Hal Yang Memicu Zoom Fatigue Dan Bagaimana Mengatasinya

zoom

Pandemi COVID-19 menjadi bencana global yang masih terus berlangsung sejak awal tahun 2020. Hingga menginjak akhir tahun, sudah tak terhitung berapa banyak upaya dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus serta mencegah bertambahnya jumlah pasien. Beberapa upaya di antaranya ialah melakukan protokol kesehatan dan mengurangi kerumunan pada lokasi-lokasi vital, seperti perusahaan dan sekolah. Hal tersebut berdampak pada perubahan aktivitas operasional, yang lebih kita kenal dengan istilah work from home (WFH) dan pembelajaran secara daring (online), namun belakangan ini muncul fenomena yang disebut zoom fatigue.

Aplikasi Zoom merupakan bukti bahwa kemajuan teknologi mampu memudahkan manusia dalam berkomunikasi, sehingga jarak yang jauh pun akan terasa dekat. Zoom adalah aplikasi yang menyediakan layanan video conference dan banyak digunakan selama pandemi berlangsung untuk menunjang kegiatan WFH dan pembelajaran online. Awalnya aplikasi Zoom disambut baik oleh masyarakat karena sangat membantu, namun belakangan ini muncul fenomena yang disebut zoom fatigue.

zoom

Apa yang dimaksud dengan Zoom Fatigue?

Secara psikologis, zoom fatigue merupakan suatu istilah yang menggambarkan kelelahan, rasa khawatir, dan jenuh terkait penggunaan platform komunikasi virtual yang berlebihan. Seperti pengalaman lain yang terkait dengan pandemi virus corona, kelelahan akibat komunikasi virtual melalui zoom sangat umum terjadi secara intens. Agar lebih memahami zoom fatigue, para ahli di bidang psikologi berusaha meninjau proses kelelahan mental sebagai referensi.

Menurut para psikolog, komponen inti dari kelelahan mental adalah pertukaran antara reward dan costs yang tanpa sadar terjadi dalam ketika Anda beraktivitas. Reward atau penghargaan yang dimaksud ialah sesuatu yang Anda dapatkan ketika melakukan suatu aktivitas. Sedangkan costs disini ialah sesuatu yang harus Anda korbankan selama melakukan aktivitas tertentu.

Interaksi sosial berkaitan dengan hormon oksitosin yang memodulasi jalur dopamin yang teraktivasi saat Anda menerima reward atas aktivitas tertentu. Ketika terjadi aktivasi jalur dopamin, maka hal tersebut akan memicu munculnya energi dan motivasi. Data MRI fungsional mengungkapkan bahwa interaksi sosial melalui tatap muka langsung dapat mengaktifkan jalur dopamin yang lebih besar dibandingkan dengan melihat rekaman. Sehingga semakin sering seseorang berinteraksi secara langsung, maka energi dan motivasi yang timbul akan semakin besar. Sebaliknya, semakin sering seseorang berinteraksi secara pasif atau tidak melalui tatap muka, maka justru akan memicu rasa lelah secara mental.

zoom

Faktor Apakah yang memicu Zoom Fatigue?

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa kurangnya interaksi secara langsung berdampak pada aktivasi jalur dopamin serta berkurangnya motivasi dan energi yang harusnya Anda dapatkan dari aktivitas tertentu. Kurangnya motivasi dan energi inilah yang membuat Anda merasa lelah secara mental meskipun awalnya Anda merasa bahwa aplikasi zoom memudahkan dalam komunikasi.

Selain berkurangnya motivasi dan energi, masih ada lagi beberapa faktor yang memicu zoom fatigue, antara lain:

  • Isi form berikut ini untuk mendapatkan demo gratis aplikasi HRIS hari ini.
  • This field is for validation purposes and should be left unchanged.

Meningkatnya Tekanan Finansial dan Angka Pengangguran

Sudah menjadi rahasia umum bahwa pandemi COVID-19 mengakibatkan tak sedikit pelaku usaha memilih untuk gulung tikar lantaran tak mampu lagi membiayai operasional perusahaan. Bahkan selama pandemi berlangsung, tak terhitung perusahaan di bidang kuliner mulai menjajakan produknya di pinggir jalan dengan harga yang jauh lebih murah. Tak sedikit pula perusahaan yang bertahan dengan cara mengurangi jumlah karyawan melalui jalur PHK.

Hal-hal tersebut tentunya berdampak pada meningkatnya angka pengangguran. Terlebih diimbangi dengan tekanan kebutuhan finansial yang masih harus berjalan, terutama mengenai kebutuhan kuota internet guna menunjang pekerjaan dan pembelajaran online. Akibatnya, banyak orang merasa stress bahkan depresi memikirkan bagaimana mereka dapat bertahan hidup dengan himpitan ekonomi yang kian terasa mencekik.

Multitasking

Selain tekanan dari segi finansial, pandemi COVID-19 juga menuntut baik karyawan maupun pelajar untuk membiasakan diri dengan melakukan multitasking. Multitasking adalah keterampilan dalam mengerjakan beberapa aktivitas pekerjaan secara sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya tugas atau deadline yang harus dikerjakan oleh para karyawan maupun pelajar yang melakukan kegiatan secara virtual.

