Konflik Internal : Faktor dan Cara Tepat Menanganinya

Dalam sebuah perusahaan, apa pun ukurannya, mereka pasti mengalami berbagai masalah, termasuk masalah eksternal dan internal. Dalam urusan internal, biasanya banyak terjadi konflik, tidak hanya masalah bisnis itu sendiri, tetapi juga masalah yang berkaitan dengan kinerja karyawan, gaya kepemimpinan dan manajemen. Ini biasanya disebut konflik internal.

Konflik internal biasanya terjadi dalam aktivitas atau aktivitas sehari-hari yang memungkinkan timbulnya masalah atau konflik yang dapat mengganggu aktivitas yang ada. Apalagi bila kegiatan tersebut dianggap penting dan berdampak signifikan bagi kepentingan banyak orang.

Hal semacam ini tidak menutup kemungkinan terjadinya perusahaan, di dalam perusahaan harus ada sumber daya manusia untuk melakukan aktivitas yang berkaitan dengan proses bisnis perusahaan. Adanya konflik dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor internal dan faktor eksternal.

Konflik yang disebabkan oleh faktor eksternal atau konflik eksternal berkaitan dengan urusan eksternal perusahaan itu sendiri, yang juga berdampak pada perusahaan. Di saat yang sama, konflik internal terjadi karena sumber daya yang ada di perusahaan.

Perbedaan latar belakang budaya yang membentuk kepribadian yang berbeda juga dapat menimbulkan faktor lain, baik yang mempengaruhi cara berpikir maupun sikap seseorang, yang tentunya mempengaruhi sumber daya manusia perusahaan.

Selain itu, adanya perbedaan kepentingan antar individu atau kelompok juga dapat menimbulkan konflik internal.Selain perasaan, kedudukan, dan latar belakang budaya yang berbeda, orang juga dapat memiliki tujuan yang berbeda dalam karirnya.

Oleh karena itu, sering kali hal ini menjadi masalah yang melanda perusahaan untuk mencapai tujuan sukses. Apakah konflik internal itu? Faktor apa yang menyebabkan konflik? Bagaimana saya bisa mengatasinya? Berikut ini kami akan memberikan beberapa poin kunci tentang konflik internal di perusahaan.

Pengertian Konflik Internal

Konflik adalah percekcokan, perselisihan, dan pertentangan baik antar individu, antar individu dengan lembaga, dan antar lembaga dengan lembaga. Konflik terbagi menjadi konflik internal dan eksternal Pada konflik internal permasalahan yang timbul berasal dari dalam, baik dalam diri sendiri ataupun dalam organisasi.

Sedangkan konflik eksternal sebaliknya, timbul dan faktor permasalahan yang berasal dari luar. Pada artikel ini kita akan memfokuskan pembahasan konflik internal dalam sudut pandang organisasi atau perusahaan, bukan perorangan. Kita akan membahas faktor yang dapat menimbulkan konflik internal dan cara mengatasninya. Yuk, langsung saja kita bahas bersama-sama.

Konflik Internal Organisasi dan Perusahaan

Konflik dalam sebuah perusahaan sangat umum terjadi baik antar divisi ataupun perorangan dalam suati divisi. Jika dibiarkan konflik yang terjadi dapat mengganggu kinerja dan progres pekerjaan yang sedang berjalan. Oleh karena itu sangat penting untuk segera di bahas dan diselesaikan.

Jika isu-isu yang menyebabkan konflik tidak segera diselesaikan dampak berdampak negatif pada personel dan keuangan perusahaan. Kerja sama tim akan terganggu, menurunya produktifitas, serta menurunya efisiensi waktu yang tadinya dapat digunakan dalam mengembangkan perusahaan, justru harus digunakan untuk menyelesaikan permasalahan internal.

Pengelompokan Konflik  Internal Berdasarkan Pelakunya

Pada bagian ini kita akan melihat jenis konflik internal yang terjadi dalam perusahaan berdasarkan dari subjek atau pelakunya. Apa saja jenis konfliknya, langsung saja kita bahas.

