Perbedaan Kebijakan Moneter Kualitatif dan Kuantitatif, Apa Saja?

Istilah kebijakan moneter mungkin sudah tak asing lagi di telinga Anda. Secara sederhana, istilah ini merujuk pada suatu kebijakan yang dirilis oleh bank sentral dan biasanya kita temui dalam  bentuk persedian uang dalam jumlah tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Aktivitas kebijakan ini juga secara tidak langsung akan mengatur biaya standar bunga kredit, margin requirement, kapitalisasi bank maupun bank yang kemudian akan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir.

Dalam prakteknya, kebijakan moneter ini akan sangat erat kaitannya dengan kondisi ekonomi suatu bangsa atau negara. Di mana setiap kebijakan yang ditentukan akan berpengaruh terhadap sektor pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan hingga stabilitas harga produk-produk di pasaran. Selain itu, setiap kebijakan moneter juga memiliki tujuan lain berupa menyimbangkan neraca pembayaran hingga mencapai tujuan ekonomi makro negara tersebut.

Untuk itu kebijakan moneter ini merupakan salah satu langkah atau keputusan besar yang harus dipertimbangkan secara matang. Karena pengaruh yang diberikan pun akan dirasakan secara luas oleh masyarakat.

Jenis-jenis Kebijakan Moneter

Jenis-jenis Kebijakan Moneter

Penting untuk diketahui bahwa kebijakan moneter ini terdiri dari beberapa jenis. Di antaranya adalah kebijakan moneter kuantitatif dan kualitatif. Nah, pada artikel di bawah ini, Jojonomic juga akan memberikan informasi lengkap mengenai definisi dari masing-masing jenis kebijakan tersebut.

1. Kebijakan moneter kuantitatif

Pada dasarnya kebijakan moneter yang satu ini merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh Bank Sentral untuk dapat memberikan dampak terhadap penawaran uang serta suku bunga dalam ekonomi. Ini dapat berupa menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat maupun mengurangi peredarannya.

Langkah kebijakan yang dilakukan dengan memberikan penawaran uang yang ditambah akan berdampak terhadap penurunan suku bunganya. Dengan demikian, aktivitas ekonomi dapat berjalan dengan lebih baik lewat pembukaan peluang lapangan kerja yang semakin besar serta menurunnya angka pengangguran.

Selain itu dalam jenis kebijakan ini, terdapat beberapa pengeluaran agregat yang berhubungan dengan barang dan jasa harus dikurangi juga. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menciptakan keseimbangan antara pengeluaran dalam aktivitas perekonomian serta jumlah penawaran barang dan jasa.

Dalam prakteknya, kebijakan moneter kuantitatif biasa dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah di antaranya:

a) Operasi pasar terbuka

Pertama dapat dilakukan dengan cara operasi pasar terbuka. Yakni sebuah metode pengendalian uang dengan melakukan aktivitas penjualan atau pembelian Sertifikat Bank Indonesia.

b) Politik diskonto

Berikutnya ada discount policy atau yang kerap juga disebut dengan politik diskonto. Ini merupakan langkah yang kerap dilakukan oleh Bank Sentral dalam mengendalikan penyebaran uang dengan mengurangi atau menaikkan suku bunga bank.


Untuk menambah penyebaran uang, Bank Sentral akan menurunkan suku bunga mereka. Begitu pun sebaliknya apabila ingin mengurangi pengedaran uang di masyarakat.

c) Giro wajib minimum

Terakhir ada giro wajib minimum atau yang juga sering disebut dengan reserve requirement ratio. Sederhananya, istilah ini merujuk pada sejumlah dana yang harus disimpan oleh Bank Sentral. Nah, ketika negara mengalami inflasi, tingkat giro wajib minimum ini pun juga akan mengalami peningkatan. Sehingga nantinya, dana yang disalurkan oleh bank umum ke masyarakat akan berkurang dan mengurangi inflasi.

2. Kebijakan Moneter Kualitatif

Jenis yang berikutnya adalah kebijakan moneter kualitatif yang bertujuan untuk mengawasi setiap bentuk pinjaman maupun investasi yang dilakukan oleh setiap bank dalam aktivitas perdagangan. Kebijakan ini memiliki tujuan utama sebagai komponen yang mempengaruhi jenis pinjaman yang diberikan oleh bank tersebut. Dengan demikian, Bank Sentral dapat memiliki kendali terhadap kondisi pertumbuhan ekonomi yang diharapkan.

