Etos Kerja Saat Puasa : Nilai, Spirit, dan Hadist Berpuasa saat Bekerja

puasa dan etos kerja

Dalam fase pertama Ramadhan, puasa adalah sejenis anugerah. Artinya anugerah dan rahmat Allah sebagai sahabatnya. Sebagai manusia kita harus sangat pandai dan bersyukur kepada Tuhan atas segala kesehatan, kesejahteraan dan kekuatan yang telah Tuhan berikan, salah satunya adalah meningkatkan Etos Kerja Saat Puasa kita.

Tujuan puasa adalah untuk berhati-hati. Di bagian di mana puasa diperintahkan, kami menyebutnya la’allakum tattaqun (jadi harap berhati-hati). Kata takwa tentu mencakup semua perbuatan baik yang kita lakukan. Pekerjaan sehari-hari termasuk bagian dari mewujudkan kesalehan. Beberapa orang mengatakan bahwa puasa kita adalah pakaian saleh kita.

Namun ada Sebagian orang beranggapan bahwa puasa adalah penurunan moral. Hal ini biasanya terkait dengan kinerja orang yang berpuasa cenderung malas. Sekilas pandangan ini terlihat wajar, karena dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari kita membutuhkan energi dari asupan makanan dan minuman.

Jika asupan makanan dan minuman tidak maksimal, maka bisa dipastikan aktivitas kerja kita akan terganggu. Tapi apakah puasa selama Ramadhan menurunkan moral? Jika puasa Ramadhan dijadikan alasan untuk malas dan tidak melakukan aktivitas kerja dengan sebaik-baiknya, apakah sudah tepat?

Nilai untuk Etos Kerja Saat Puasa

puasa dan etos kerja

Dalam puasa terdapat tiga nilai utama: pertama, kritis dan peduli terhadap lingkungan sosial sekitarnya; kedua, ada keterkaitan antara kesalehan pribadi dan kesalehan sosial (kelompok), dan; ketiga, inovasi, kreativitas, efisiensi dan munculnya kesalehan. semangat religius yang inovatif.

Dari ketiga nilai tersebut, banyak spirit puasa yang dapat ditanamkan untuk meningkatkan efisiensi kerja. Cara untuk meningkatkan efisiensi kerja selama Ramadhan. Ramadhan merupakan ujian pendahuluan untuk menguji etika profesi seseorang. Jika etika profesi selama Ramadhan ditingkatkan, maka wajar jika produktivitas tenaga kerja akan terus meningkat di bulan-bulan setelah Ramadhan.

Hakikat aktivitas kehidupan manusia dapat dikaitkan dengan dua unsur, yaitu unsur ibadah dan unsur maksiat. Dalam setiap aktivitas kerja yang kita lakukan, kita semua termasuk dalam elemen ini. Catatan menunjukkan bahwa kehadiran kita di suatu elemen sangat bergantung pada niat untuk melaksanakan setiap pekerjaan yang kita lakukan.

Etos Kerja Saat Puasa bagi ASN

puasa dan etos kerja

Bulan suci Ramadhan penuh dengan berkah, ampunan, rahmat dan cinta Allah SWT. Sebagaimana dinyatakan dalam QS Al-Baqarah 183, semua orang yang beriman kepada umat Islam harus berpuasa di bulan Ramadhan agar bisa bertaqwa.

Bagi PNS, puasa memiliki banyak manfaat bagi dirinya dan hubungannya dengan Allah SWT. Hikmah puasa sangat erat kaitannya dengan amalan puasa, tidak terbatas pada menekan rasa lapar dan haus, tetapi juga dengan amalan puasa lainnya di bulan Ramadhan seperti sedekah, itikaf, membaca Alquran, Tarawi, dan sholat.

Mengenai datangnya Ramadhan, dipastikan akan menjadi pilar dan motivasi bagi seluruh pegawai untuk tidak bermalas-malasan melainkan untuk terus berupaya meningkatkan disiplin diri dan etika profesi. Sesuai dengan tanggung jawab dan fungsinya masing-masing, karena kita semua bisa bekerja dengan normal.

Karena niat Allah SWT tentunya ada juga damping shalat, jadi apa yang kita lakukan harus selalu berjalan lurus dan mendapat ridho dari Allah SWT. Selain itu, bulan yang penuh berkah ini harus menjadi wadah untuk membenahi batiniah, akhlak dan hati agar dapat berkarya lebih maksimal untuk kesejahteraan masyarakat.