Konflik Personal

Konflik personal adalah konflik yang terjadi antara individu satu dan individu lainnya. Penyebab umumnya biasanya adalah ketidak cocokan dengan personalitas masing-masing dan/atau memang tidak menyukai satu sama lain. Dalam dunia kerja rivalitas, ketimpangan kinerja, miskomunikasi, dan leadership yang buruk merupakan faktor umum penyebab terjadinya konflik antar personel dalam sebuah perusahaan atau organisasi.

Konflik Intragrup

Konflik intragrup secara sederhana adalah konflik yang terjadi antara seseorang dengan kelompok atau divisi kerjanya. Penyebab utamanya biasanya senioritas, posisi jabatan, dan terbatasnya akses untuk menyampaikan pendapat.

Kelompok yang memiliki masalah ini umumnya memiliki kinerja yang buruk dan saling lempar tanggung jawab. Waktu yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan masalah bersama-sama, malah digunakan untuk menjatuhkan satu sama lain.

Konflik Intergrup

Jenis konflik internal adalah konflik intergrup, yang terjadi antar divisi dengan divisi yang ada dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Konflik horizontal yang terjadi dalam perusahaan ini bisa umumnya disebabkan oleh rivalitas dan miskomunikasi.

Contoh konflik divisi sales dengan divisi keuangan. Misal tim sales menganggap biaya operasional dirasa sangat kurang untuk mencapai target yang ditentukan. Sementara dilain pihak devisi keuangan tidak bisa berbuat apa-apa karena memang operasional tim sales sudah dilakukan pembudgetan.

Divisi keuangan merasa tidak melakukan kesalahan dan tim sales juga dalam operasinya merasa tidak mendaptkan dukungan yang akhirnya akan membuat produktivitas menurun. Alih-alih terjadi peningkatan penjualan, malah penurunan penjualan yang terjadi jika masalah ini tidak segera diatasi.

Faktor Konflik Internal dalam Sebuah Organisasi atau Perusahaan

Secara umum, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan konflik, seperti perbedaan keyakinan dan perasaan individu. Perbedaan persepsi dalam mendirikan dan menjalankan kegiatan bisnis perusahaan akan berdampak pada konflik sosial.

Hal ini karena beberapa kegiatan secara otomatis akan melibatkan relasi sosial seseorang sehingga menimbulkan pandangan yang tidak konsisten antara kelompok dan individu. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya konflik dalam organisasi dan perusahaan. Beberapa penyebabnya adalah sebagai berikut.

Prilaku Pasif Agresif Konflik Internal

Apa sih yang dimaksud prilaku pasif agresif? Meskipun kamu belum pernah mendengar istilah tersebut pasti kamu pernah mengalami atau melihatnya. Prilaku ini sederhananya adalah prilaku sabotase yang dilakukan seseorang terhadap orang lain ataupun kelompok kerjanya.

Bisanya prilaku ini terjadi antara seorang manager dengan Personelnya. Umumnya terjadi jika terjadi kesalahan dalam bekerja, personel selalu dijadikan kambing hitam. Tapi jika mendapatkan pengakuan dan reward atas kinerja yang bagus hanya si manajer yang mendapatkan pengakuan dan reward atas usaha tim yang dilakukan.

Bullying dan Pelecehan dalam Konflik Internal

Sayangnya bullying dan pelecehan dalam dunia kerja masih terjadi saat ini. Hal ini akan membuat korban merasa tidak nyaman dan memfokuskan usahanya melindungi diri dibanding melakukan pekerjaannya. Tidak hanya itu permasalahan ini bisa berdampak negatif kepada korban secara personal seperti menurunnya rasa percaya diri, menarik diri dari kegiatan kelompok, dan lain sebagainya. Faktor konflik internal seperti ini harus lah mendapatkan perhatian penuh dari perusahaan, karena selain melanggar hukum dampak negatif secara psikologis juga sangat besar.