Kebijakan moneter kualitatif ini biasanya dibedakan menjadi dua jenis. Di antaranya adalah sebagai berikut:

a) Pengawasan pinjaman terpilih

Dalam hal ini, Bank Sentral akan terus melakukan pengawasan terhadap pinjaman dana maupun investasi yang ditawarkan oleh bank tertentu agar sesuai dengan ketentuan dari pemerintah. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar pertumbuhan ekonomi mampu mencapai titik angka yang diharapkan. Selain itu juga untuk mengendalikan pola investasi dan pinjaman yang ditawarkan oleh lembaga perbankan.

b) Himbauan moral 

Berikutnya ada himbauan moral atau yang lebih sering disebut dengan moral suasion. Istilah ini merujuk pada satu metode yang digunakan oleh Bank Sentral dalam menghimbau setiap lembaga bank maupun pengusaha agar tetap menaati setiap aturan yang sudah ditetapkan oleh mereka. 

Himbauan ini bisa berupa tulisan maupun ajakan untuk para pihak yang terlibat menghindari perilaku yang tidak diperbolehkan. Moral suasion biasanya dikeluarkan ketika terdapat kondisi yang kurang baik dalam ekonomi suatu negara dan tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Salah satu contohnya adalah Bank Indonesia yang menganjurkan para bank umum untuk menurunkan suku bunga milik mereka.

Perbedaan Kebijakan Moneter Kualitatif dan Kuantitatif

Perbedaan Kebijakan Moneter Kualitatif dan Kuantitatif

Dari penjelasan singkat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kedua kebijakan ini memiliki perbedaan yang cukup jelas. 

Pada kebijakan moneter kualitatif, Bank Sentral cenderung berfokus pada pengawasan setiap bentuk pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank umum. Sedangkan pada kebijakan moneter kuantitatif lebih berfokus pada kebijakan yang mempengaruhi jumlah penawaran uang maupun besaran suku bunga yang ditawarkan dalam satu perekonomian.

Tujuan Diadakannya Kebijakan Moneter

Tujuan diadakannya Kebijakan Moneter

Secara umum, tujuan diadakannya kebijakan moneter ini adalah untuk mengatur jumlah uang yang diedarkan di masyarakat demi menjaga kestabilan perekonomian dan tingkat inflasi suatu negara. Sebab semakin banyak uang yang tersebar dapat memicu terjadinya tingkat inflasi yang tinggi serta mengurangi value riil dari nominal uang tersebut.

Begitu pun jika uang yang beredar terlalu sedikit hal ini dapat membuat angka impor menjadi semakin tinggi namun tidak diimbangi dengan sektor eksportirnya. Selain itu, kemungkinan terjadi deflasi juga akan terbuka sangat lebar. Di mana harga kebutuhan mungkin akan mengalami penurunan namun diikuti dengan gaji atau upah para pekerja yang menurun juga.

Untuk itu, kebijakan moneter perlu selalu diadakan agar kondisi perekonomian suatu negara tetap stabil dan terhindar dari risiko buruk yang dapat berdampak pada kelangsungan hidup masyarakat. Terutama para pelaku bisnis maupun usaha yang sangat bergantung pada berita ekonomi negaranya.

Penutup

Demikianlah artikel mengenai kebijakan moneter kualitatif dan perbedaannya dengan kuantitatif yang perlu Anda ketahui. Lewat penjelasan singkat di atas, Anda dapat mengetahui seberapa penting masing-masing jenis kebijakan moneter ini untuk selalu diadakan oleh Bank Sentral dan pemerintah.

Bagi Anda pelaku bisnis atau usaha yang pasti akan terdampak oleh setiap kebijakan moneter ini, penting untuk menyiapkan berbagai macam opsi solusi. Salah satu caranya adalah dengan mengelola keuangan perusahaan dengan baik berdasarkan tujuan awal dari bisnis tersebut.

Jojo Expense dapat dijadikan pilihan untuk membantu Anda dalam melakukan manajemen keuangan perusahaan dengan cara yang lebih mudah, rapi dan terstruktur. Aplikasi ini didesain khusus untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan pengeluaran dalam perusahaan dengan cara yang lebih efektif dan efisien.

Dilengkapi dengan fitur yang mumpuni mulai dari Cash Advance, Capture Expense, Reimbursement Online, Mobile Approval hingga Budget Controlling. Perangkat ini dapat diandalkan dalam setiap situasi dan kondisi meskipun Anda sedang tidak ada di kantor. Karena seluruh kebutuhan tersebut dapat diakses melalui gadget yang Anda miliki.

Jojo Expense juga dibekali teknologi mutakhir berupa OCR Intelligence dan Realtime Geotagging yang memungkinkan perusahaan untuk terhindar dari risiko fraud financial. Menarik,  bukan?

So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Jojo Expense dan permudah cara Anda dalam mengelola keuangan perusahaan sekarang juga!