Multitasking sendiri sebenarnya tidak selalu efisien karena nyatanya tidak semua orang dapat memecah fokusnya untuk mengerjakan beberapa hal dalam waktu bersamaan. Apabila ditinjau dari segi output yang dihasilkan, mungkin seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Namun multitasking juga dapat secara signifikan menyebabkan penurunan konsentrasi serta kelelahan fisik maupun mental.

Respons Verbal Virtual

Berdasarkan penelitian para psikolog telah ditemukan bahwa audio merupakan alasan utama rapat secara virtual dapat menguras energi para pesertanya. Hal tersebut disebabkan oleh penundaan milidetik dalam respon verbal virtual yang berdampak negatif pada persepsi interpersonal Anda.

Umumnya dalam usaha memperoleh informasi tentang orang lain, seseorang akan menangkap isyarat sosial seperti sentuhan, perhatian, dan postur tubuh. Hal tersebut terjadi begitu saja dalam hitungan milidetik. Sedangkan selama video conference berlangsung, sebagian besar isyarat sosial ini menjadi lebih sulit untuk divisualisasikan. Sehingga mungkin ada ekspresi wajah atau gerakan tubuh yang tidak dapat ditangkap dengan jelas, dan mempengaruhi persepsi Anda mengenai orang tersebut.

zoom

Bagaimana Mengatasi Zoom Fatigue?

Fenomena zoom fatigue dalam psikologi sebenarnya tidak secara spesifik merujuk pada kelelahan secara mental akibat penggunaan aplikasi Zoom yang terlalu sering. Melainkan kelelahan secara mental akibat penggunaan media komunikasi virtual yang berlebihan melalui aplikasi video conference apapun. Masalahnya, situasi yang belum kunjung membaik memaksa para perusahaan dan tenaga pendidikan untuk tetap menggunakan aplikasi video conference, salah satunya Zoom.

Lantas bagaimanakah sebaiknya langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi Zoom Fatigue?

Hindari Multitasking

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, multitasking merupakan salah satu faktor pemicu zoom fatigue. Penelitian menunjukkan bahwa multitasking justru mengurangi waktu produktif Anda sebanyak 40%. Tak hanya itu, para peneliti di Stanford juga menyebutkan bahwa orang-orang yang melakukan multitasking tidak dapat mengingat banyak hal.

Oleh sebab itu, hindari melakukan multitasking. Anda dapat memulainya dengan menutup semua tab atau program lain, seperti kotak masuk dan ponsel Anda, selama melakukan obrolan video. Dengan demikian maka Anda dapat lebih fokus terhadap apa yang dibicarakan dalam obrolan video.

Berikan Waktu Istirahat

Memandang layar komputer untuk melakukan panggilan video melalui Zoom dalam waktu terlalu lama merupakan salah satu pemicu terjadinya zoom fatigue. Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk mengalihkan pandangan dari komputer selama beberapa detik untuk mengistirahatkan mata Anda. Hal ini akan membantu Anda untuk mempertahankan fokus dalam melakukan pekerjaan Anda.

Jika Anda seorang pimpinan, pertimbangan untuk tidak mengadakan rapat secara berturut-turut atau dalam jangka waktu terlalu lama. Apabila Anda biasa mengadakan rapat selama satu jam dalam satu hari, maka berikan jeda waktu 15 menit di tengah-tengah agar karyawan dapat beristirahat sejenak.

Kurangi Penggunaan Video Conference

Langkah terakhir untuk mencegah zoom fatigue ialah mengurangi penggunaan video conference atau panggilan video. Sebagai alternatif, Anda dapat beralih melalui penggunaan telepon atau email untuk koordinasi pekerjaan. Penelitian menyebutkan bahwa kebanyakan orang jauh lebih terbiasa menggunakan ponsel untuk koordinasi terkait project tertentu daripada panggilan video.

Anda juga dapat memberikan opsi pada karyawan untuk menonaktifkan fitur kamera untuk mencegah mereka merasa lelah melihat gambar diri sendiri. Hal tersebut mungkin akan berdampak signifikan pada kinerja karyawan, khususnya karyawan yang memiliki kepribadian introvert. Jika perlu, berikan kebebasan pada karyawan Anda untuk melakukan panggilan video di tempat yang menurut mereka lebih efektif dalam menunjang efektivitas kinerja mereka.

zoom

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan ketika memberlakukan kebijakan work from home di era pandemi COVID-19 ialah laporan kehadiran atau absensi. JojoTimes merupakan aplikasi yang membawa solusi untuk permasalahan tersebut. Aplikasi JojoTimes memiliki fitur GPS dan pengenalan wajah yang akurat untuk memantau aktivitas karyawan Anda dimanapun mereka berada. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan fitur fingerprint dan pendeteksi ID palsu untuk mencegah penipuan.

JojoTimes juga dapat memudahkan Anda dalam:

  • Menghemat waktu untuk absensi kehadiran karyawan
  • Mengontrol kebijakan cuti dan lembur karyawan
  • Menghemat waktu untuk laporan kehadiran bulanan

Nah, tunggu apalagi? Segera daftarkan perusahaan Anda sekarang juga dan mulailah dengan mencoba secara gratis selama 14 hari!