Job Description yang Tidak Jelas

Kejelasan tugas dan peran dalam pekerjaan adalah sumber dari segala miskomunikasi dan masalah yang terjadi. Ketidak jelasan dapat membuat tumpang tindih pekerjaan dan pemilihan pekerjaan yang mudah saja untuk diselesaikan. Karena ketidak jelasan tugas dan pekerjaan maka personel akan memilih perkerjaa yang temudah, personel yang mendapatkan pekerjaan yang lebih sulit akan meras tidak adil apa lagi ditambah dengan faktor senioritas.

Senioritas Jadi Konflik Internal

Senioritas meski ada sisi positifnya jika dilihat dari sudut pandang budaya di Indonesia yang mengharuskan generasi yang lebih muda menghormati generasi yang lebih tua. Tapi dalam pekerjaan hal ini dapat menghambat penyelesaian masalah, karena terbatasnya akses mengemukakan pendapat, rasa sungkan untuk berkontribusi, rasa takut dikucilkan, dan lain sebagainya. Dalam dunia kerja seharusnya indikator utama adalah pengalaman dan kompetensi. Tidak semua orang yang lebih senior memiliki pengalaman dan kompetensi lebih dibanding juniornya.

Kurangnya Kesempatan Berkembang yang Sama

Hal ini bisa terjadi karena adanya senioritas ataupun bullying dalam sebuah organisasi perushaan. Karena alasan tersebut tingkat partisipasi korban bullying atau junior yang ditekan oleh seniornya dalam berkontribusi positif akan sangat minimal bahkan tidak ada sama sekali.

Hal ini bukan karena orang tersebut tidak memiliki ide dan gagasan yang dapat memajukan perusahaan. Tapi karena orang tersebut tidak merasa menjadi bagian dari organisasi dan perusahaan karena perlakuan yang diterima dari rekan kerja dan seniornya.

Pergantian Kebijakan

Salah satu sumber konflik internal yang umum adalah adanya pergantian kebijakan atau kebijakan baru yang dirasa kurang tepat. Biasanya disebabkan karena ada divisi kerja yang merasa dirugikan dan diperlakukan tidak adil dari hadirnya kebijakan tersebut.

Romantisme dalam Dunia Kerja

Romantisme dalam dunia kerja bisa memicu timbulnya konflik antar individu. Individu yang dimaksud bisa individu dalam satu divisi tertentu atau individu dengan individu lain dari divisi yang berbeda. Penyebab utamanya tidak lain adalah perasaan cemburu.

Tips Atasi Konflik Internal dalam Perusahaan atau Organisasi

konflik internal

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan dalam menagkal potensi konflik dan mengatasi konflik sebelum berdampak kepada produktifitas dan kinerja personel. Adapun caranya adalah sebagai berikut.

Konseling

Cara pertama yang bisa dilakukan dalam menangani konflik yang terjadi adalah memberikan konseling pada indiviu atau kelompok yang bermasalah. Konseling dilakukan dengan mendengarkan dan melakukan pengertian terhadap masalah yang timbul.

Dengan konseling perusahaan dapat mengidentifikasi sumber masalah dan mencari jalan terbaik dengan cara seadil mungkin. Sehingga pihak yang bermasalah bisa berkompromi dan kembali fokur ke tugas dan tanggung jawab pekerjaannya.

Intervensi

Meskipun penyelesaian konflik dengan intervensi tidak menyelesaikan akar permasalahan tapi bisa menjadi langkah awal agar permasalahan tidak membesar. Intervensi bisa dilakukan oleh manager atau atasan, dengan catata manager atau atasan yang dimaksud bukanlah bagian dari masalah itu sendiri.

Konfrontasi yang Terkontrol

Konfrontasi jenis ini dapat dilakukan pada tingkat divisi dimana konflik internal terjadi. Individu yang memiliki permasalahan bisa langsung menyampaikan keluhan dan duduk permasalahannya dengan diawasi rekan kerja lain ataupun manajer. Jika konflik terjadi antara manajer dan personel maka pengawasan bisa dilakukan oleh orang yang memiliki setidaknya satu tingkat lebih tinggi dari manajer yang menjadi bagian dari masalah yang dimaksud.