Spirit Puasa saat bekerja

puasa dan etos kerja

Puasa mengandung banyak ruh. Melalui berbagai penelitian ilmiah, puasa bagi seseorang memiliki banyak manfaat baik dari segi kesehatan, ekonomi, politik, dan pendidikan. Tak kalah pentingnya dalam esensi berpuasa adalah meningkatnya etika profesional masyarakat dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari. Setidaknya akan menghasilkan lima roh puasa dalam etika profesi:

  • Pertama, munculnya hubungan spiritual yang erat antara manusia dengan Tuhan. Untuk memungkinkan orang meningkatkan efisiensi kerja mereka secara efektif selama Ramadhan;
  • Kedua, semangat puasa menjaga masyarakat tetap harmonis dengan hubungan kerja, hubungan harmonis dan harmonis. Antara bawahan dan atasan, serta antar lembaga,
  • Ketiga, semangat puasa telah melahirkan orang-orang yang mengadopsi cara-cara “legal” dalam proses bekerja dan mencari pekerjaan.
  • Keempat, semangat ini telah memupuk manusia pada tingkat saling menghormati, toleransi dan cinta di antara semua makhluk pencipta Tuhan universal.
  • Kelima, semangat puasa meningkatkan profesionalisme setiap pekerjaan.

Hadist Etos Kerja Saat Puasa

Dalam Hadits yang diriwayatkan Buhari dan Muslim, Nabi bersabda: “Nilai (nilai) kerja tergantung niat.” Oleh karena itu, nilai suatu bentuk pekerjaan harus dilihat tidak hanya dari perspektif produktivitas, tetapi juga dari perspektif keseluruhan dan filosofis niat baik atau buruk.

Selama Ramadan, semua hadiah akan meningkat secara eksponensial. Oleh karena itu, dengan nilai ibadah yang tinggi dipastikan setiap orang akan berlomba-lomba memperebutkan kegiatan guna meningkatkan efisiensi kerja yang baik.

Mereka yang memahami bulan indah ini pasti akan memperbanyak ragam aktivitasnya (beribadah), dan tentunya berusaha mengurangi aktivitas tersebut dengan unsur maksiat. Dengan cara ini, puasa diterima oleh Allah SWT. Oleh karena itu, berpuasa di bulan Ramadhan seharusnya tidak menjadi kendala untuk meningkatkan efisiensi kerja kita.

Imam Al-Ghazali mengatakan dalam pekerjaannya yang berat bahwa Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa setelah kita berpuasa dan adat lainnya, kita harus berada di dua hal. Artinya kita harus benar-benar menjadikan puasa sebagai ibadah yang luhur, dan dapat menginspirasi kita, keluarga kita dan seluruh umat. Sebagai upaya, ibadah yang kita terapkan diterima oleh Allah SWT.

Kesimpulan

Jika setelah Ramadhan etika profesi dan produktivitas menurun dan disiplin kerja dilanggar, maka puasa seseorang tidak dilandasi makna filosofis, melainkan hanya pada tataran historis atau ritual.

Oleh karena itu, kerja harus dipandang sebagai bentuk ibadah, panggilan dengan rasa dakwah. Karena berpuasa, ia tidak akan direpotkan oleh rasa lapar dan nafsu, karena bekerja juga bagian dari ibadah. Sulit untuk menyangkal bahwa itu tidak berakar pada kita masing-masing. Kami masih percaya bahwa pekerjaan itu tetap rutin.

Insya Allah selama masih ada kemauan dan keteguhan hati, tenaga kita tidak akan berkurang karena kita menekan rasa lapar dan nafsu keinginan. Kehilangan moral yang disebabkan oleh puasa adalah karena rendahnya keikhlasan dan kesabaran di dalam hati kita.

JojoExpense Membantu Anda Mengelola Pengeluaran Perusahaan dengan Lebih Efisien dan Hemat Waktu. Mengelola Data Klien Menjadi Lebih Mudah, JojoExpense memberi Anda akses mudah menuju keuangan perusahaan Anda tidak peduli tempat dan waktu.
 
Baik Anda mau mengajukan request reimbursement atau mengizinkan cash advance, semua dapat dilakukan melalui telepon genggam Anda. Anda dapat mengajukan request Anda secara langsung atau simpan untuk nanti, misalnya Anda ingin cek ulang aplikasi Anda. Semuanya tergantung Anda yang berkuasa soal manajemen finansial Anda sendiri.
 
Ketika Anda sudah duduk di meja Anda, Anda bisa fokus sepenuhnya pada tugas-tugas penting dan serahkan manajemen sampingan pada proses otomatis. Yuk pakai aplikasi expense management dari jojonomic sekarang. Dapatkan gratis demo 14 hari!