiliki.

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Pemimpin adalah orang yang paling berperan dalam menumbuhkan rasa (sense) karyawan terhadap organisasi. Kenapa? Karena sikap dan perilaku seorang pemimpin akan dicontoh oleh bawahan. Pimpinan harus berusaha menumbuhkan sense of belonging dengan jalan mempertajam visi-misi dan nilai-nilai di organisasi tersebut. Yang demikian itu kemudian harus terkomunikasikan hingga menyentuh semua level di organisasi. Bila semua lapisan sudah tercipta rasa memiliki yang sama, tugas para manajer pun akan menjadi lebih ringan sekaligus strategis. Tentunya, dengan kondisi organisasi yang kondusif, semua orang yang ada di dalamnya dapat bekerja dengan sepenuh hati.

Tentu kekuatan dari segalanya adalah kita mengambil niat membulatkan tekad awal bahwa bergabung didalam organisasi tentunya dengan tujuan yang jelas semisal ingin belajar bagaimana memanajemen waktu dan menyambung silaturahmi. Karena sebagai mahasiswa khususnya dalam dunia perkuliahan kita tak cukup hanya berproses didalam kelas saja lebih dari itu juga individu harus menempah kemampuan diluar.

Cara Membangun Sense Of Belonging Dalam Perusahaan

Pemahaman terhadap keberagaman atau diversity tidaklah cukup untuk membangun lingkungan kerja yang positif. Dibutuhkan sense of belonging terhadap perusahaan yang kuat dari karyawan sehingga tercipta rasa bertanggung jawab dan upaya yang tulus dalam setiap kinerja karyawan. Setiap orang perlu merasa diterima, dilibatkan, didengar, dan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari diri mereka. Rasa memiliki yang tulus mendorong karyawan untuk benar-benar unggul dalam perannya dan terlibat dengan perusahaan. 

Membangun Kepercayaan

Kepercayaan sangat penting untuk keberhasilan hubungan dengan rekan kerja. Jika tidak mempercayai salah satu anggota tim, anggota tim akan membuang waktu  karena kurang komunikasi yang berjalan tidak efektif. Kepercayaan dapat terbentuk jauh lebih cepat dengan pendekatan atau perspektif yang berbeda kepada seluruh tim. Untuk mencapai kepercayaan afektif, kita harus meluangkan waktu untuk mengenal kolega baru kita, memahami latar belakang, minat, dan keterampilan mereka, serta menunjukkan rasa hormat, kehangatan, dan perhatian. 

Kepercayaan di tempat kerja sering kali bermuara pada 2 kategori, yaitu kognitif dan afektif. Kepercayaan kognitif adalah tahap pertama dalam membangun hubungan yang kuat, dan berpusat pada meyakinkan sesama rekan bahwa perusahaan mampu bekerja dengan mereka untuk menyelesaikan tugas. Sementara kepercayaan afektif merupakan komponen dalam membangun hubungan yang lebih dalam dan tahan lama dengan orang lain yang membutuhkan saling pengertian lebih besar satu sama lain.

Diskusi Secara Terbuka

Hambatan antarpribadi yang ada di antara karyawan terjadi karena ketidaktahuan. Dengan kata lain, individu tersebut tidak memiliki pemahaman yang cukup mendalam tentang orang yang bekerja dengan mereka. Manajer dapat mengajak karyawan untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi soal peningkatan bisnis. Komunikasikanlah tujuan dan visi misi perusahaan secara terbuka. Diskusi yang rutin diadakan membuat karyawan merasa menjadi bagian perusahaan. Begitu karyawan saling memahami satu sama lain, konflik dapat diredam seminimal mungkin. 

Tetapkan Tujuan Tim Bersama

Menetapkan tujuan bersama dalam kelompok dapat mendorong karyawan memberikan kontribusi yang nyata dan tulus karena merasa diterima dengan baik oleh perusahaan. Patut dicatat bahwa penetapan tujuan tim harus selaras dengan tujuan dan budaya  perusahaan secara keseluruhan. Hal lain yang perlu disoroti adalah memastikan karyawan tetap berkontribusi secara efektif untuk mencapai visi tersebut serta membantu karyawan memahami visi secara umum dan bagaimana cara karyawan menyesuaikan diri.

Lakukan Penilaian Rutin

Perbaikan menyeluruh dalam aspek bisnis apa pun tidak mungkin dilakukan tanpa penilaian kinerja dan menganalisis aspek apa yang dapat ditingkatkan.  Salah satu cara untuk mengukurnya adalah dengan melakukan penilaian kinerja karyawan secara rutin. Saat penilaian selesai dilakukan, baik HRD, manager, dan sesama rekan kerja dapat memberikan saran atau feedback yang membangun untuk karyawan memperbaiki kinerjanya. 

Memupuk Ikatan Sosial

Walau konteks hubungan di perusahaan adalah hubungan profesional, tidak ada salahnya untuk membangun sebuah pertemanan yang akrab dan sehat di lingkungan kantor. Menurut laporan oleh Wildgoose, memiliki teman akrab di kantor dapat meningkatkan kinerja. Ketika orang merasa dekat dengan orang yang bekerja dengan mereka, mereka merasa lebih memiliki hubungan dengan bisnis secara keseluruhan. Perusahaan dapat menggunakan pengetahuan ini dengan berbagai cara. Memupuk ikatan sosial antar karyawan dapat dilakukan dengan penyelenggaraan permainan interaktif, family gathering antar karyawan, atau sekedar makan-makan bersama.

Berikan Apresiasi

Apresiasi diluar gaji untuk karyawan berprestasi akan sangat dihargai. Bagaimanapun juga, kontribusi karyawan memainkan peran penting bagi keberhasilan perusahaan. Apresiasi dapat berupa pemberian bonus atau hanya sebuah ucapan sederhana yang dapat menggugah karyawan. Bagi karyawan yang sudah berprestasi, hal ini akan membuat mereka merasa diakui keberasalannya dan semakin giat bekerja. Sementara bagi karyawan yang kinerjanya belum maksimal, prestasi dari rekan kerjanya membuat karyawan tersebut termotivasi untuk bekerja lebih giat. 

Kumpulkan data secara otomatis, tingkatkan produktivitas dan cegah penipuan keuangan serta pegang kendali penuh anggaran perusahaan dengan mudah dan kapanpun dimanapun dengan JojoExpense. Lebih cepat, mudah, tanpa perlu repot. Anda tidak perlu lagi khawatir pada penipuan keuangan. JojoExpense dapat memperingatkan Anda mengenai percobaan penipuan dalam reimbursement dan cash advance, berkat Intelligence OCR dan Real-Time Geotagging. Yuk, gunakan JojoExpense sekarang juga