Mengenal Tujuan Investasi, Jenis dan Risiko yang Ditawarkan

Tujuan Investasi

Investasi menjadi salah satu istilah yang cukup populer di era modern seperti saat ini. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah investor di Indonesia dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan karena semakin banyak penggiat literasi keuangan yang memberikan edukasi pada masyarakat mengenai pentingnya berinvestasi. 

Selain itu, kemajuan zaman yang serba digital juga menawarkan kemudahan dalam hal berinvestasi. Yang memungkinkan siapapun kini dapat menanamkan modalnya tanpa harus repot-repot pergi ke bank maupun lembaga sekuritas yang. Bahkan kini untuk berinvestasi pun bisa dimulai dengan nominal paling kecil dari Rp 1.000.

Sayangnya, meski sudah diberikan banyak kemudahan serta minimal modal untuk memulainya yang cukup ringan. Masih banyak orang yang ragu dan tidak mau memulai menginvestasikan sebagian uangnya. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh stigma di mana investasi merupakan produk keuangan yang sangat berisiko dan dapat menimbulkan kerugian besar. Padahal hal tersebut tidaklah benar, selama Anda berinvestasi pada instrumen terpercaya serta mau belajar mendalami dunia investasi, kerugian seperti apapun dapat diantisipasi.

Keraguan orang-orang untuk mulai terjun ke dunia permodalan juga seringkali dikait-kaitkan dengan tujuan investasinya. Beberapa dari mereka beranggapan bahwa menabung saja sudah lebih dari cukup. Padahal menabung secara konvensional hanya akan membuat uang Anda tergerus oleh inflasi. Sedangkan berinvestasi dapat menghindarkan Anda dari risiko tersebut.

Nah, untuk menjawab keraguan Anda mengenai hal tersebut, pada artikel kali ini Jojonomic akan mengajak Anda untuk memahami lebih jauh tentang tujuan investasi hingga hal-hal yang berkaitan dengannya. Apa saja itu? Simak lengkap artikelnya berikut ini, ya.

Apa Itu Investasi?

Apa itu investasi?

Sebelum membahas lebih jauh mengenai tujuan dari investasi. Pertama-tama Anda harus mengetahui definisi dari istilah yang satu ini. 

Secara sederhana, investasi merupakan sebuah aktivitas penanaman modal yang dilakukan dalam satu periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan profit atau keuntungan. Aktivitas ini dapat dilakukan untuk menghindari risiko terjadinya inflasi di masa mendatang. Di mana  lewat investasi ini, dana yang dimiliki akan mengalami pertumbuhan yang nantinya dapat mengalahkan laju inflasi.

Investasi biasa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Mereka yang membutuhkan dana besar untuk kehidupannya di masa mendatang biasanya akan menggunakan investasi dalam bentuk apapun. Mulai dari deposito, emas, obligasi, properti, reksadana, saham atau yang lainnya.

Tak ada aturan pasti yang mengharuskan Anda untuk berinvestasi pada satu instrumen tertentu saja. Anda bisa menggunakan semua lini investasi mulai dari yang minim risiko hingga yang paling riskan sekali pun seperti saham.

Tujuan Investasi

Tujuan Investasi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu tujuan investasi adalah mendapatkan profit atau keuntungan lewat uang yang tumbuh dan menghasilkan bunga. Bunga yang ditawarkan oleh instrumen investasi jauh lebih besar dibandingkan jika Anda menabung secara konvensional di bank. Dengan demikian, lewat bunga tersebut Anda tak perlu khawatir lagi soal inflasi yang terjadi setiap tahun. 

Dengan berinvestasi juga secara tidak langsung Anda berupaya untuk mendapatkan penghasilan tambahan setiap periode waktu tertentu. Misalnya saja Anda berinvestasi pada deposito atau obligasi, yang mana setiap bulannya Anda akan mendapatkan bunga atau kupon yang dapat dicairkan.

Jika Anda berinvestasi pada emas, reksadana ataupun saham, keuntungan ini bisa didapat dari selisih harga jual dan beli yang Anda lakukan pada saat itu. Sehingga Anda bisa mengukur kira-kira berapa profit yang bisa didapatkan.

Selain itu, tujuan investasi berikutnya adalah untuk membantu Anda dalam mencapai tujuan keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Ini bisa saja meliputi keinginan Anda untuk membeli mobil baru, rumah, membiayai pernikahan, menyiapkan dana pendidikan anak bahkan hingga dana pensiun.

Bagi perusahaan yang memiliki uang dingin juga dapat diletakkan pada instrumen investasi tertentu. Nantinya perusahaan bisa memperoleh omset tambahan sehingga dapat membantu jalannya operasional agar lebih lancar ataupun untuk keperluan pengembangan produk bahkan hingga ekspansi bisnis.

Jenis-jenis Investasi berdasarkan Jangka Waktunya

Jenis investasi

Secara umum, investasi berdasarkan jangka waktunya dibagi menjadi 2 kategori yakni investasi jangka pendek dan jangka panjang. Yang dimaksud oleh investasi jangka pendek adalah investasi yang berlangsung hanya 1-2 tahun saja. Sedangkan yang termasuk investasi jangka panjang mulai dari 3 tahun hingga lebih.