Perubahan Secara Keseluruhan

Perubahan Organisasi perlu dilakukan jika memang dampak negatif yang terjadi sudah sangat meresahkan dan membahayakan eksistensi perusahaan. Hal ini bisa dihindari jika sebelumnya konflik-konflik kecil yang terjadi diberikan perhatian dan dicari jalan keluarnya.

Strategi Menangani Konflik Internal

Di antara sekian banyak faktor penyebab terjadinya konflik internal, semua sumber daya manusia perusahaan harus dapat menanganinya dengan benar agar tidak berdampak negatif terhadap aktivitas perusahaan. Bagaimana Anda menyelesaikan kontradiksi dalam perusahaan?
Berikut ini adalah beberapa metode atau strategi untuk menangani konflik internal di perusahaan:

Tetap berkomunikasi

Tentunya dalam sebuah organisasi (khususnya sebuah perusahaan) terdapat beberapa orang yang terlibat, dan perlu dibangun komunikasi yang efektif untuk menjalankan semua aktivitas yang ada. Dengan cara ini, perusahaan harus menjaga komunikasi yang baik untuk menjalankan semua aktivitas.

Mengapa demikian? Ketika sumber daya manusia internal perusahaan dapat menjaga komunikasi, otomatis akan terhindar dari hal-hal buruk yang merugikan perusahaan. Misalnya dapat menghindari kesalahpahaman, dapat membantu individu atau tim untuk membentuk kinerja terbaik, menciptakan suasana yang menguntungkan dan positif, dan banyak aspek lainnya yang tentunya bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu, poin pertama harus diterapkan dengan baik pada perusahaan.

Pengungkapan implementasi

Salah satu penyebab konflik internal adalah kesadaran akan pentingnya mengungkapkan pendapat atau saran yang membangun. Beberapa orang sering menyembunyikan masalah yang berkaitan dengan rekan perusahaan, bahkan terkait dengan aktivitas perusahaan itu sendiri.

Dengan cara demikian, jika hal seperti ini terjadi, maka tidak mengherankan bila suatu konflik akan menimbulkan perselisihan di dalam perusahaan. Untuk menghindari situasi ini, disarankan untuk membuka sumber daya manusia perusahaan jika terjadi masalah, dan keduanya berharap dapat berkembang untuk kebaikan bersama.

Ambil sikap positif, fleksibel dan profesional

Jika terjadi konflik internal, cara untuk memperbaiki kondisi internal perusahaan adalah dengan menerapkan sikap yang positif, fleksibel dan profesional di semua tingkatan perusahaan. Postur tubuh ini bisa diterapkan dengan memberikan arahan yang baik dan tepat sehingga bisa dilakukan untuk semua orang.

Mempertimbangkan konflik internal semacam ini, masyarakat khawatir hal tersebut akan mengganggu kelangsungan kesuksesan perusahaan, dan tentunya akan merugikan kepentingan semua pihak. Oleh karena itu, diharapkan dengan proaktif, fleksibel dan profesional, setiap orang dapat secara aktif mencari solusi yang tepat untuk menyelesaikan konflik.

Kesimpulan Konflik Internal

Inilah beberapa cara untuk menyelesaikan konflik di dalam perusahaan. Melalui ulasan di atas tidak menutup kemungkinan akan timbulnya dampak positif akibat konflik internal dalam perusahaan, bahkan konflik tersebut tentunya dianggap sebagai syarat yang diperlukan untuk membina dan memotivasi perusahaan agar menjadi lebih baik dan lebih sukses.

JojoTimes adalah aplikasi yang mempermudah absensi tim kerjamu secara online. Dengan sistem ini personel perusahaanmu tidak perlu lagi harus dipusingkan dengan masalah absensi, apalagi bagi personel yang kegiatan kerjanya memiliki mobilitas yang tinggi.

konflik internal

Produktifitas dan efisiensi akan meningkat hingga 100%. Alhasil beban HRD menjadi lebih ringan dan dapat mengidentifikasi potensi konflik internal perusahaan yang mungkin terjadi.