Nah, masing-masing kategori investasi berdasarkan jangka waktunya tersebut memiliki jenis instrumen yang berbeda. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Jenis investasi jangka pendek

Yang termasuk ke dalam kategori investasi jangka pendek biasanya meliputi instrumen yang berisiko rendah. Seperti deposito dan obligasi. Kedua instrumen investasi tersebut sering dijadikan pilihan bagi para investor pemula dalam menanamkan modalnya.

Namun demikian, karena risiko yang ditawarkan cukup rendah, sehingga profit atau return yang diberikan pun juga terbilang kecil. Pada deposito bank misalnya, bunga yang ditawarkan mulai dari 3-5 persen per tahun. Sedangkan untuk obligasi atau surat utang, bunga yang diberikan mulai dari 5-8 persen tiap tahunnya.

2. Jenis investasi jangka panjang

Berikutnya ada investasi jangka panjang yang didominasi oleh instrumen berisiko menengah ke atas. Mulai dari emas, properti, reksadana hingga saham. Secara sederhana, emas sebenarnya tidak memiliki risiko yang terlalu tinggi. Namun hal ini berbanding terbalik pada properti seperti tanah atau bangunan. 

Di mana harganya yang cukup tinggi membuat aset properti seringkali sulit untuk dijual kembali. Akibatnya, beberapa orang yang membutuhkan dana segera mau tidak mau harus menjual aset tersebut di bawah harga pasar.

Sedangkan untuk reksadana dan saham, merupakan salah satu jenis investasi yang memberikan return cukup menggiurkan. Namun hal tersebut juga diimbangi oleh risiko yang ditawarkan. Pada reksadana setiap kali Anda mendapatkan keuntungan, maka nantinya uang tersebut akan dibagi dengan Manajer Investasi yang mengelolanya. Sedangkan pada saham, analisis yang salah ketika melakukan transaksi perdagangan dapat memicu Anda mengalami kerugian yang signifikan. 

Risiko yang Ditawarkan 

Risiko investasi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masing-masing instrumen investasi memiliki risikonya tersendiri. Dimulai dari deposito yang menawarkan risiko rendah, namun Anda tetap harus berhati-hati saat akan menginvestasikan uang pada instrumen ini. Pastikan bahwa uang tersebut tidak akan digunakan dalam jangka waktu dekat. Sebab, deposito hanya dapat dicairkan kembali ketika jatuh tempo.

Begitu pun obligasi yang memiliki masa tenggat waktu yang haru ditaati. Namun sedikit berbeda dengan deposito, instrumen investasi berbentuk surat utang ini dapat dipindahtangankan atau dijual ke orang lain. Tentu Anda akan mengalami kerugian jika melakukan hal tersebut.

Sedangkan pada investasi emas, risiko yang ditawarkan sebenarnya lebih pada kehilangan bentuk fisiknya. Misalnya saja ketika rumah Anda dibobol maling atau Anda tidak sengaja lupa menaruh emas tersebut. Namun jika Anda berinvestasi pada emas digital, risiko ini dapat dihindari.

Lalu untuk investasi reksadana dan saham, keduanya menawarkan risiko yang kurang lebih sama. Mengingat pada reksadana, instrumen yang digunakan juga sebenarnya adalah bagian dari saham. 

Nah, seperti yang kita tahu, pergerakan grafik pasar modal sangatlah fluktuatif. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik suatu negara. Untuk itu, investor yang menanamkan modalnya pada saham harus benar-benar memahami produk saham yang mereka beli. Sedangkan para investor yang menggunakan reksadana harus memastikan bahwa Manajer Investasi yang dipilih cukup kredibel dan portofolio efek yang mereka miliki menguntungkan.

Penutup

Jojo Expense

Demikianlah artikel mengenai tujuan investasi, jenis hingga risiko yang ditawarkan. Lewat pemahaman dari artikel di atas, kini Anda sudah mengetahui seluk beluk dari aktivitas permodalan yang satu ini. Jadi, sudahkah Anda siap untuk mulai berinvestasi sekarang?

Seperti yang telah kami sebutkan di atas bahwa investasi ini tak hanya diperlukan oleh perseorangan atau individu. Namun juga dapat dilakukan oleh perusahaan yang memiliki uang dingin alias uang yang tidak terpakai dalam jangka waktu dekat. Sehingga alih-alih hanya dianggurkan, uang tersebut dapat diputar dan ditanamkan pada instrumen investasi tertentu untuk meraup profit tambahan.

Namun sebelum memutuskan untuk menginvestasikan dananya, Anda harus memastikan bahwa keuangan perusahaan dalam kondisi yang stabil. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan adalah dengan menggunakan Jojo Expense, sebuah software manajemen pengeluaran perusahaan yang dapat membantu Anda dalam mengelola anggaran dan seluruh komponen keuangan.

Aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai macam fitur unggulan mulai dari Reimbursement Online, Cash Advance, Capture Expense, Mobile Approval dan masih banyak lagi lainnya. Dilengkapi juga teknologi mutakhir berupa Intelligence OCR dan Realtime Geotagging yang memungkinkan perusahaan dapat terhindar dari risiko fraud financial atau penipuan keuangan yang dilakukan oleh karyawan tak bertanggung jawab. Menarik, bukan?

So, tunggu apa lagi? Yuk, gunakan Jojo Expense dan permudah cara Anda dalam mengelola keuangan perusahaan sekarang juga!